Jakarta: Polisi telah memeriksa 17 saksi untuk mencari identitas pelaku penyiram air keras terhadap empat pelajar SMP. Diketahui, para korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal (OTK) terjadi di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, 22 Agustus, pukul 14.30 WIB.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan para saksi didominasi oleh warga sekitar lokasi kejadian.
"Saksi banyak dari warga yang mengetahui tapi kan persoalannya siapa (pelakunya)," kata Gidion ditemui di Kelurahan Sunter Jaya, Jumat, 25 Agustus 2023 malam.
Gidion juga telah menjenguk dua dari empat korban yang paling parah terkena siraman air keras. Dalam kesempatan itu, para korban juga mengaku tidak ada masalah dengan teman ataupun pelajar sekolah lain.
"Hasil informasi di lingkungan korban, tempat tinggal korban juga menyatakan secara sosiologis anaknya baik," kata Gidion.
Ia pun melihat langsung kondisi korban yang dinilai sudah berangsur membaik. Gidion mengimbau agar para korban tidak trauma untuk bersekolah, bila sudah sembuh.
"Secara fisik tidak terjadi kerusakan di jaringan vitalnya atau indra vital seperti mata, tapi sekitar muka, leher, tangan sudah membaik. Kita yakinkan bahwa kita menjamin tidak boleh ada rasa takut anak-anak melaksanakan kegiatan sekolah," ujar Gidion.
Kasus penyiraman air keras ini berawal saat empat korban berjalan pulang sekolah dengan menumpang truk pasir. Tiba-tiba datang dari arah berlawanan orang tak dikenal (OTK) menggunakan sepeda motor langsung menyiramkan air keras.
Jakarta:
Polisi telah memeriksa 17 saksi untuk mencari identitas pelaku
penyiram air keras terhadap empat pelajar SMP. Diketahui, para korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal (OTK) terjadi di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, 22 Agustus, pukul 14.30 WIB.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan para saksi didominasi oleh warga sekitar lokasi kejadian.
"Saksi banyak dari warga yang mengetahui tapi kan persoalannya siapa (pelakunya)," kata Gidion ditemui di Kelurahan Sunter Jaya, Jumat, 25 Agustus 2023 malam.
Gidion juga telah menjenguk dua dari empat korban yang paling parah terkena siraman air keras. Dalam kesempatan itu, para korban juga mengaku tidak ada masalah dengan teman ataupun pelajar sekolah lain.
"Hasil informasi di lingkungan korban, tempat tinggal korban juga menyatakan secara sosiologis anaknya baik," kata Gidion.
Ia pun melihat langsung kondisi korban yang dinilai sudah berangsur membaik. Gidion mengimbau agar para korban tidak trauma untuk bersekolah, bila sudah sembuh.
"Secara fisik tidak terjadi kerusakan di jaringan vitalnya atau indra vital seperti mata, tapi sekitar muka, leher, tangan sudah membaik. Kita yakinkan bahwa kita menjamin tidak boleh ada rasa takut anak-anak melaksanakan kegiatan sekolah," ujar Gidion.
Kasus penyiraman air keras ini berawal saat empat korban berjalan pulang sekolah dengan menumpang truk pasir. Tiba-tiba datang dari arah berlawanan orang tak dikenal (OTK) menggunakan sepeda motor langsung menyiramkan air keras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)