Jakarta: Sekretariat DPRD DKI Jakarta menganggarkan pembuatan buku profil anggota dewan sebanyak Rp218 juta. Buku tersebut bakal berisi profil lengkap anggota dewan dan sejarah DPRD DKI.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik mengatakan, anggaran pembuatan buku itu masih wajar. Bahkan, relatif kecil.
Baca: Biaya Kunker DPRD DKI Dipangkas Rp40 Miliar
"Buku profil Rp200 juta kecil loh. Buku itu bisa dijadikan souvernir kunjungan kerja. Sekarang kita kalau ke daerah souvenirnya akrilik, kaya karang taruna," kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa, 28 November 2017.
Menurutnya, buku profil itu penting untuk mengetahui informasi anggota dewan. Selain itu, buku akan berisi sejarah DPRD DKI Jakarta. Ia minta Pemprov DKI mendukung pembuatan buku tersebut.
"Coba anda minta sejarah dewan pertama di Jakarta, enggak ada di sini. Di Berlin itu, di lobby-nya ada leaflet informasi. Kalau kita tidak ada," ungkapnya.
Baca: DPRD DKI Jakarta Minta Jumlah Tim TGUPP Dipangkas
Menurutnya, cendera mata yang selama ini dimiliki DPRD DKI kurang menarik dan tidak informatif. Politikus Partai Gerindra ini menyebut, DPRD DKI kalah dengan DPRD Bali.
"DKI itu tidak modern, kalah sama daerah lain soal pengelolaan kesekwanannya. Daerah lain bagus-bagus. Misal kita ke Bali, bagus dari sudut informasi. Orang datang bisa dapat (buku) informasi," katanya.
Jakarta: Sekretariat DPRD DKI Jakarta menganggarkan pembuatan buku profil anggota dewan sebanyak Rp218 juta. Buku tersebut bakal berisi profil lengkap anggota dewan dan sejarah DPRD DKI.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik mengatakan, anggaran pembuatan buku itu masih wajar. Bahkan, relatif kecil.
Baca:
Biaya Kunker DPRD DKI Dipangkas Rp40 Miliar
"Buku profil Rp200 juta kecil loh. Buku itu bisa dijadikan souvernir kunjungan kerja. Sekarang kita kalau ke daerah souvenirnya akrilik, kaya karang taruna," kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa, 28 November 2017.
Menurutnya, buku profil itu penting untuk mengetahui informasi anggota dewan. Selain itu, buku akan berisi sejarah DPRD DKI Jakarta. Ia minta Pemprov DKI mendukung pembuatan buku tersebut.
"Coba anda minta sejarah dewan pertama di Jakarta, enggak ada di sini. Di Berlin itu, di lobby-nya ada leaflet informasi. Kalau kita tidak ada," ungkapnya.
Baca:
DPRD DKI Jakarta Minta Jumlah Tim TGUPP Dipangkas
Menurutnya, cendera mata yang selama ini dimiliki DPRD DKI kurang menarik dan tidak informatif. Politikus Partai Gerindra ini menyebut, DPRD DKI kalah dengan DPRD Bali.
"DKI itu tidak modern, kalah sama daerah lain soal pengelolaan kesekwanannya. Daerah lain bagus-bagus. Misal kita ke Bali, bagus dari sudut informasi. Orang datang bisa dapat (buku) informasi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
