Jakarta: Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih angkat bicara terkait polemik anggaran pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter. Andono menilai tak sesuai membandingkan pengelolaan sampah Jakarta dengan Surabaya.
"Enggak apple to apple ya dengan Surabaya. DKI kan provinsi, Surabaya kan kota," kata Andono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Agustus 2019.
Selain luas wilayah, populasi DKI Jakarta jauh lebih banyak dari Surabaya. Andono mengatakan perputaran ekonomi masyarakat ibu kota juga jauh lebih tinggi dari Surabaya.
"Perputaran ekonomi kita kan jauh lebih besar daripada Surabaya sehingga bangkitan sampahnya kan lebih tinggi. Jadi, ya itu membutuhkan biaya yang lebih besar," jelas Andono.
Baca: ITF Dinilai Akal-akalan Pemprov DKI
Andono menjelaskan angka Rp3,7 triliun tak digunakan untuk pembangunan ITF semata. Anggaran itu juga mencakupi pengadaan lahan di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
"ITF itu kan perlu lahan. Lahan di Jakarta mana ada yang murah kan. Itu proporsi yang terbesarnya," pungkas dia.
Polemik ini bermula dari pernyataan Ketua Fraksi Partai NasDem Bestari Barus yang membandingkan anggaran ITF Sunter dengan Surabaya. Bestari menyebut anggaran pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter mencapai Rp3,7 triliun. Sementara Surabaya hanya menghabiskan anggaran sekitar Rp30 miliar.
Sebelumnya juga beredar video pertemuan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma dengan Anggota DPRD DKI Jakarta. Dalam video tersebut Risma tampak kaget dan tertawa mendengar anggaran penanganan sampah di Jakarta mencapai lebih dari Rp3,7 triliun.
Risma kemudian membeberkan pengelolaan sampah Surabaya. Dia mengatakan Surabaya sudah memiliki sistem pengelolaan sampah sendiri.
Jakarta: Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih angkat bicara terkait polemik anggaran pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter. Andono menilai tak sesuai membandingkan pengelolaan sampah Jakarta dengan Surabaya.
"Enggak
apple to apple ya dengan Surabaya. DKI kan provinsi, Surabaya kan kota," kata Andono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Agustus 2019.
Selain luas wilayah, populasi DKI Jakarta jauh lebih banyak dari Surabaya. Andono mengatakan perputaran ekonomi masyarakat ibu kota juga jauh lebih tinggi dari Surabaya.
"Perputaran ekonomi kita kan jauh lebih besar daripada Surabaya sehingga bangkitan sampahnya kan lebih tinggi. Jadi, ya itu membutuhkan biaya yang lebih besar," jelas Andono.
Baca: ITF Dinilai Akal-akalan Pemprov DKI
Andono menjelaskan angka Rp3,7 triliun tak digunakan untuk pembangunan ITF semata. Anggaran itu juga mencakupi pengadaan lahan di kawasan Sunter, Jakarta Utara.
"ITF itu kan perlu lahan. Lahan di Jakarta mana ada yang murah kan. Itu proporsi yang terbesarnya," pungkas dia.
Polemik ini bermula dari pernyataan Ketua Fraksi Partai NasDem Bestari Barus yang membandingkan anggaran ITF Sunter dengan Surabaya. Bestari menyebut anggaran pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter mencapai Rp3,7 triliun. Sementara Surabaya hanya menghabiskan anggaran sekitar Rp30 miliar.
Sebelumnya juga beredar video pertemuan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma dengan Anggota DPRD DKI Jakarta. Dalam video tersebut Risma tampak kaget dan tertawa mendengar anggaran penanganan sampah di Jakarta mencapai lebih dari Rp3,7 triliun.
Risma kemudian membeberkan pengelolaan sampah Surabaya. Dia mengatakan Surabaya sudah memiliki sistem pengelolaan sampah sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)