Jakarta: Penumpang Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, lebih memilih menggunakan alat deteksi covid-19 atau GeNose C19 ketimbang rapid test antigen. Penumpang antusias mengikuti uji coba sejak 3 Februari 2021 hingga penggunaan perdana hari ini.
"Kami sudah melakukan uji coba mulai 3 (Februari) secara resmi di empat stasiun, pantauan kita penumpang cenderung lebih memilih GeNose," kata Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia, Joni Martinus, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Februari 2021.
Pernyataan ini juga didukung data jumlah penumpang yang memilih tes covid-19 buatan Universitas Gajah Mada (UGM) itu per pukul 13.00 WIB, Jumat 5 Februari 2021. Tercatat sebanyak 644 penumpang memilih GeNose.
"Sementara jumlah yang memilih rapid test antigen 549 orang. GeNose lebih diminati," kata Joni.
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menyebabkan penumpang lebih memilih pemeriksaan GeNose C19. Pertama, GeNose baru digunakan sehingga ada rasa ingin tahu dari warga untuk mencoba.
Kedua, tingkat akurasi tes GeNose C19 tak kalah dengan alat deteksi covid-19 lainnya. Tingkat akurasi GeNose C19 mencapai 90 persen.
"Kemudian juga biayanya dibandingkan dengan yang lain, GeNose ini lebih murah, harganya Rp20 ribu. Kalau rapid test antigen Rp105 ribu," kata Joni.
Sementara itu, Edwin Giovani, salah seorang calon penumpang mengaku sangat bersemangat mencoba GeNose C19. Dia bahkan rela menunggu peresmian GeNose sebelum pergi ke luar kota.
"Justru saya nunggu untuk berangkat ke luar kota, nunggu GeNose ini masuk ke stasiun," kata Edwin.
Baca: Evaluasi, Mulai Besok Layanan GeNose hanya Tersedia di Stasiun Senen dan Yogyakarta
Edwin menunggu penerapan GeNose C19 karena tak berani menggunakan rapid test antigen. Pemeriksaan melalui rapid test antigen dianggap menyakitkan.
"GeNose ini enggak menyakitkan dan lebih murah juga harganya," kata dia.
Hal serupa diungkapkan pegawai BUMN, Nurhaji. Menurut dia, GeNose C19 juga lebih akurat. Hasil tesnya pun lebih cepat keluar hanya dalam waktu tiga menit.
"Terus terang saya lebih pilih ini (GeNose) daripada antigen yang lambat hasilnya dan ini (GeNose) lebih akurat sampai 93 persen," ujar Nurhaji.
Dia berharap penggunaan GeNose C19 segera terealisasi di seluruh transportasi umum di Indonesia. "Tentu buat saya yang sering bepergian, GeNose ini sangat membantu. Saya sangat mendukung penggunaannya di mana pun tempat kita melakukan perjalanan," kata Nurhaji
Jakarta: Penumpang Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, lebih memilih menggunakan alat deteksi covid-19 atau
GeNose C19 ketimbang
rapid test antigen. Penumpang antusias mengikuti uji coba sejak 3 Februari 2021 hingga penggunaan perdana hari ini.
"Kami sudah melakukan uji coba mulai 3 (Februari) secara resmi di empat stasiun, pantauan kita penumpang cenderung lebih memilih GeNose," kata Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia, Joni Martinus, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Februari 2021.
Pernyataan ini juga didukung data jumlah penumpang yang memilih tes covid-19 buatan Universitas Gajah Mada (UGM) itu per pukul 13.00 WIB, Jumat 5 Februari 2021. Tercatat sebanyak 644 penumpang memilih GeNose.
"Sementara jumlah yang memilih
rapid test antigen 549 orang. GeNose lebih diminati," kata Joni.
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menyebabkan penumpang lebih memilih pemeriksaan GeNose C19. Pertama, GeNose baru digunakan sehingga ada rasa ingin tahu dari warga untuk mencoba.
Kedua, tingkat akurasi tes GeNose C19 tak kalah dengan alat deteksi
covid-19 lainnya. Tingkat akurasi GeNose C19 mencapai 90 persen.
"Kemudian juga biayanya dibandingkan dengan yang lain, GeNose ini lebih murah, harganya Rp20 ribu. Kalau
rapid test antigen Rp105 ribu," kata Joni.
Sementara itu, Edwin Giovani, salah seorang calon penumpang mengaku sangat bersemangat mencoba GeNose C19. Dia bahkan rela menunggu peresmian GeNose sebelum pergi ke luar kota.
"Justru saya nunggu untuk berangkat ke luar kota, nunggu GeNose ini masuk ke stasiun," kata Edwin.
Baca:
Evaluasi, Mulai Besok Layanan GeNose hanya Tersedia di Stasiun Senen dan Yogyakarta
Edwin menunggu penerapan GeNose C19 karena tak berani menggunakan
rapid test antigen. Pemeriksaan melalui
rapid test antigen dianggap menyakitkan.
"GeNose ini enggak menyakitkan dan lebih murah juga harganya," kata dia.
Hal serupa diungkapkan pegawai BUMN, Nurhaji. Menurut dia, GeNose C19 juga lebih akurat. Hasil tesnya pun lebih cepat keluar hanya dalam waktu tiga menit.
"Terus terang saya lebih pilih ini (GeNose) daripada antigen yang lambat hasilnya dan ini (GeNose) lebih akurat sampai 93 persen," ujar Nurhaji.
Dia berharap penggunaan GeNose C19 segera terealisasi di seluruh transportasi umum di Indonesia. "Tentu buat saya yang sering bepergian, GeNose ini sangat membantu. Saya sangat mendukung penggunaannya di mana pun tempat kita melakukan perjalanan," kata Nurhaji
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)