Jakarta: Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar menyebut perkembangan proyek integrasi tarif dan pembayaran antarmoda transportasi publik se-Jabodetabek menunjukkan sinyal positif. Integrasi tarif dapat rampung pada 2021.
Sebanyak 83 calon mitra strategis industri pembayaran dari berbagai negara tertarik terlibat proyek ini. Jumat, 11 Desember 2020, menjadi tenggat untuk mendengarkan umpan balik dari calon mitra strategis. Pada Februari 2021, satu mitra strategis terbaik dari sisi teknologi dan layanan yang bisa bermitra dengan PT Jaklingko Indonesia dipilih.
"Pada triwulan III 2021, sesuai jadwal akan kita luncurkan layanan integrasi Jaklingko Indonesia di jaringan angkutan umum. Kemudian pada triwulan I tahun 2022, kita akan meluncurkan superapp yang kita harapkan akan terintegrasikan ojek dan taksi daring serta transportasi publik lainnya," ujar William seperti dikutip dari Beritajakarta.id, Rabu, 16 Desember 2020.
Baca: Kemenhub Gandeng 10 Institusi Perkuat Riset Sektor Transportasi
Inisiatif pengintegrasian tarif dan pembayaran antarmoda transportasi publik menjadi aksi korporasi antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan membentuk perusahaan patungan. PT MRT Jakarta (Perseroda), PT Jakarta Propertindo, PT Transportasi Jakarta, dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) membentuk PT Jaklingko Indonesia.
PT Jaklingko Indonesia bertugas sebagai integrator pembayaran dan tarif se-Jabodetabek. Perusahaan ini mengelola data dan pola pergerakan pengguna jasa dari integrasi pembayaran antarmoda transportasi agar lebih efektif dan efisien.
Dari 83 perusahaan yang tertarik untuk bermitra dengan PT Jaklingko Indonesia, 21 di antaranya merupakan perusahaan Indonesia. Sebanyak 28 perusahaan berasal dari Asia dan 34 perusahaan di luar Asia.
"Kami sangat yakin DKI Jakarta akan memiliki sistem ticketing dan tarif terintegrasi berskala Internasional dalam konteks Jaklingko," jelas William.
Jakarta: Direktur Utama PT
MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar menyebut perkembangan proyek integrasi tarif dan pembayaran antarmoda
transportasi publik se-Jabodetabek menunjukkan sinyal positif. Integrasi tarif dapat rampung pada 2021.
Sebanyak 83 calon mitra strategis industri pembayaran dari berbagai negara tertarik terlibat proyek ini. Jumat, 11 Desember 2020, menjadi tenggat untuk mendengarkan umpan balik dari calon mitra strategis. Pada Februari 2021, satu mitra strategis terbaik dari sisi teknologi dan layanan yang bisa bermitra dengan PT Jaklingko Indonesia dipilih.
"Pada triwulan III 2021, sesuai jadwal akan kita luncurkan layanan integrasi Jaklingko Indonesia di jaringan angkutan umum. Kemudian pada triwulan I tahun 2022, kita akan meluncurkan
superapp yang kita harapkan akan terintegrasikan ojek dan taksi daring serta transportasi publik lainnya," ujar William seperti dikutip dari Beritajakarta.id, Rabu, 16 Desember 2020.
Baca:
Kemenhub Gandeng 10 Institusi Perkuat Riset Sektor Transportasi
Inisiatif pengintegrasian tarif dan pembayaran antarmoda transportasi publik menjadi aksi korporasi antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan membentuk perusahaan patungan. PT MRT Jakarta (Perseroda), PT Jakarta Propertindo, PT Transportasi Jakarta, dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) membentuk PT Jaklingko Indonesia.
PT Jaklingko Indonesia bertugas sebagai integrator pembayaran dan tarif se-Jabodetabek. Perusahaan ini mengelola data dan pola pergerakan pengguna jasa dari integrasi pembayaran antarmoda transportasi agar lebih efektif dan efisien.
Dari 83 perusahaan yang tertarik untuk bermitra dengan PT Jaklingko Indonesia, 21 di antaranya merupakan perusahaan Indonesia. Sebanyak 28 perusahaan berasal dari Asia dan 34 perusahaan di luar Asia.
"Kami sangat yakin DKI Jakarta akan memiliki sistem ticketing dan tarif terintegrasi berskala Internasional dalam konteks Jaklingko," jelas William.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)