Jakarta: Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih di TPST Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, diproyeksi menghasilkan listrik sebanyak 783,63 MWh pada 2020. PLTSa yang telah dioperasikan selama 221 hari pada 2020 itu juga menghasilkan beragam produk turunan selain listrik.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Syaripudin mengatakan PLTSa bantar gebang mengolah 9.879 ton sampah. PLTSa tersebut menghasilkan 1.918 ton fly ash and bottom ash (FABA).
"Tahun 2020 diproduksi 29.263 paving block dan produksi rata-rata per bulan sebesar 3.658 buah/bulan sebagai pemanfaatan FABA," kata Syaripudin dilansir Antara, Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.
Berdasarkan jumlah hari operasional sinkronisasi dengan turbin, total energi listrik yang dihasilkan mencapai 783,63 MWh. Atau sekitar 110,59 kWh per ton sampah yang dibakar.
Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, berharap PLTSa Bantar Gebang tak hanya memberi manfaat menghasilkan listrik. Pembangkit itu diharapkan menjadi alternatif pengolahan sampah yang mampu mereduksi sampah secara signifikan, cepat, dan ramah lingkungan.
Masyarakat juga bisa memperoleh pembelajaran dalam pengolahan sampah secara termal guna implementasi pada fasilitas pengolahan sampah sejenis skala besar di masa mendatang. "Hal tersebut sejalan dengan visi TPST Bantar Gebang, sebagai pusat riset dan studi persampahan," kata Asep.
Baca: Cahaya PLN Terangi Desa di Timur Indonesia
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam proyek percontohan pembangkit PLTSa di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang pada 2019. Proyek ini diinisiasi untuk menanggulangi tumpukan sampah dan memperpanjang umur manfaat TPST Bantar Gebang.
PLTSa Merah Putih tersebut dibangun untuk mendorong penggunaan dan pengembangan inovasi pengelolaan sampah untuk menghasilkan energi listrik. PLTSa Merah Putih merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang dirancang dengan waktu operasi 24 jam per hari dan 250-300 hari per tahun. PLTSa tersebut menggunakan bahan bakar sampah berkapasitas 100 ton per hari.
Jakarta: Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih di TPST Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, diproyeksi menghasilkan listrik sebanyak 783,63 MWh pada 2020. PLTSa yang telah dioperasikan selama 221 hari pada 2020 itu juga menghasilkan beragam produk turunan selain listrik.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
DKI Jakarta Syaripudin mengatakan PLTSa bantar gebang mengolah 9.879 ton sampah. PLTSa tersebut menghasilkan 1.918 ton
fly ash and bottom ash (FABA).
"Tahun 2020 diproduksi 29.263
paving block dan produksi rata-rata per bulan sebesar 3.658 buah/bulan sebagai pemanfaatan FABA," kata Syaripudin dilansir
Antara, Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.
Berdasarkan jumlah hari operasional sinkronisasi dengan turbin, total energi listrik yang dihasilkan mencapai 783,63 MWh. Atau sekitar 110,59 kWh per ton sampah yang dibakar.
Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, berharap PLTSa Bantar Gebang tak hanya memberi manfaat menghasilkan listrik.
Pembangkit itu diharapkan menjadi alternatif pengolahan sampah yang mampu mereduksi sampah secara signifikan, cepat, dan ramah lingkungan.
Masyarakat juga bisa memperoleh pembelajaran dalam pengolahan sampah secara termal guna implementasi pada fasilitas pengolahan sampah sejenis skala besar di masa mendatang. "Hal tersebut sejalan dengan visi TPST Bantar Gebang, sebagai pusat riset dan studi persampahan," kata Asep.
Baca:
Cahaya PLN Terangi Desa di Timur Indonesia
Pemerintah Provinsi (
Pemprov) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam proyek percontohan pembangkit PLTSa di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang pada 2019. Proyek ini diinisiasi untuk menanggulangi tumpukan sampah dan memperpanjang umur manfaat TPST Bantar Gebang.
PLTSa Merah Putih tersebut dibangun untuk mendorong penggunaan dan pengembangan inovasi pengelolaan sampah untuk menghasilkan energi listrik. PLTSa Merah Putih merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang dirancang dengan waktu operasi 24 jam per hari dan 250-300 hari per tahun. PLTSa tersebut menggunakan bahan bakar sampah berkapasitas 100 ton per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)