Ilustrasi Medcom.id.
Ilustrasi Medcom.id.

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Terkendali, Namun Belum Disebut Endemi

Medcom • 01 Februari 2023 14:38
Jakarta: Kepala Seksi Surveilans, Epidemiolog, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menyatakan, kasus covid-19 di DKI Jakarta telah terkendali di awal 2023. Hal itu berdasarkan rendahnya jumlah perawatan di rumah sakit dan sedikitnya jumlah kematian.
 
Meskipun begitu, kondisi covid-19 di DKI Jakarta belum bisa disebut endemi. Sebab perkembangan pandemi di Ibu Kota belum mencapai nol kematian (zero death) dan masih ditemukannya varian kraken Xbb.1.5.
 
"Saat ini kondisi di Jakarta belum bisa dikatakan endemi. Kita masih harus pantau karena WHO menyatakan varian kraken atau Xbb.1.5 yang saat ini paling menular di dunia. Saat ini sudah ditemukan. Sehingga kita harus memantau jumlah kasus kedepan," ujar Ngabila kepada MGN, Rabu, 1 Februari 2023.

Ngabila menyebut, endemi adalah kondisi dimana jika ada kenaikan kasus tetapi tidak disertai kenaikan kematian atau perawatan rumah sakit, bahkan mencapai nol kematian. Untuk mencapai nol kematian tersebut, masyarakat perlu memiliki dan mempertahankan imunitas yang baik. 
 
Salah satunya dengan melakukkan vaksinasi booster. Vaksinasi booster dinilai dapat melipatgandakan jumlah antibodi dalam tubuh untuk membunuh virus covid-19 yang masuk ke dalam tubuh.
 
"Jadi kunci kita bisa menuju endemi atau covid-19 ini membaik adalah di imunitas. Kalau imunitasnya bagus akan terkendali. Jadi harus kadar imunitas baik dan cukup," ujar Ngabila.
 

Baca juga: Presiden: Kita Wajib Bersyukur Bisa Mengendalikan Covid-19 Tanpa Lockdown


 
Sementara itu, Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyebut, kondisi endemi suatu wilayah dilihat berdasarkan prevalensinya atau jumlah keseluruhan penyakit yang terjadi pada waktu tertentu.
 
Ia menyebut harus dilakukannya survei prevalensi atau survei antigen untuk memastikan suatu wilayah terbebas dari covid-19.
 
"Adanya survei antigen untuk memastikan kasus covid-19 di masyarakat sudah rendah. Kalau kita sudah melakukan survei antigen baik menggunakan antigen atau PCR kita pasti tau yang sebener-benernya. Jangan tidak mengadakan tes antigen sebelum mendeklarasi bahwa wabah selesai, kalau wabah tidak selesai bisa bahaya," ucap Tri.
 
Lebih lanjut, Tri Yunis Miko menyampaikan, suatu wilayah bisa dikatakan endemi jika prevalensinya rendah dan hanya diketahui dengan melakukan survei. Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah sebelum menyatakan bahwa wabah covid-19 selesai menjadi endemi.
 
"Kalau kita mau menyatakan wabah ini selesai jadi endemi. Endemi ini kita definisikan apakah timbul di beberapa provinsi atau kabupaten kita harus definisikan. Kemudian kalau jadi endemi apa yang dilakukan oleh negara Indonesia apakah didaerah endemi dilakukan upaya intensif atau mutasi harus diawasi wilayah Indonesia," ujarnya.
(Devi Rahma Syafira)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan