Ilustrasi--Truk sampah mengantre giliran membuang sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah Sumur Batu, Bantar Gebang. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)
Ilustrasi--Truk sampah mengantre giliran membuang sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah Sumur Batu, Bantar Gebang. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)

TPST Bantar Gebang Mulai Tertata di Bawah Kendali Pemprov DKI

Damar Iradat • 15 Maret 2017 20:15
medcom.id, Jakarta: Kondisi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, perlahan menunjukan perubahan. Beberapa perubahan bahkan terlihat mencolok.
 
Perubahan mencolok itu antara lain mulai tidak adanya antrean kendaraan truk sampah yang ingin masuk ke Bantar Gebang. Biasanya, saat pengelolaan masih ditangani pihak swasta, PT Godang Tua Jaya (GTJ) joint operation PT Navigat Organic Energy Indonesia (PT NOEI), antrean truk lumrah terjadi.
 
"Kalau kita lihat sekarang juga tidak ada antrean lagi. Ini karena kami terus melakukan pembenahan di internal Bantar Gebang," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji di TPST Bantar Gebang, Rabu, 15 Maret 2017.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memang resmi mengambil-alih pengelolaan TPST Bantar Gebang pada pertengahan tahun lalu. Kinerja PT GTJ jo PT NOEI kala itu dianggap tidak memuaskan, sehingga Pemprov berani swakelola tempat pengolahan sampah ini.
 
Pada masa peralihan, Pemprov sempat mengaku kewalahan mengurus TPST Bantar Gebang, lantaran alat berat belum mencukupi. Namun, pada akhir tahun lalu, 40 alat berat juga sudah masuk ke TPST Bantar Gebang.
 
Jika ditotal, jumlah alat berat di TPST Bantar Gebang sekarang mencapai 60 unit. Rinciannya, standard excavator 33 unit, long arm excavator 2 unit, bulldozer 14 unit, wheel loader 6 unit, dan refuse compactor 5 unit.
 
Selain penambahan alat berat, Isnawa mengatakan, Pemprov DKI juga berencana kerja sama dengan PT Holcim Indonesia untuk memperbaiki lintasan truk di Bantar Gebang menggunakan semen jenis SpeedCreed. Saat ini, perbaikan lintasan juga masih dikebut.
 
Beberapa evaluasi juga terus dilakukan Pemprov DKI. Di antaranya soal instalasi pengolahan air sampah (IPAS), pengoptimalan water treatment, dan rutin memonitor power house.
 
"Karena power house-nya masih di kisaran belum sampai di 1 megawatt," singkatnya.
 
Soal pekerja di TPST Bantar Gebang, Pemprov DKI juga sudah mengakomodasi para bekas pekerja PT GTJ dan warga sekitar. Dari catatan yang didapat Metrotvnews.com, saat ini, total pekerja mencapai 707 orang.
 
"Dicampur antara pegawai Dinas yang dimutasi ke Bantar Gebang, bekas pegawai PT GTJ, warga sekitar, dan dari plant stasiun peralihan antara (SPA) Sunter," kata Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Energi Terbarukan, Komposting, dan 3R Serta Pemrosesan Akhir Sampah TPST Bantar Gebang, Rizky Febrianto.
 
Masalah upah dan tunjangan juga diklaim sudah tidak ada masalah. Para petugas yang direkrut sudah diberi gaji sekitar Rp3,8 juta dan diberikan jaminan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
 
Rencana TPST Bantar Gebang ke Depan
 
Tak ingin jalan di tempat, Pemprov DKI juga telah menyiapkan berbagai rencana untuk TPST Bantar Gebang dalam beberapa tahun ke depan. Rizky menyebut, setidaknya ada tiga rencana untuk TPST Bantar Gebang.
 
Pertama, rencana pembangunan pusat waste to energy atau energi terbarukan di zona IV. Rencananya, bakal dibangun sebanyak tiga hingga lima unit untuk menghabiskan 18 juta kubik sampah.
 
"Kemudian, kami juga bakal menjadikan TPST Regional yang mencakup DKI Jakarta, Kota dan Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bogor. Jadi, bukan hanya sampah DKI yang masuk ke sini," terang Rizky.
 
Terakhir, TPST Bantar Gebang juga direncanakan menjadi pusat studi persampahan nasional. Hal ini, mulai terlihat dari banyaknya ilmuwan yang mendatangi TPST Bantar Gebang.
 
Isnawa mengklaim, saat ini, makin banyak banyak beberapa perusahaan atau negara lain yang mulai tertarik untuk studi ataupun penelitian terhadap kualitas pengolahan sampah di Bantar Gebang. Adapun, para peneliti seperti diklaim Isnawa datang dari Belanda, Korea Selatan, dan Jepang, untuk meneliti Bantar Gebang.
 
Selain itu, Isnawa mengaku berencana membangun masjid di sekitar kawasan Bantar Gebang. Tidak hanya masjid, rencananya bakal dibangun pula tempat pencucian mobil untuk truk-truk sampah DKI.
 
"Nanti, kalau sudah ada carwash, semua truk di sini wajib dicuci dan balik ke Jakarta dengan kondisi bersih," tegas Isnawa.
 

 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DHI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan