Pasukan Oranye mengambil sampah dan limbah di aliran Sungai Ciliwung di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (9/2/2017). Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pasukan Oranye mengambil sampah dan limbah di aliran Sungai Ciliwung di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (9/2/2017). Foto: Antara/Muhammad Adimaja

Kualitas Air Sungai di Jabodetabek Parah

Dede Susianti • 04 April 2017 08:29
medcom.id, Bogor: Sebanyak 15 sungai di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tercemar mulai sedang hingga berat. 
 
Perkembangan jumlah penduduk dan permukiman yang pesat di kawasan tersebut menyumbang pencemaran sungai. Jika tidak dikontrol pemerintah setempat, tingkat pencemaran makin mengkhawatirkan.
 
Demikian diungkapkan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Teuku Iskandar pada Sarasehan Air dan Air Limbah, di Bogor, kemarin.

Kawasan Jabodetabek, jelas Iskandar, dihuni sekitar 25 juta penduduk. Jumlah tersebut diyakini akan terus berkembang, begitu pun dengan jumlah permukiman. Hal itu menuntut kebutuhan air yang juga akan terus meningkat.
 
Kondisi air saat ini mengalami penurunan drastis atau ketersediaannya berkurang. Selain itu, kondisinya tercemar akibat kerusakan resapan air dan eksploitasi air tanah.
 
"Kerusakan itu akibat alih fungsi lahan. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali juga menyebabkan munculnya permukiman kumuh dan pusat-pusat industri yang dapat memperbarui kualitas air," kata dia.
 
Baca: KLHK Petakan Titik Sampah di Sungai Jakarta
 
Apabila tidak dikelola dengan baik, kata dia, tingkat pencemaran yang tinggi akan terjadi pada sungai-sungai, di antaranya Sungai Ciliwung dan Cisadane.
 
Direktur Pengendalian Pencemaran Air pada Ditjen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sri Parwati Murwanti Budi Susanti mengatakan, di beberapa lokasi, terjadi kesenjangan keseimbangan dan ketersediaan debit air sungai. Kualitas air sungai pun mengkawatirkan.
 
Parameter utamanya, ungkap Sri, ialah bakteri E coli dari air limbah domestik. Belum lagi, dari grey water (air bekas mandi dan cuci) dan limbah minyak goreng yang biasanya langsung dibuang ke aliran sungai.
 
"Peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan harus seiring sejalan. Jika tidak, yang merugi ialah generasi mendatang," imbuhnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan