Jakarta: Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi, bakal menggalakkan sistem parkir elektronik. Langkah ini diterapkan demi mengatasi parkir liar yang merugikan DKI Jakarta.
"DKI akan berkordinasi dengan tim IT (teknologi informasi) mengubah dengan sistem elektronik. Jadi parkir bertransaksi lewat kartu uang elektronik," kata Budi kepada Medcom.id di Gedung Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2019.
Menurut dia, kerugian keuangan terjadi karena parkir dikelola secara manual. Sistem parkir di DKI saat ini hanya berlandaskan kejujuran dari petugas dan pengawasan di lapangan.
Terkait besaran kebocoran pemasukan DKI, Budi tak menyebut rinci. Dia mengaku besaran kebocoran belum diakumulasikan.
"(Data) lagi dibenahi juga bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Per bulan tidak sampai ratusan juta, tapi berada di angka yang cukup besar," ungkap dia.
Dia pun percaya parkir elektronik dapat menekan angka kebocoran tersebut. Cara pembayaran hingga lokasi parkir akan dikaji.
"Kalau pengawasannya bagus, saya kira bagus itu parkir elektronik. Memang parkir yang paling bagus ya harus ada ruang khusus. Satu pintu saja gitu," pungkas Budi.
Jakarta: Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi, bakal menggalakkan sistem parkir elektronik. Langkah ini diterapkan demi mengatasi parkir liar yang merugikan DKI Jakarta.
"DKI akan berkordinasi dengan tim IT (teknologi informasi) mengubah dengan sistem elektronik. Jadi parkir bertransaksi lewat kartu uang elektronik," kata Budi kepada
Medcom.id di Gedung Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2019.
Menurut dia, kerugian keuangan terjadi karena parkir dikelola secara manual. Sistem parkir di DKI saat ini hanya berlandaskan kejujuran dari petugas dan pengawasan di lapangan.
Terkait besaran kebocoran pemasukan DKI, Budi tak menyebut rinci. Dia mengaku besaran kebocoran belum diakumulasikan.
"(Data) lagi dibenahi juga bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Per bulan tidak sampai ratusan juta, tapi berada di angka yang cukup besar," ungkap dia.
Dia pun percaya
parkir elektronik dapat menekan angka kebocoran tersebut. Cara pembayaran hingga lokasi parkir akan dikaji.
"Kalau pengawasannya bagus, saya kira bagus itu parkir elektronik. Memang parkir yang paling bagus ya harus ada ruang khusus. Satu pintu saja gitu," pungkas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)