Jakarta: Ketua Panitia Khusus (Pansus) Pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ongen Sangaji mengkritik kerja Sekretaris Dewan DPRD DKI Jakarta M. Yuliadi. Ongen menyebut mundurnya rapat paripurna pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta lantaran Yuliadi kurang berkoordinasi dengan pimpinan legislasi.
"Tugas Sekwan itu berkomitmen dengan pimpinan, pimpinan fraksi dan komisi. Apalagi ini hal yang prinsip. Jadi, sekwan harus lebih aktif. Jangan sampai satu hari bikin tiga sampai empat rapat," kata Ongen saat dihubungi, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.
Baca Juga: Pansus Wagub dan Sekwan DPRD DKI Salah-salahan
Ongen tak mau mundurnya rapat paripurna pemilihan wagub DKI Jakarta terulang kembali. Dia menyebut molornya rapat paripurna wagub DKI lantaran Sekwan tak memberi undangan ke Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.
Ketua Fraksi Partai Hanura ini menyebut banyaknya rapat membuat peserta tak fokus. Ini juga berdampak pada peserta pansus Wagub DKI yang tak pernah kourum.
"Kita di dewan ini acara bertumpuk-tumpuk. Ada rapat pansus, rapat anggaran, dan lainnya, ini yang menimbulkan rapat pansus enggak bisa dilaksanakan," ujar dia.
Lantaran tak kunjung kourum, rapat selalu ditunda. Hal ini memakan waktu hingga berminggu-minggu. Solusinya, kata Ongen, Sekwan harus aktif berkomunikasi dengan pimpinan, apalagi di akhir masa jabatan seperti sekarang ini.
Dia menyarankan agar sekwan menyusun rapat berdasarkan skala prioritas. Bila pansus dianggap penting, maka Sekwan harus menomorduakan rapat yang lain.
"Jadi, kalau dia enggak melakukan komunikasi secara aktif bisa menimbulkan masalah," kata Ongen.
Jakarta: Ketua Panitia Khusus (Pansus) Pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ongen Sangaji mengkritik kerja Sekretaris Dewan DPRD DKI Jakarta M. Yuliadi. Ongen menyebut mundurnya rapat paripurna pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta lantaran Yuliadi kurang berkoordinasi dengan pimpinan legislasi.
"Tugas Sekwan itu berkomitmen dengan pimpinan, pimpinan fraksi dan komisi. Apalagi ini hal yang prinsip. Jadi, sekwan harus lebih aktif. Jangan sampai satu hari bikin tiga sampai empat rapat," kata Ongen saat dihubungi, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.
Baca Juga:
Pansus Wagub dan Sekwan DPRD DKI Salah-salahan
Ongen tak mau mundurnya rapat paripurna pemilihan wagub DKI Jakarta terulang kembali. Dia menyebut molornya rapat paripurna wagub DKI lantaran Sekwan tak memberi undangan ke Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.
Ketua Fraksi Partai Hanura ini menyebut banyaknya rapat membuat peserta tak fokus. Ini juga berdampak pada peserta pansus Wagub DKI yang tak pernah kourum.
"Kita di dewan ini acara bertumpuk-tumpuk. Ada rapat pansus, rapat anggaran, dan lainnya, ini yang menimbulkan rapat pansus enggak bisa dilaksanakan," ujar dia.
Lantaran tak kunjung kourum, rapat selalu ditunda. Hal ini memakan waktu hingga berminggu-minggu. Solusinya, kata Ongen, Sekwan harus aktif berkomunikasi dengan pimpinan, apalagi di akhir masa jabatan seperti sekarang ini.
Dia menyarankan agar sekwan menyusun rapat berdasarkan skala prioritas. Bila pansus dianggap penting, maka Sekwan harus menomorduakan rapat yang lain.
"Jadi, kalau dia enggak melakukan komunikasi secara aktif bisa menimbulkan masalah," kata Ongen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)