Bekasi: Pemberlakuan sistem ganjil genap untuk mengurai kemacetan di gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur dinilai membuahkan hasil positif. Itu terlihat dari data-data hasil evaluasi penerapan kebijakan selama sepekan.
“Ada penurunan jumlah kendaraan yang melintas di Tol Jakarta-Cikampek,” kata Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono kepada Medcom.id, Senin, 19 Maret 2018.
Menurut Bambang, semenjak kebijakan itu dicanangkan pada Senin, 12 Maret 2018, kepadatan arus lalu-lintas Tol Jakarta-Cikampek pada pukul 06.00 sampai 09.00 WIB berkurang hingga 30 persen. Hal ini berdampak pada peningkatan kecepatan berkendara di dalam tol.
“Ada peningkatan kecepatan lebih dari yang kita targetkan. Rata-rata bisa mencapai 60 kilometer per jam. Saya sendiri mencoba melaju hingga 90 kilometer per jam," ungkap dia.
Selain itu, kata Bambang, kebijakan ganjil genap berhasil mengubah pola perilaku masyarakat yang berkendara memasuki Tol Jakarta-Cikampek via Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Sedikitnya, 11 persen pengendara berangkat lebih pagi untuk menghindari waktu pemberlakuan sistem ganjil-genap yang dimulai pukul 06.00 WIB sampai 09.00 WIB.
Perubahan pola juga terlihat dari pemilihan rute keberangkatan pengendara menuju Jakarta. Sebelum kebijakan ganjil genap diberlakukan, pengendara umumnya hanya mengandalkan Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur.
Saat ini, pengendara menyebar ke rute alternatif seperti jalan arteri Kalimalang dan Gerbang Tol Tambun. "Memang ada peningkatan di Jalan Inspeksi Kalimalang dan Gerbang Tol Tambun. Tetapi itu tidak menjadikan jalur lain menjadi macet."
Bambang mengatakan perubahan pola tersebut menunjukkan keberhasilan pemerintah mengurai kemacetan di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur. Pemerintah berhasil memecah salah satu titik tumpu sumber kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Meskipun cukup berhasil mengurai kemacetan di dalam Tol Jakarta-Cikampek, Bambang tak puas. Dia mengaku belum berhasil mengubah perilaku masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi menggunakan transportasi umum.
Baca: Ngotot, Pelanggar Ganjil Genap Ditilang
"Jumlah okupansi penggunaan bus Transjabodetabek masih jauh dari target, yakni baru 30 persen," beber dia.
Bambang pun akan terus mengevaluasi penerapan kebijakan pengurai kemacetan tersebut setiap pekan. Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah promosi menarik untuk masyarakat yang mau beralih menggunakan bus Transjabodetabek.
"Saat ini kita sudah pangkas harga mencapai 50 persen. Dari Rp20 ribu menjadi Rp10 ribu. Kantong parkir juga sekarang flat menjadi Rp5 ribu sepanjang hari. Nah nanti kita akan siapkan promosi menarik lainnya," pungkas dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/Wb726pWN" allowfullscreen></iframe>
Bekasi: Pemberlakuan sistem ganjil genap untuk mengurai kemacetan di gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur dinilai membuahkan hasil positif. Itu terlihat dari data-data hasil evaluasi penerapan kebijakan selama sepekan.
“Ada penurunan jumlah kendaraan yang melintas di Tol Jakarta-Cikampek,” kata Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono kepada
Medcom.id, Senin, 19 Maret 2018.
Menurut Bambang, semenjak kebijakan itu dicanangkan pada Senin, 12 Maret 2018, kepadatan arus lalu-lintas Tol Jakarta-Cikampek pada pukul 06.00 sampai 09.00 WIB berkurang hingga 30 persen. Hal ini berdampak pada peningkatan kecepatan berkendara di dalam tol.
“Ada peningkatan kecepatan lebih dari yang kita targetkan. Rata-rata bisa mencapai 60 kilometer per jam. Saya sendiri mencoba melaju hingga 90 kilometer per jam," ungkap dia.
Selain itu, kata Bambang, kebijakan ganjil genap berhasil mengubah pola perilaku masyarakat yang berkendara memasuki Tol Jakarta-Cikampek via Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Sedikitnya, 11 persen pengendara berangkat lebih pagi untuk menghindari waktu pemberlakuan sistem ganjil-genap yang dimulai pukul 06.00 WIB sampai 09.00 WIB.
Perubahan pola juga terlihat dari pemilihan rute keberangkatan pengendara menuju Jakarta. Sebelum kebijakan ganjil genap diberlakukan, pengendara umumnya hanya mengandalkan Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur.
Saat ini, pengendara menyebar ke rute alternatif seperti jalan arteri Kalimalang dan Gerbang Tol Tambun. "Memang ada peningkatan di Jalan Inspeksi Kalimalang dan Gerbang Tol Tambun. Tetapi itu tidak menjadikan jalur lain menjadi macet."
Bambang mengatakan perubahan pola tersebut menunjukkan keberhasilan pemerintah mengurai kemacetan di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Timur. Pemerintah berhasil memecah salah satu titik tumpu sumber kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Meskipun cukup berhasil mengurai kemacetan di dalam Tol Jakarta-Cikampek, Bambang tak puas. Dia mengaku belum berhasil mengubah perilaku masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi menggunakan transportasi umum.
Baca: Ngotot, Pelanggar Ganjil Genap Ditilang
"Jumlah okupansi penggunaan bus Transjabodetabek masih jauh dari target, yakni baru 30 persen," beber dia.
Bambang pun akan terus mengevaluasi penerapan kebijakan pengurai kemacetan tersebut setiap pekan. Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah promosi menarik untuk masyarakat yang mau beralih menggunakan bus Transjabodetabek.
"Saat ini kita sudah pangkas harga mencapai 50 persen. Dari Rp20 ribu menjadi Rp10 ribu. Kantong parkir juga sekarang flat menjadi Rp5 ribu sepanjang hari. Nah nanti kita akan siapkan promosi menarik lainnya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)