Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempercepat pembangunan intermediate treatment facility (ITF) atau fasilitas pengelola sampah di dalam kota. Pembangunan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Perumda Pembangunan Sarana Jaya, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI itu untuk mendukung Tempat Pembungan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Diharapkan dapat mengurangi beban pembuangan sampah di TPST Bantargebang," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat rapat paripurna di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Selasa, 19 Oktober 2021.
Anies Baswedan menjelaskan molornya pembangunan ITF disebabkan pencarian mitra staregis. Pasalnya, pembangunan tersebut membutuhkan biaya yang besar.
Baca: Kapasitas Kritis, Pemprov DKI Bangun 2 Pengolahan Sampah Baru di Bantargebang
"Diperlukan mitra strategis untuk membantu percepatan pembangunan," terang Anies Baswedan.
Sebelumnya, ITF Sunter sebagai pusat ITF ditargetkan mampu mengurangi sampah 2.200 ton per hari dan menghasilkan energi listrik 35 megawatt. Fasilitas itu nantinya dapat mengurangi ketergantungan daerah terhadap TPST di luar daerah.
Jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang per harinya terus meningkat. Data DLH DKI Jakarta menyebutkan pada 2014 ada 5.665 ton sampah per hari, 2015 6.419 ton sampah per hari, dan 2016 6.562 ton sampah per hari. Di 2017, ada 6.875 ton sampah per hari dan 2018 7.453 ton sampah per hari.
Pada 2019, ada 7.702 ton sampah per hari dan 2020 7.424 ton sampah per hari. Secara umum, komposisi sampah DKI Jakarta didominasi sisa makanan (53 persen), plastik (9 persen), residu (8 persen), kertas (7 persen), dan lain-lain.
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempercepat pembangunan
intermediate treatment facility (
ITF) atau fasilitas pengelola sampah di dalam kota. Pembangunan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Perumda Pembangunan Sarana Jaya, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI itu untuk mendukung
Tempat Pembungan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Diharapkan dapat mengurangi beban pembuangan
sampah di TPST Bantargebang," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat rapat paripurna di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Selasa, 19 Oktober 2021.
Anies Baswedan menjelaskan molornya pembangunan ITF disebabkan pencarian mitra staregis. Pasalnya, pembangunan tersebut membutuhkan biaya yang besar.
Baca:
Kapasitas Kritis, Pemprov DKI Bangun 2 Pengolahan Sampah Baru di Bantargebang
"Diperlukan mitra strategis untuk membantu percepatan pembangunan," terang Anies Baswedan.
Sebelumnya, ITF Sunter sebagai pusat ITF ditargetkan mampu mengurangi sampah 2.200 ton per hari dan menghasilkan energi listrik 35 megawatt. Fasilitas itu nantinya dapat mengurangi ketergantungan daerah terhadap TPST di luar daerah.
Jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang per harinya terus meningkat. Data DLH DKI Jakarta menyebutkan pada 2014 ada 5.665 ton sampah per hari, 2015 6.419 ton sampah per hari, dan 2016 6.562 ton sampah per hari. Di 2017, ada 6.875 ton sampah per hari dan 2018 7.453 ton sampah per hari.
Pada 2019, ada 7.702 ton sampah per hari dan 2020 7.424 ton sampah per hari. Secara umum, komposisi sampah DKI Jakarta didominasi sisa makanan (53 persen), plastik (9 persen), residu (8 persen), kertas (7 persen), dan lain-lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)