Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku ada keanehan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2020. Penyebabnya, sistem tidak terverifikasi.
"Ini ada problem sistem yaitu sistem digital, sistemnya digital tapi tidak smart," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.
Anies memaparkan smart yang dimaksud bisa melakukan pengecekan, verifikasi, dan pengujian. Sayangnya, sistem saat ini belum seperti itu.
Selama ini, data dimasukkan manual oleh manusia. Hal ini memungkinkan kesalahan lebih besar, mengingat begitu banyak item yang perlu dimasukkan dalam data.
"Jadi itu sudah kita temukan, itu akan dikoreksi dan ini salahnya sistem karena mengandalkan manusia," kata dia.
Anies menyebut masalah seperti ini terjadi tiap tahun. Dia berniat mengubah sistem digital terlebih dahulu agar problem serupa tak terulang.
"Karenanya menurut saya, saya tak akan meninggalkan ini pada gubernur selanjutnya, PR ini. Karena saya terima warisan nih, sistem ini," ujar dia.
Mantan Menteri Pendidikan tersebut berencana membangun sistem tersebut pada 2020. Tujuannya buat semakin meminimalkan potensi kesalahan manusia.
"Karena itu ini akan diubah, tak akan dibiarkan begitu saja. Let's do it in a smart way," ujar dia.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku ada keanehan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2020. Penyebabnya, sistem tidak terverifikasi.
"Ini ada problem sistem yaitu sistem digital, sistemnya digital tapi tidak
smart," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.
Anies memaparkan
smart yang dimaksud bisa melakukan pengecekan, verifikasi, dan pengujian. Sayangnya, sistem saat ini belum seperti itu.
Selama ini, data dimasukkan manual oleh manusia. Hal ini
memungkinkan kesalahan lebih besar, mengingat begitu banyak item yang perlu dimasukkan dalam data.
"Jadi itu sudah kita temukan, itu akan dikoreksi dan ini salahnya sistem karena mengandalkan manusia," kata dia.
Anies menyebut masalah seperti ini terjadi tiap tahun. Dia berniat mengubah sistem digital terlebih dahulu agar problem serupa tak terulang.
"Karenanya menurut saya, saya tak akan meninggalkan ini pada gubernur selanjutnya, PR ini. Karena saya terima warisan nih, sistem ini," ujar dia.
Mantan Menteri Pendidikan tersebut berencana membangun sistem tersebut pada 2020. Tujuannya buat semakin meminimalkan potensi kesalahan manusia.
"Karena itu ini akan diubah, tak akan dibiarkan begitu saja.
Let's do it in a smart way," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)