Survei Serologi: Hampir Separuh Warga DKI Pernah Terpapar Covid-19
Theofilus Ifan Sucipto • 10 Juli 2021 18:32
Jakarta: Hampir separuh warga DKI Jakarta pernah terpapar covid-19. Hal itu berdasarkan hasil survei serologi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama dengan tim pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia.
“Hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi covid-19, terbanyak pada usia 30 hingga 49 tahun,” kata pakar epidemiologi dari tim FKM UI, Pandu Riono, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 10 Juli 2021.
Survei serologi merupakan teknik berbasis imunologi untuk mengukur respons imun terhadap suatu antigen dari sediaan darah seseorang. Apabila seseorang pernah terpapar pada agen infeksius tertentu, tubuhnya bakal menghasilkan antibodi spesifik yang dapat dideteksi.
Baca: Anies: Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Mencapai 102 Ribu
Pandu menyebut infeksi pada kelompok perempuan lebih tinggi 47,9 persen. Sedangkan, kelompok yang belum menikah lebih rendah risiko terinfeksi sebesar 39,8 persen.
Penduduk di wilayah padat penduduk lebih rentan terinfeksi covid-19 48,4 persen. Semakin meningkat indeks massa tubuh, semakin banyak juga yang terinfeksi.
“Dalam hal ini kelebihan berat badan 52,9 persen dan obesitas 51,6 persen. Orang dengan kadar gula darah tinggi juga lebih berisiko,” papar Pandu.
Dia menuturkan prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi adalah sebesar 44,5 persen. Dengan estimasi warga yang pernah terinfeksi adalah 4.717.000 dari total penduduk Jakarta sebanyak 10.600.000 orang.
Dari jumlah estimasi warga yang pernah terinfeksi, hanya 8,1 persen yang terkonfirmasi. Sebagian besar yang pernah terinfeksi tidak terdeteksi.
“Selain itu, sebagian besar yang pernah terinfeksi, baik terdeteksi maupun tidak terdeteksi, tidak pernah merasakan gejala,” tutur Pandu.
Dia menilai kekebalan komunal di Ibu Kota lebih sulit tercapai. Sebab, Jakarta adalah kota terbuka dengan mobilitas intra dan antarwilayah yang tinggi.
“Konsekuensinya, semua penduduk yang beraktivitas di Jakarta, baik warga Jakarta maupun pendatang, harus memiliki kekebalan (telah tervaksinasi) yang dapat mengatasi semua varian virus,” ujar dia.
Pandu menyebut tidak menutup kemungkinan pandemi ini berubah menjadi endemi. Sehingga diperlukan strategi penanganan secara cepat dan signifikan untuk jangka pendek.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta perlu menyiapkan antisipasi jangka menengah dan jangka panjang. Pasalnya, vaksinasi memang dapat menekan risiko perawatan di rumah sakit dan risiko kematian. Meski begitu, vaksin tidak bisa sepenuhnya menghentikan penularan.
Pemprov DKI, kata Pandu, perlu memperkuat testing, tracing, dan treatment (3T) guna mengendalikan pandemi covid-19. Namun, masyarakat juga harus aktif menjaga pola hidup sehat, menerapkan protokol kesehatan, dan ikut vaksinasi.
Survei serologi dilaksanakan berbasis populasi dengan metode sampling. Survei dilakukan pada 15 hingga 31 Maret 2021.
Survei menyasar 100 kelurahan di enam wilayah kota/kabupaten administrasi, Hal itu mencakup 4.919 sampel berusia >1 tahun (98,4%) dari total 5.000 target sampel, meliputi 54% perempuan dan 46% laki-laki, dengan kelompok usia 1-14 tahun (21,6%), 15-49 tahun (52%), 50+ tahun (26,4%).
Jakarta: Hampir separuh warga DKI Jakarta pernah terpapar covid-19. Hal itu berdasarkan hasil survei serologi Pemerintah Provinsi (Pemprov)
DKI Jakarta bekerja sama dengan tim pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia.
“Hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi
covid-19, terbanyak pada usia 30 hingga 49 tahun,” kata pakar epidemiologi dari tim FKM UI, Pandu Riono, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 10 Juli 2021.
Survei serologi merupakan teknik berbasis imunologi untuk mengukur respons imun terhadap suatu antigen dari sediaan darah seseorang. Apabila seseorang pernah terpapar pada agen infeksius tertentu, tubuhnya bakal menghasilkan antibodi spesifik yang dapat dideteksi.
Baca:
Anies: Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Mencapai 102 Ribu
Pandu menyebut infeksi pada kelompok perempuan lebih tinggi 47,9 persen. Sedangkan, kelompok yang belum menikah lebih rendah risiko terinfeksi sebesar 39,8 persen.
Penduduk di wilayah padat penduduk lebih rentan terinfeksi covid-19 48,4 persen. Semakin meningkat indeks massa tubuh, semakin banyak juga yang terinfeksi.
“Dalam hal ini kelebihan berat badan 52,9 persen dan obesitas 51,6 persen. Orang dengan kadar gula darah tinggi juga lebih berisiko,” papar Pandu.
Dia menuturkan prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi adalah sebesar 44,5 persen. Dengan estimasi warga yang pernah terinfeksi adalah 4.717.000 dari total penduduk Jakarta sebanyak 10.600.000 orang.
Dari jumlah estimasi warga yang pernah terinfeksi, hanya 8,1 persen yang terkonfirmasi. Sebagian besar yang pernah terinfeksi tidak terdeteksi.
“Selain itu, sebagian besar yang pernah terinfeksi, baik terdeteksi maupun tidak terdeteksi, tidak pernah merasakan gejala,” tutur Pandu.