Jakarta: PT Moda Raya Terpadu (MRT) menyebut estimasi anggaran dalam proyek pembangunan MRT fase 2A meningkat ketimbang perencanaan pada 2018. Saat ini, prakiraan anggaran mencapai Rp25,3 triliun.
"Estimasi awalnya Rp 22,6 triliun sekarang menjadi Rp 25,3 triliun," ujar Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim di kantor pusat MRT di Wisma Nusantara, Jakarta, Selasa, 20 September 2022.
Silvia menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya anggaran tersebut. Seperti terjadinya kenaikan harga raw material lebih dari 50 persen akibat pandemi covid-19.
Lalu, kelangkaan material semi konduktor, inflasi akibat perang antara Rusia dengan Ukrania, kenaikan harga minyak dan energi dunia. Kemudian, jumlah stasiun yang lebih banyak untuk jalur Kota-Ancol Barat.
"Jadi ada supply chain problem juga kita ketahui bersama. Over the years dan puncaknya tahun ini. Karena ada faktor pandemi, faktor perang di Europe apalagi ada isu crisis semi conductor material," jelasnya.
Silvia menekankan besaran anggaran tersebut telah mencakup eskalasi harga hingga proyek selesai. Termasuk, untuk mengantisipasi adanya hal-hal di luar perencanaan.
"Diharapkan pelaksanaan efesiensi dan optimalisasi itu bisa dilakukan sehingga total biaya proyek tidak setinggi itu," bebernya.
Pembangunan MRT fase 2A dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Kota. Proyek tersebut dibangun sejak 2019.
Jakarta: PT Moda Raya Terpadu (
MRT) menyebut estimasi anggaran dalam proyek pembangunan MRT fase 2A meningkat ketimbang perencanaan pada 2018. Saat ini, prakiraan anggaran mencapai Rp25,3 triliun.
"Estimasi awalnya Rp 22,6 triliun sekarang menjadi Rp 25,3 triliun," ujar Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim di kantor pusat MRT di Wisma Nusantara, Jakarta, Selasa, 20 September 2022.
Silvia menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya anggaran tersebut. Seperti terjadinya kenaikan harga raw material lebih dari 50 persen akibat
pandemi covid-19.
Lalu, kelangkaan material semi konduktor, inflasi akibat perang antara Rusia dengan Ukrania, kenaikan harga minyak dan energi dunia. Kemudian, jumlah stasiun yang lebih banyak untuk jalur Kota-Ancol Barat.
"Jadi ada
supply chain problem juga kita ketahui bersama.
Over the years dan puncaknya tahun ini. Karena ada faktor pandemi, faktor perang di Europe apalagi ada isu
crisis semi conductor material," jelasnya.
Silvia menekankan besaran anggaran tersebut telah mencakup eskalasi harga hingga proyek selesai. Termasuk, untuk mengantisipasi adanya hal-hal di luar perencanaan.
"Diharapkan pelaksanaan efesiensi dan optimalisasi itu bisa dilakukan sehingga total biaya proyek tidak setinggi itu," bebernya.
Pembangunan MRT fase 2A dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Kota. Proyek tersebut dibangun sejak 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)