Jakarta: Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan upaya mitigasi gerakan tanah perlu melibatkan seluruh pihak. Terutama peran aktif masyarakat.
"Misalnya ada tanah yang mulai retak-retak dilaporin dong (oleh masyarakat), kalau mulai ada bantaran sungai yang mulai terkikis, tergerus laporin, itu jadi bagian mitigasinya di situ," ujar Isnawa kepada Medcom.id, Sabtu, 3 Desember 2022.
Isnawa menjelaskan masyarakat dapat melaporkan potensi tanah bergerak ke rukun tetangga (RT) hingga kecamatan. Sehingga, dapat dilakukan langkah-langkah mitigasi agar tidak terjadi dampak terburuk.
BPBD, kata Isnawa, telah memetakan titik-titik pengungsian di setiap kelurahan apabila terjadi tanah bergerak. BPBD mencatat ada 10 daerah di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan yang berpotensi terjadi tanah bergerak.
"Ada imbauan agar tidak membangun bangunan di lereng, di bantaran kali, sungai, atau daerah tebing yang curam dan berpotensi bila tergerus air sungai atau hujan," jelas dia.
Di samping itu, Isnawa menerangkan tanah bergerak serupa dengan longsor. Namun, dia memastikan fenomena alam yang membayangi 10 daerah di Ibu Kota itu tidak seburuk di wilayah lain.
"Jakarta daerah yang konturnya perbukitan itu hanya ada di Pondok Labu, Jagakarsa, atau Condet, itu kan enggak semua kan ya. Hanya di satu titik. Kemudian daerah yang berada di bantaran sungai," ujar dia.
Sebelumnya, BPBD DKI Jakarta memperkirakan terdapat beberapa wilayah yang memiliki potensi terjadi gerakan tanah. Kondisi tersebut dapat terjadi saat curah hujan di atas normal.
"Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan," ujar Isnawa dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 Desember 2022.
Isnawa memerinci daerah yang berpotensi terjadi pergerakan tanah di Jakarta Selatan, meliputi Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan. Kemudian, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.
Sedangkan, di Jakarta Timur, meliputi wilayah Kecamatan Kramatjati dan Pasar Rebo. BPBD DKI meminta lurah dan camat untuk memberikan imbauan kepada warganya agar waspada.
Jakarta: Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan upaya
mitigasi gerakan tanah perlu melibatkan seluruh pihak. Terutama peran aktif masyarakat.
"Misalnya ada tanah yang mulai retak-retak dilaporin dong (oleh masyarakat), kalau mulai ada bantaran sungai yang mulai terkikis, tergerus laporin, itu jadi bagian mitigasinya di situ," ujar Isnawa kepada
Medcom.id, Sabtu, 3 Desember 2022.
Isnawa menjelaskan masyarakat dapat melaporkan potensi
tanah bergerak ke rukun tetangga (RT) hingga kecamatan. Sehingga, dapat dilakukan langkah-langkah mitigasi agar tidak terjadi dampak terburuk.
BPBD, kata Isnawa, telah memetakan titik-titik pengungsian di setiap kelurahan apabila terjadi tanah bergerak. BPBD mencatat ada 10 daerah di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan yang berpotensi terjadi tanah bergerak.
"Ada imbauan agar tidak membangun bangunan di lereng, di bantaran kali, sungai, atau daerah tebing yang curam dan berpotensi bila tergerus air sungai atau hujan," jelas dia.
Di samping itu, Isnawa menerangkan tanah bergerak serupa dengan longsor. Namun, dia memastikan fenomena alam yang membayangi 10 daerah di Ibu Kota itu tidak seburuk di wilayah lain.
"Jakarta daerah yang konturnya perbukitan itu hanya ada di Pondok Labu, Jagakarsa, atau Condet, itu kan enggak semua kan ya. Hanya di satu titik. Kemudian daerah yang berada di bantaran sungai," ujar dia.
Sebelumnya, BPBD DKI Jakarta memperkirakan terdapat beberapa wilayah yang memiliki potensi terjadi gerakan tanah. Kondisi tersebut dapat terjadi saat curah hujan di atas normal.
"Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan," ujar Isnawa dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 Desember 2022.
Isnawa memerinci daerah yang berpotensi terjadi pergerakan tanah di Jakarta Selatan, meliputi Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan. Kemudian, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.
Sedangkan, di Jakarta Timur, meliputi wilayah Kecamatan Kramatjati dan Pasar Rebo. BPBD DKI meminta lurah dan camat untuk memberikan imbauan kepada warganya agar waspada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)