Jakarta: Vaksinasi booster sebagai syarat mudik lebaran bertujuan untuk melindungi orang tua dan anak-anak. Sebab, mobilitas masyarakat yang diperkirakan mencapai 80 juta orang berpotensi meningkatkan penularan.
"Karena risikonya meningkat maka kita tambahkan proteksi kekebalan pada tubuh untuk meningkatkan kemampuan menghadapi tingginya penularan," kata Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi 'Dialektika Demokrasi: Balada Booster dan Mudik Lebaran' di Senayan, Jakarta Pusat, dilansir Media Indonesia, Kamis, 7 April 2022.
Baca: Bingung Vaksin Apa Saat Booster? Catat Ini Panduannya
Nadia menerangkan mudik berkaitan dengan momen bertemu keluarga yang umurnya sudah tua, bahkan memiliki komorbid. Kemudian bertemu dengan anak yang berumur di bawah 6 tahun. Kedua kelompok tersebut termasuk rentan.
Kemenkes mendorong kebijkan vaksin booster sebelum mudik lebaran untuk menjaga kesehatan, baik diri sendiri maupun keluarga di kampung halaman.
Sampai saat ini vaksin booster sudah disuntikkan kepada 25 juta orang dengan penambahan per hari sebanyak 309.712 orang. "Kita tentunya tidak kosentrasi pada vaksin ketiga saja. Vaksinasi reguler 1 dan 2 tetap kita kejar, dan saat ini vaksinasi dosis kedua dari target 208 juta itu sudah mencapai angka hampir 80 persen, tapi target kita mau lebih lagi," ungkapnya
Diharapkan pada akhir Mei 2022 sebanyak 270 juta masyarakat sudah divaksin lengkap untuk memenuhi syarat dari WHO, bahwa herd immunity terjadi jika 70 persen masyarakat sudah divaksinasi. Nadia menuturkan percepatan vaksinasi tidak hanya menyasar daerah asal pemudik, tetapi juga di daerah tujuan mudik.
"Sehingga secara bersamaan tentu vaksin reguler tetap dikejar karena kita tahu, misal, banyak yang disuntik dosis ketiga tapi kemudian banyak juga vaksin reguler yang tidak lengkap, maka akan menjadi locus kelemahan kita. Ditambah dengan mobilitas yang tinggi tentu akan menjadi potensi peningkatan kasus yang besar," jelas Nadia. (MI/M. Iqbal Al Machmudi)
Jakarta:
Vaksinasi booster sebagai syarat mudik lebaran bertujuan untuk melindungi orang tua dan anak-anak. Sebab, mobilitas masyarakat yang diperkirakan mencapai 80 juta orang berpotensi meningkatkan penularan.
"Karena risikonya meningkat maka kita tambahkan proteksi kekebalan pada tubuh untuk meningkatkan kemampuan menghadapi tingginya penularan," kata Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi 'Dialektika Demokrasi: Balada
Booster dan Mudik Lebaran' di Senayan, Jakarta Pusat, dilansir
Media Indonesia, Kamis, 7 April 2022.
Baca:
Bingung Vaksin Apa Saat Booster? Catat Ini Panduannya
Nadia menerangkan mudik berkaitan dengan momen bertemu keluarga yang umurnya sudah tua, bahkan memiliki komorbid. Kemudian bertemu dengan anak yang berumur di bawah 6 tahun. Kedua kelompok tersebut termasuk rentan.
Kemenkes mendorong kebijkan vaksin
booster sebelum
mudik lebaran untuk menjaga kesehatan, baik diri sendiri maupun keluarga di kampung halaman.
Sampai saat ini vaksin
booster sudah disuntikkan kepada 25 juta orang dengan penambahan per hari sebanyak 309.712 orang. "Kita tentunya tidak kosentrasi pada vaksin ketiga saja. Vaksinasi reguler 1 dan 2 tetap kita kejar, dan saat ini vaksinasi dosis kedua dari target 208 juta itu sudah mencapai angka hampir 80 persen, tapi target kita mau lebih lagi," ungkapnya
Diharapkan pada akhir Mei 2022 sebanyak 270 juta masyarakat sudah divaksin lengkap untuk memenuhi syarat dari WHO, bahwa
herd immunity terjadi jika 70 persen masyarakat sudah divaksinasi. Nadia menuturkan percepatan vaksinasi tidak hanya menyasar daerah asal pemudik, tetapi juga di daerah tujuan mudik.
"Sehingga secara bersamaan tentu vaksin reguler tetap dikejar karena kita tahu, misal, banyak yang disuntik dosis ketiga tapi kemudian banyak juga vaksin reguler yang tidak lengkap, maka akan menjadi locus kelemahan kita. Ditambah dengan mobilitas yang tinggi tentu akan menjadi potensi peningkatan kasus yang besar," jelas Nadia. (MI/M. Iqbal Al Machmudi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)