Jalan rusak di Ciledug. Foto: MTVN/Anggi Tondi Martaon.
Jalan rusak di Ciledug. Foto: MTVN/Anggi Tondi Martaon.

Jalan 'Neraka' di Ciledug Raya

Sri Utami • 29 Mei 2017 08:04
medcom.id, Jakarta: Rasa lelah merayap kuat di tubuh Harris Backer. Seusai bekerja hingga larut di salah satu kantor konstruksi di Manggarai, Jakarta Selatan, ia sempat termangu ketika siap-siap pulang dengan sepeda motor ke rumahnya di Ciledug, Jakarta Selatan.
 
Selain kelelahan yang menguras semangat, petugas satuan pengamanan itu diselimuti rasa kesal. Pasalnya, dia akan melewati jalan berlubang dan gelap menuju ke rumahnya.
 
"Pembangunan jalur busway membuat jalan menuju rumah saya menjadi rusak parah. Selain jalan rusak parah, penerangan jalan umum juga tidak berfungsi, mana tahan," cetusnya, Minggu 28 Mei .

Harris semula lega, setelah proyek jalur khusus layang Trans-Jakarta Ciledug-Tendean selesai tiga bulan lalu, jalan di bawahnya akan terang benderang kembali. Ternyata dia seperti menunggu godot, yang ditunggu tak kunjung tiba. Sebaliknya, kondisi jalan semakin parah.
 
Sepanjang Jalan Ciledug Raya tetap gelap ditambah jalan berlubang membuatnya ragu untuk melintas pada larut malam. Bukan hanya geng motor yang diantisipasi, namun juga begal dan penjahat kambuhan.
 
Penerangan ke arah Ciledug hanya mengandalkan cahaya dari papan iklan ruko dan rumah yang terangnya hanya cukup untuk sekitarnya saja. "Kita bicara bukan soal takut disergap begal atau geng motor, tapi jalan rusak itu juga bisa mencelakakan," kilah Harris.
 
Proyek pembangunan jalur khusus Trans-Jakarta koridor 13 dibangun pada akhir 2014 dan selesai Maret 2017. Proyek senilai Rp2,5 triliun sepanjang 9,4 kilometer dari Jalan Kapten Tendean-Blok M-Ciledug itu hingga kini masih diuji coba dan ditargetkan dapat beroperasi Juni 2017.
 
Pembangunan jalan layang itu berdampak pada lalu lintas di bawahnya. Jalan raya menjadi rusak oleh kendaraan berat yang berlalu lalang selama dua tahun. Genangan air pada musim hujan membuat jalan berlubang semakin besar dan banyak. Apalagi kawasan itu tergolong jalur padat kendaraan pada pagi hingga malam hari.
 
Warga Ciledug, Kebo Dolan, 36, mengaku sangat terganggu dengan jalan rusak dan penerangan minim. Menurut dia, sampai saat ini, belum ada aksi cepat pemerintah untuk memperbaiki jalan dan menyalakan lampu penerangan.
 
"Padahal proyek sudah selesai tiga bulan lalu. Saya bilang, ini seperti jalan 'neraka'. Siang macet dan panas. Malam gelap dan berlubang," imbuh dia.
 
Baca: Nasib Jalan Raya Ciledug, Berlubang dan Macet Sepanjang Hari
 
Warga lainnya, Syarifudin, menambahkan hampir setiap malam terjadi senggolan atau motor terguling di lokasi tersebut. Menurut pedagang buah tersebut, kecelakaan terjadi karena pengendara tidak siap untuk menghindari lubang.
 
"Kalau nanti petugas datang untuk memperbaiki jalan ini, saya akan menegur mereka karena sudah banyak korban akibat jalan rusak dan gelap. Terus terang, kami sangat menantikan petugas memperbaiki jalan di sini," tegas Syarifudin.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan