MRT. Dok MI.
MRT. Dok MI.

Pemprov DKI Kebut Angkutan Massal untuk Atasi Kemacetan

Putri Anisa Yuliani • 10 Desember 2023 14:09
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengebut pembangunan angkutan massal untuk mengatasi kemacetan. Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan sesuai cetak biru pembangunan di Jakarta, pembangunan MRT dan LRT Jakarta harus diupayakan untuk mengatasi kemacetan di DKI.
 
Untuk rute MRT Jakarta, Pemprov DKI tidak hanya berupaya membangun Fase 2A rute Bundaran HI-Kota tetapi juga untuk koridor Timur-Barat (Cikarang-Balaraja) Fase 1 Stage 1 Tomang-Medan Satria. Rencananya, Fase 1 Stage 1 Tomang-Medan Satria akan diresmikan pembangunannya pada Agustus 2024.
 
"Kan blue print pembangunan sudah ada. Ada 'East-West' MRT Jakarta," ungkap Heru di Jakarta, Minggu, 10 Desember 2023.

Ia juga terus memperluas cakupan rute TransJakarta. Saat ini, cakupan pelayanan TransJakarta sudah mencapai 86 persen. Perluasan layanan yang dilakukan menjangkau hingga ke wilayah Bodetabek.
 
"Juga membangun shelter (halte) transit dan integrasi. Bisa Jakarta dengan Bekasi, bisa Jakarta dengan Bogor," ujarnya.
 
Baca juga: Cara Anies Baswedan Bikin Jakarta Jadi Kota Paling Demokratis se-Indonesia

Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B dari Velodrome ke Manggarai saat ini sudah memasuki tahap pengeboran untuk pondasi struktur. Pengeboran tepatnya di titik P05 yang berlokasi di median Jalan Pemuda, Rawamangun.
 
Pekerjaan bore pile ini menjadi titik awal bagi Proyek LRT Jakarta Fase 1B yang telah menyelenggarakan Prosesi Ground Breaking pada 30 Oktober lalu. Sebagai tahapan pekerjaan struktur jalur layang, maka setelah pekerjaan bore pile ini, tahapan selanjutnya adalah pekerjaan tiang jembatan/pier, gelagar jembatan/girder, serta jalur rel/track berikut instalasi railway system yang secara keseluruhan akan dikerjakan oleh kontraktor utama yaitu KSO Waskita Karya – Nindya Karya – Len Railway System.
 
Proyek LRT Jakarta Fase 1B diproyeksikan akan berlangsung selama 36 bulan, dengan target pertama yakni dapat dilakukannya uji coba terbatas (trial run) hingga Stasiun Rawamangun di 2024. Nantinya Fase 1B ini akan menghubungkan antara Velodrome – Manggarai dengan bentang sepanjang 6,4 kilometer dengan 5 stasiun antara yaitu Stasiun Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman dan Manggarai.
 
Terpisah, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, pembangunan transportasi massal dikebut untuk menjadikan Jakarta kota yang nyaman bagi warga. Termasuk, untuk kemajuan ekonomi dan bisnis.
 
Terlebih, Jakarta akan berpusat menjadi kota bisnis dan ekonomi setelah nantinya tidak lagi menjadi ibu kota dan akan berfokus untuk berkembang menjadi kota global (global city). Ia pun membuka peluang investor dapat masuk untuk berinvestasi di sektor transportasi di Jakarta
 
"Butuh banyak infrastruktur yang kita kembangkan untuk menjadi global city. Salah satunya rute Bundaran HI-Kota itu 'fully underground' sehingga lebih banyak biaya yang dibutuhkan dibandingkan Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI). Sampai hampir Rp2 triliun per kilometernya," jelas Sri.
 
Sri mengatakan setidaknya membutuhkan dana Rp63 triliun untuk keseluruhan proyek MRT Jakarta koridor Timur-Barat (Cikarang-Balaraja).
 
"Membangun transportasi memang butuh biaya yang besar untuk itu tidak bisa kita hanya andalkan APBD dan APBN. Kita juga membuka diri untuk kerja sama dengan swasta lewat skema PPP (public private partnership)," ujar Sri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan