medcom.id, Jakarta: Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aprindo) mengatakan kemacetan di jalur tol Cikampek-Jakarta sudah menjadi masalah bersama. Pada dasarnya, Aprindo menilai semua titik yang tidak dilintasi truk pun mengalami kemacetan.
"Artinya sebelum kita bicara masalah kemacetan akibat opini disebabkan truk angkutan barang, kita lihat dulu datanya," kata Direktur Eksekutif DPP Aprindo Johannes Purba, dalam Metro Siang, Selasa 7 November 2017.
Johannes mengatakan data dari Jasa Marga menyebut ada total sekitar 6 juta lebih kendaraan yang melintasi tol Jakarta-Cikampek selama September 2017. Dari 6 juta kendaraan, 80 persen diantaranya didominasi kendaraan pribadi atau angkutan orang.
Baca juga: Pembatasan Truk di Tol Jakarta-Cikampek Berpotensi Ganggu Perekonomian
"Sementara golongan III, IV, V, atau angkutan barang yang sumbunya 3-5 hanya 8,03 persen. Artinya tidak sampai 10 persen golongan satu itu sendiri," katanya.
Kemudian, kata Johannes, dilihat dari riwayat lintasannya, kapasitas maksimum per hari kendaraan yang melintasi jalur tol Jakarta-Cikampek rata-rata 92 ribu kendaraan per hari. Namun saat ini jumlah kendaraan yang melintah meningkat hingga 224 ribu lebih kendaraan per hari.
"Dari 224 ribu itu golongan I, kendaraan pribadi atau passenger car itu menyumbang 177 ribu lebih kendaraan. Ini statik dari Jasa Marga sendiri. Ini yang harus diatur dengan bijak," jelasnya.
medcom.id, Jakarta: Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aprindo) mengatakan kemacetan di jalur tol Cikampek-Jakarta sudah menjadi masalah bersama. Pada dasarnya, Aprindo menilai semua titik yang tidak dilintasi truk pun mengalami kemacetan.
"Artinya sebelum kita bicara masalah kemacetan akibat opini disebabkan truk angkutan barang, kita lihat dulu datanya," kata Direktur Eksekutif DPP Aprindo Johannes Purba, dalam Metro Siang, Selasa 7 November 2017.
Johannes mengatakan data dari Jasa Marga menyebut ada total sekitar 6 juta lebih kendaraan yang melintasi tol Jakarta-Cikampek selama September 2017. Dari 6 juta kendaraan, 80 persen diantaranya didominasi kendaraan pribadi atau angkutan orang.
Baca juga: Pembatasan Truk di Tol Jakarta-Cikampek Berpotensi Ganggu Perekonomian
"Sementara golongan III, IV, V, atau angkutan barang yang sumbunya 3-5 hanya 8,03 persen. Artinya tidak sampai 10 persen golongan satu itu sendiri," katanya.
Kemudian, kata Johannes, dilihat dari riwayat lintasannya, kapasitas maksimum per hari kendaraan yang melintasi jalur tol Jakarta-Cikampek rata-rata 92 ribu kendaraan per hari. Namun saat ini jumlah kendaraan yang melintah meningkat hingga 224 ribu lebih kendaraan per hari.
"Dari 224 ribu itu golongan I, kendaraan pribadi atau passenger car itu menyumbang 177 ribu lebih kendaraan. Ini statik dari Jasa Marga sendiri. Ini yang harus diatur dengan bijak," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)