Jakarta: Pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase II memakan lebih banyak biaya dibandingkan anggaran fase I. Bila dilihat, panjang rel fase II hanya 6 kilometer dari panjang fase I yang mencapai 15,7 kilometer.
Untuk fase II anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp22,5 triliun. Sedangkan anggaran fase I sekitar Rp16,9 triliun.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan beberapa alasan mahalnya biaya pengerjaan fase II. Salah satu faktornya ialah seluruh pengerjaan fase II dilakukan dibawah tanah yang notabene lebih mahal.
"Pengejaran MRT fase II ini lebih banyak tantangannya. Pertama, karena fase II dikerjakan di kawasan cagar budaya dan seluruh stasiun berada di bawah tanah," kata Silvia di kawasan Tosari, Jakarta Pusat, Jumat, 29 Maret 2019.
Lantaran MRT dibangun di kawasan cagar budaya membuat PT MRT ekstra hati-hati. PT MRT juga harus menyiapkan mitigasi di sejumlah titik.
"Ada struktur bangunan yang harus dimitigasi. Kita harus monitoring pergerakan tanah dan bangunan di kawasan tersebut. Metodenya harus lebih kuat supaya meminimalisir adanya kesalahan," ungkap dia.
Selanjutnya, penyebab ongkos pembuatan MRT fase II yakni adanya terowongan yang membelah kali Ciliwung. Nantinya, terowongan di Gajah Mada dan Mangga Besar akan dibuat atas bawah.
Baca: Mensesneg Keluarkan Izin Pembangunan MRT Fase II
"Terowongan juga kita lebih dalam. Lalu, tunnel di Gajah Mada itu akan atas bawah bukan sampingan. Jadi lebih sulit dan penggalian lebih dalam 30 meter ke bawah," terang Silvi.
Selain itu, seluruh pembangunan di kawasan Medan Merdeka akan dilakukan di dalam terowongan. Penggalian tidak akan dilakukan dari atas.
"Jadi, nanti Medan Merdeka akan bersih dari pekerjaan apapun. Tidak ada penutupan. Semua dilakukan di terowongan," pungkas Silvi.
Jakarta: Pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase II memakan lebih banyak biaya dibandingkan anggaran fase I. Bila dilihat, panjang rel fase II hanya 6 kilometer dari panjang fase I yang mencapai 15,7 kilometer.
Untuk fase II anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp22,5 triliun. Sedangkan anggaran fase I sekitar Rp16,9 triliun.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan beberapa alasan mahalnya biaya pengerjaan fase II. Salah satu faktornya ialah seluruh pengerjaan fase II dilakukan dibawah tanah yang notabene lebih mahal.
"Pengejaran MRT fase II ini lebih banyak tantangannya. Pertama, karena fase II dikerjakan di kawasan cagar budaya dan seluruh stasiun berada di bawah tanah," kata Silvia di kawasan Tosari, Jakarta Pusat, Jumat, 29 Maret 2019.
Lantaran MRT dibangun di kawasan cagar budaya membuat PT MRT ekstra hati-hati. PT MRT juga harus menyiapkan mitigasi di sejumlah titik.
"Ada struktur bangunan yang harus dimitigasi. Kita harus monitoring pergerakan tanah dan bangunan di kawasan tersebut. Metodenya harus lebih kuat supaya meminimalisir adanya kesalahan," ungkap dia.
Selanjutnya, penyebab ongkos pembuatan MRT fase II yakni adanya terowongan yang membelah kali Ciliwung. Nantinya, terowongan di Gajah Mada dan Mangga Besar akan dibuat atas bawah.
Baca: Mensesneg Keluarkan Izin Pembangunan MRT Fase II
"Terowongan juga kita lebih dalam. Lalu, tunnel di Gajah Mada itu akan atas bawah bukan sampingan. Jadi lebih sulit dan penggalian lebih dalam 30 meter ke bawah," terang Silvi.
Selain itu, seluruh pembangunan di kawasan Medan Merdeka akan dilakukan di dalam terowongan. Penggalian tidak akan dilakukan dari atas.
"Jadi, nanti Medan Merdeka akan bersih dari pekerjaan apapun. Tidak ada penutupan. Semua dilakukan di terowongan," pungkas Silvi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DMR)