Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni. Dok. Istimewa
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni. Dok. Istimewa

Jakarta Dinilai Darurat Tawuran, Sahroni: Tingkatkan Pengawasan dan Hukum Berat Pelaku!

Anggi Tondi Martaon • 30 Januari 2024 13:18
Jakarta: Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menyoroti tawuran di flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang mengakibatkan tangan seorang pelajar putus terkena sabetan senjata tajam. Dia meminta polisi untuk melakukan razia lebih masif dan memberikan hukuman yang lebih berat untuk para pelaku. 
 
"Saya minta Polda Metro Jaya koordinasikan seluruh Polres dan Polsek, untuk lebih komprehensif melakukan pencegahan. Mulai dari galakkan razia, hukum para pelaku dengan lebih berat," kata Sahroni melalui keterangan tertulis, Selasa, 30 Januari 2024. 
 
Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai NasDem itu juga meminta aparat berkolaborasi dengan sekolah. Sehingga, pengawasan lebih ketat bisa dilakukan terhadap aktivitas siswa yang menjurus ke tawuran.

"Tingkatkan kerjasama dengan sekolah. Ini sudah mengganggu kamtibmas, masyarakat jadi resah kalau keluar rumah. Jakarta sudah darurat tawuran,” ungkap Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR dari Dapil DKI Jakarta III itu.
 
Baca juga: Tangan Pelajar Putus Akibat Tawuran di Fly Over Pasar Rebo, 4 Orang Ditangkap

Selain itu, Sahroni mengusulkan agar tidak ada  penggunaan istilah korban kekerasan dalam tawuran yang dilakukan. Semua pihak yang terlibat tawuran harus disebut sebagai pelaku.
 
“Dan saya rasa, mereka semua itu adalah pelaku kekerasan, bukan korban. Datang ke sana sama-sama bawa parang, bawa sajam, mau menghabisi orang lain, kenapa pula ada yang disebut korban?" sebut dia.
 
Menurut dia, tidak menggunakan istilah korban harus layak dipertimbangkan. Hal itu dinilai sebagai upaya memutus rantai tawuran.
 
"Jadi perspektif penegak hukum dalam melihat para pelaku ini harus mulai digeser. Kalau tidak, ini akan terus berlanjut dan seakan-akan kita berkompromi dengan aksi kekerasan,” ujar dia
 
Sahroni juga meminta agar seluruh pemangku kepentingan, tetap mengedepankan aspek pencegahan. Sebab, pelaku tawuran yang mayoritas anak-anak muda ini adalah penerus bangsa.
 
“Tapi catatan paling penting yaitu soal pencegahan. Semua pihak, baik polisi, sekolah, murid, orang tua, dan sebagainya, harus duduk bersama membuat komitmen pencegahan. Karena bagaimanapun itu, mereka ini tetap anak-anak muda bangsa. Tinggal bagaimana diarahkan ke yang baik,” ujar dia.
 
Sebelumnya, aksi tawurab di flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur, viral di media sosial. Kejadian itu mengakibatkan tangan seorang pelajar putus terkena sabetan senjata tajam. 
 
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipal menyebut korban yang tangannya putus masih duduk di kelas 3 SMA. Dirinya juga menyebut, kini korban tengah menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan