358 Restoran di Ibu Kota Disegel

Jakarta: Jumlah restoran terjaring operasi yustisi dalam penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid II terus bertambah. Ratusan lebih tempat makan disegel selama 15 hari operasi dari Senin, 14 September hingga Senin, 28 September 2020. "Selama 15 hari operasi yustisi yang kita laksanakan gabungan sebanyak 358 tempat makan dan minum kita tutup," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Penutupan dilakukan oleh satuan polisi pamong praja (Satpol PP). Polisi hanya mendampingi dan mengawasi penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus korona (covid-19). Yusri mengatakan penyegelan tempat makan dilakukan karena pemilik restoran melanggar aturan dalam Peraturan Gubernur Nomor 88 tahun 2020 tentang perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 33 tahun 2020 tentang pelaksanaan PSBB dalam menangani covid-19 di DKI Jakarta. Pemilik restoran dilarang melayani pembeli makan di tempat. "Dalam operasi yustisi ini kita juga telah menutup 36 perkantoran," ujar mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat itu.     Aparat gabungan juga telah menjaring 96.517 orang. Sebanyak 55.585 warga dikenakan teguran tertulis, 10.736 orang dikenakan teguran lisan. Baca: Angka Kesembuhan Meningkat Selama PSBB Jilid II Kemudian sebanyak 28.551 warga Ibu Kota dikenakan sanksi sosial. Warga diminta menyapu jalanan, memungut sampah dan mengucapkan pancasila. "Sanksi denda dikenakan terhadap 1.645 orang dengan nilai denda yang terkumpul sebanyak Rp314.620.000," kata Yusri. Pemberian sanksi sosial dan denda itu mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 79 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya dan Pengendalian Covid-19. Masyarakat yang tak mau dikenakan sanksi sosial bisa membayar denda Rp250. Jumlah denda bisa menjadi Rp500 jika mengulangi pelanggaran satu kali, naik Rp750 ribu jika mengulangi dua kali.