medcom.id, Jakarta: Penyidik Subdit Cyber Crime Polda Metro Jaya masih melacak penyebar isu gerakan rush money atau menarik uang besar-besaran dari perbankan di Indonesia. Hal itu diduga akan terjadi pada demo lanjutan terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama yang diduga telah menistakan agama.
"Itu sedang kita selidiki juga, siapa yang menjadi pelakunya. Yang pasti tidak ada tempat bersembunyi bagi pelaku ini," tegas Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Selasa (22/11/2016).
Fadil menjelaskan, pihaknya menduga pelemparan isu bertujuan membuat masyarakat panik. Sebab, info yang terlanjur tersebar di media sosial sangat meresahkan masyarakat, bahkan negara.
"Kami serius itu untuk mencari sumber awal yang melemparkan isu rush money dan kita tidak akan diam," kata Fadil yang sekaligus meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Baca: Polri Kejar Isu Penyebar Rush Money
Isu rush money ramai beredar jelang demonstrasi 25 November dan 2 Desember. Isu provokatif ini menyebar dengan cepat lewat media sosial.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, rush money merupakan isapan jempol yang tidak perlu dikhawatirkan.
"Saya klarifikasi, tidak perlu terpengaruh ajakan hoax. Rush money itu tidak benar," kata Tito di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2016).
Jenderal bintang empat ini menegaskan, keadaan Indonesia saat ini sangat aman. Demonstrasi 4 November pun relatif aman. "Demo itu murni masalah proses hukum, makanya berakhir baik," ucapnya.
Menurut Kapolri, insiden pada 4 November, skalanya kecil. Lagi pula fokus masyarakat ada pada proses hukum.
Tito menegaskan, masyarakat jangan terpancing isu penarikan uang besar-besaran. "Kami akan melacak dan menangkapnya," pungkas Tito.
medcom.id, Jakarta: Penyidik Subdit Cyber Crime Polda Metro Jaya masih melacak penyebar isu gerakan rush money atau menarik uang besar-besaran dari perbankan di Indonesia. Hal itu diduga akan terjadi pada demo lanjutan terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama yang diduga telah menistakan agama.
"Itu sedang kita selidiki juga, siapa yang menjadi pelakunya. Yang pasti tidak ada tempat bersembunyi bagi pelaku ini," tegas Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Selasa (22/11/2016).
Fadil menjelaskan, pihaknya menduga pelemparan isu bertujuan membuat masyarakat panik. Sebab, info yang terlanjur tersebar di media sosial sangat meresahkan masyarakat, bahkan negara.
"Kami serius itu untuk mencari sumber awal yang melemparkan isu rush money dan kita tidak akan diam," kata Fadil yang sekaligus meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Baca: Polri Kejar Isu Penyebar Rush Money
Isu rush money ramai beredar jelang demonstrasi 25 November dan 2 Desember. Isu provokatif ini menyebar dengan cepat lewat media sosial.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, rush money merupakan isapan jempol yang tidak perlu dikhawatirkan.
"Saya klarifikasi, tidak perlu terpengaruh ajakan hoax. Rush money itu tidak benar," kata Tito di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2016).
Jenderal bintang empat ini menegaskan, keadaan Indonesia saat ini sangat aman. Demonstrasi 4 November pun relatif aman. "Demo itu murni masalah proses hukum, makanya berakhir baik," ucapnya.
Menurut Kapolri, insiden pada 4 November, skalanya kecil. Lagi pula fokus masyarakat ada pada proses hukum.
Tito menegaskan, masyarakat jangan terpancing isu penarikan uang besar-besaran. "Kami akan melacak dan menangkapnya," pungkas Tito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)