Jakarta: Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengusulkan agar Pemprov DKI kembali menerapkan kebijakan ganjil genap seperti Asian Games 2018. Ini lantaran kemacetan di ibu kota semakin bertambah.
"Kecepatan kendaraan rata-rata menurun dibandingkan dengan periode saat Asian Games berlangsung dari 36,99km/jam menjadi 30,85km/jam. Artinya semakin macet, semakin padat lalu lintas kita," kata Bambang dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 11 Juli 2019.
Bambang menuturkan berdasarkan studi Japan International Cooporation Agency (JICA) pergerakan orang di Jabodetabek telah meningkat dua kali lipat dari 50 juta orang perhari pada tiga tahun lalu menjadi 100 juta orang perhari saat ini. Pergerakan orang yang sangat banyak tersebut rata-rata masih didominasi kendaraan pribadi.
"Contohnya sekarang tiap pagi kemacetan di Tol Cawang menuju Semanggi itu ekornya sudah sampai Cibubur. Kemudian contra flow sampai jam 9 sudah diperpanjang sampai jam 10. Memang kemacetan sudah parah. Kita sudah harus antisipasi," ujar Bambang.
Kendaraan yang mendominasi di jalan raya adalah roda dua. Sementara roda dua menjadi penyumbang terbesar kecelakaan lalu lintas.
(Baca juga: Pemprov DKI Didesak Atasi Macet Jakarta)
Di sisi lain, pendapatan angkutan umum juga menurun hingga 12% karena banyaknya peningkatan penggunaan kendaraan pribadi di Jabodetabek. Ia menengarai jika tidak dilakukan antisipasi, bukan hanya kemacetan tetapi juga masalah yang bertambah adalah angka kecelakaan lalu lintas serta polusi udara yang akan semakin buruk.
"Berdasarkan latar belakang tadi mengusulkan kebijakan yang sudah pernah kita coba. Ini bukan barang baru. Masyarakat juga sudah tahu kan jadinya seperti apa," tutur dia.
Usulan penerapan sistem ganjil genap mengikuti pola lalu lintas Asian Games 2018 ini tidak akan melebar. Bambang menyebut sistem ganjil genap saat era Asian Games 2018 paling efektif mengurangi kemacetan karena dapat meningkatkan kecepatan kendaraan hingga rata-rata 44,07%.
Dampak positif lainnya ialah rasio perbandingan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan mengalami penurunan sebesar 20,37% dan kualitas lingkungan meningkat dengan perubahan emisi CO2 mengalami penurunan sebesar 20,30%.
"Tapi jika gubernur menolak ya kita bisa diskusikan bagaimana solusi terbaiknya. Kami dengar solusinya Pemprov DKI apa. Untuk mengatasi kemacetan, kinerjanya menurun, kesehatan memburuk, pasti Pemprov DKI punya usulan dong. Kita diskusikan kan tidak mungkin Pemprov DKI membiarkan," tandas dia.
Saat Asian Games 2018 berlangsung, Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem ganjil genap dimulai pukul 06.00 hingga pukul 21.00. Periode penerapan ini lebih panjang daripada periode normal yakni pukul 06.00-10.00 dan pukul 16.00-20.00.
Jakarta: Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengusulkan agar Pemprov DKI kembali menerapkan kebijakan ganjil genap seperti Asian Games 2018. Ini lantaran kemacetan di ibu kota semakin bertambah.
"Kecepatan kendaraan rata-rata menurun dibandingkan dengan periode saat Asian Games berlangsung dari 36,99km/jam menjadi 30,85km/jam. Artinya semakin macet, semakin padat lalu lintas kita," kata Bambang dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 11 Juli 2019.
Bambang menuturkan berdasarkan studi Japan International Cooporation Agency (JICA) pergerakan orang di Jabodetabek telah meningkat dua kali lipat dari 50 juta orang perhari pada tiga tahun lalu menjadi 100 juta orang perhari saat ini. Pergerakan orang yang sangat banyak tersebut rata-rata masih didominasi kendaraan pribadi.
"Contohnya sekarang tiap pagi kemacetan di Tol Cawang menuju Semanggi itu ekornya sudah sampai Cibubur. Kemudian contra flow sampai jam 9 sudah diperpanjang sampai jam 10. Memang kemacetan sudah parah. Kita sudah harus antisipasi," ujar Bambang.
Kendaraan yang mendominasi di jalan raya adalah roda dua. Sementara roda dua menjadi penyumbang terbesar kecelakaan lalu lintas.
(Baca juga:
Pemprov DKI Didesak Atasi Macet Jakarta)
Di sisi lain, pendapatan angkutan umum juga menurun hingga 12% karena banyaknya peningkatan penggunaan kendaraan pribadi di Jabodetabek. Ia menengarai jika tidak dilakukan antisipasi, bukan hanya kemacetan tetapi juga masalah yang bertambah adalah angka kecelakaan lalu lintas serta polusi udara yang akan semakin buruk.
"Berdasarkan latar belakang tadi mengusulkan kebijakan yang sudah pernah kita coba. Ini bukan barang baru. Masyarakat juga sudah tahu kan jadinya seperti apa," tutur dia.
Usulan penerapan sistem ganjil genap mengikuti pola lalu lintas Asian Games 2018 ini tidak akan melebar. Bambang menyebut sistem ganjil genap saat era Asian Games 2018 paling efektif mengurangi kemacetan karena dapat meningkatkan kecepatan kendaraan hingga rata-rata 44,07%.
Dampak positif lainnya ialah rasio perbandingan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan mengalami penurunan sebesar 20,37% dan kualitas lingkungan meningkat dengan perubahan emisi CO2 mengalami penurunan sebesar 20,30%.
"Tapi jika gubernur menolak ya kita bisa diskusikan bagaimana solusi terbaiknya. Kami dengar solusinya Pemprov DKI apa. Untuk mengatasi kemacetan, kinerjanya menurun, kesehatan memburuk, pasti Pemprov DKI punya usulan dong. Kita diskusikan kan tidak mungkin Pemprov DKI membiarkan," tandas dia.
Saat Asian Games 2018 berlangsung, Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem ganjil genap dimulai pukul 06.00 hingga pukul 21.00. Periode penerapan ini lebih panjang daripada periode normal yakni pukul 06.00-10.00 dan pukul 16.00-20.00.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)