Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kapasitas maksimal sistem drainase di Ibu Kota hanya mampu menangani curah hujan 100 mm/hari. Jika curah hujan yang turun lebih kuat, Jakarta akan kebanjiran.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mencontohkan bencana banjir pada 1 Januari 2020. Kala itu, curah hujan yang mengguyur DKI mencapai 377 mm/hari sehingga banjir melanda sejumlah titik.
"Itu 3,5 kali lipat dari kapasitas drainase," kata Anies di Jakarta, Kamis, 5 November 2020.
Mengutip situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan 50-100 mm/hari masuk kategori hujan lebat. Curah hujan 100-150 mm/hari digolongkan sebagai hujan sangat lebat, sedangkan di atas 150 mm/hari sebagai hujan ekstrem.
Baca: Tiga Tantangan di Musim Hujan Versi Anies
Kini, Anies mengaku sudah mengantisipasi potensi curah hujan tinggi pada akhir 2020. Langkah pertama, kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggencarkan pengerukan waduk.
"Kemudian pembersihan semua saluran-saluran dilakukan. Ketiga, mengorganisasi kegiatan antarinstansi pemerintah bila terjadi banjir," ungkap Anies.
Anies sempat menyebut ada dua indikator utama dalam melihat keberhasilan menghadapi dampak musim hujan yang ekstrem. Indikator itu yakni tidak adanya korban dan genangan banjir dapat surut kurang dari enam jam setelah hujan reda.
"Kedua indikator tersebut harus mampu dicapai dan menjadi target bersama seluruh pihak dalam kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan ini," jelas Anies, Rabu, 4 November 2020.
Jakarta: Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kapasitas maksimal sistem drainase di Ibu Kota hanya mampu menangani curah hujan 100 mm/hari. Jika curah
hujan yang turun lebih kuat, Jakarta akan
kebanjiran.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mencontohkan bencana banjir pada 1 Januari 2020. Kala itu, curah hujan yang mengguyur DKI mencapai 377 mm/hari sehingga banjir melanda sejumlah titik.
"Itu 3,5 kali lipat dari kapasitas drainase," kata Anies di Jakarta, Kamis, 5 November 2020.
Mengutip situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan 50-100 mm/hari masuk kategori hujan lebat. Curah hujan 100-150 mm/hari digolongkan sebagai hujan sangat lebat, sedangkan di atas 150 mm/hari sebagai hujan ekstrem.
Baca:
Tiga Tantangan di Musim Hujan Versi Anies
Kini, Anies mengaku sudah mengantisipasi potensi curah hujan tinggi pada akhir 2020. Langkah pertama, kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggencarkan pengerukan waduk.
"Kemudian pembersihan semua saluran-saluran dilakukan. Ketiga, mengorganisasi kegiatan antarinstansi pemerintah bila terjadi banjir," ungkap Anies.
Anies sempat menyebut ada dua indikator utama dalam melihat keberhasilan menghadapi dampak musim hujan yang ekstrem. Indikator itu yakni tidak adanya korban dan genangan banjir dapat surut kurang dari enam jam setelah hujan reda.
"Kedua indikator tersebut harus mampu dicapai dan menjadi target bersama seluruh pihak dalam kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan ini," jelas Anies, Rabu, 4 November 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)