Megawati Soerkanoputri. Antara Foto/Puspa P
Megawati Soerkanoputri. Antara Foto/Puspa P

Menunggu Keputusan Megawati

Tri Kurniawan • 09 Agustus 2016 10:44
medcom.id, Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan mempertimbangkan aspirasi yang menolak maupun mendukung Tri Rismaharini hijrah dari Surabaya untuk ikut Pilkada Jakarta pada 2017. Namun, keputusan Risma ke Jakarta atau tidak ada pada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
 
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan Partai Komaruddin Watubun mengatakan, memang ada sebagian kader menginginkan Risma mengikuti Pilkada Jakarta. Menurutnya, itu wajar karena Risma dinilai berprestasi selama memimpin Kota Surabaya.
 
Menunggu Keputusan Megawati
Tri Rismaharini (tengah) menyapa penari remo saat Festival Tunjungan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa 26 Juli 2016. Antara Foto/Zabur Karuru

Tetapi, membuat keputusan siapa yang pantas diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta bukan hal mudah bagi DPP PDI Perjuangan. Komaruddin mengatakan, Megawati akan mempertimbangkan yang terbaik untuk Provinsi Jawa Timur dan Provinsi DKI Jakarta sebelum membuat keputusan.
 
Selain didorong ke Jakarta, Risma juga disebut-sebut berpeluang menjadi bakal calon gubernur Provinsi Jawa Timur. "Saya kira, keputusan terakhir ada di Ibu Megawati," kata Komaruddin dalam program Primetime News Metro TV, Senin (8/8/2016).
 
(Klik: Megawati Belum Perintahkan Risma ke Jakarta)
 
Di internal PDI Perjuangan, lanjut Komaruddin, Megawati punya hak prerogatif menentukan bakal calon kepala daerah yang dianggap penting dan dalam keadaan tertentu. Megawati bisa mengambil keputusan meski tidak melewati proses perekrutan bakal calon kepala daerah.
 


Video lengkap klik di sini
 
Menurut Komaruddin, DPP PDI Perjuangan belum menentukan bakal calon gubernur DKI bukan karena mati langkah. Tetapi, lebih karena menghitung secara matang kemungkinan menang dan kalah pada Pilkada nanti. Komaruddin menyampaikan, kader PDI Perjuangan yang berpeluang ikut Pilkada DKI bukan hanya Risma, tetapi ada Djarot Saipul Hidayat, Ganjar Pranowo, dan Bambang D.H.
 
"Saya kira, stok PDI Perjuangan cukup, tetapi kami menunggu momentum yang tepat (menentukan bakal calon gubernur DKI)," ujar Komaruddin.
 
Menunggu Keputusan Megawati
Spanduk dukungan Djarot Saipul Hidaya sebagai bakal calon gubernur Jakarta terpampang di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Minggu 7 Agustus 2016. Foto: MI/Panca Syurkani
 
Sandi Setiawan, Koordinator Komunitas Love Surabaya, dalam program yang sama, menyampaikan, bila ikut Pilkada DKI, Risma menang atau kalah ada risiko. Kalau kalah, Risma akan kehilangan jabatan di Kota Surabaya.
 
Pasal 7 huruf p Undang-Undang tentang Pilkada mengharuskan seseorang mundur dari jabatan gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota, dan wakil wali kota sejak ditetapkan sebagai calon kepala daerah di daerah lain.
 
Tidak hanya kehilangan jabatan, Sandi memprediksi Risma akan kehilangan kepercayaan warga Surabaya. "Kalau Bu Risma menang, kami rugi. Belum ada yang kami percaya menggantikan Ibu Risma (memimpin Surabaya," ujar Sandi. Komunitas Love Surabaya berdiri pada 2014. Pengikut komunitas ini di media sosial Instagram sebanyak 28 ribu.
 
Sedangkan pengamat politik Ikrar Nusa Bakti menilai, ada yang sedang menguji keinginan publik menjelang Pilkada DKI dengan memunculkan nama Risma. Menurut Ikrar, kader PDI Perjuangan di akar rumput memang ada yang ingin Risma ke Jakarta, namun Ikrar tidak yakin Risma rela diperintahkan ikut Pilkada DKI.
 
Menunggu Keputusan Megawati
Seorang pria membubuhkan tanda tangan pada kain putih sebagai sikap menolak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017, Minggu 7 Agustus 2016. Antara Foto/M. Risyal Hidayat
 
Ikrar justru menduga di balik dukungan ke Jakarta ada yang menginginkan jabatan Risma di Surabaya. Dugaan itu pun pernah disampaikan Risma. "Kira-kira siapa yang disasar oleh pernyataan Risma?" tukas Ikrar.
 
Kemarin, pengurus DPD PDI Perjuangan, Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, PKB, dan PPP, bertemu dan membahas bakal calon gubernur DKI. Pertemuan ini bagian dari penjajakan untuk koalisi. Dari ketujuh partai tersebut, baru Gerindra yang menentukan Sandiaga Uno sebagai bakal calon gubernur.
 
Basuki Tjahaja Purnama, calon gubernur petahana, menegaskan dirinya siap menghadapi koalisi gemuk yang mungkin dibentuk PDI Perjuangan. "Mau mengumpulkan semua partai, gue enggak takut," tegas Ahok.
 




 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan