medcom.id, Jakarta: Pesona Jakarta tidak ada habisnya. Meski banyak yang gagal, namun tak menciutkan nyali para pendatang untuk mengadu nasib.
Menurut salah seorang warga Jakarta, Mina, tak ada yang salah pendatang baru ke Jakarta. Asal, mereka memiliki pekerjaan, keahlian, dan tempat tinggal.
"Kalau belum ada kerjaan lebih baik enggak usah. Terus juga tempat tinggalnya bagaimana?" kata Mina kepada Metrotvnews.com di Gambir, Jakarta Pusat, Jumat 30 Juni 2017.
Tanggapan lain datang dari warga Jakarta lainnya, Kiki Riskaningsih. Wanita berusia 36 tahun ini justru menyarankan pendatang baru memanfaatkan kearifan lokal di daerah masing-masing.
Baca: Jakarta Bisa Jadi Kewalahan Menghadapi Pendatang Baru
Ia menuturkan, memanfaatkan kearifan lokal bisa menjadi peluang bisnis besar. Lagi pula, pembangunan di daerah sudah berkembang.
"Seharusnya mereka menguatkan kemampuan daerah. Misalnya bisnis batik atau pariwisata," ujar wanita yang biasa dipanggil Kiki.
Dia menyarankan warga daerah untuk tidak asal coba. Dia mengaku tak pernah menyarankan teman atau saudaranya mengadu nasib di Jakarta.
"Kalau hanya coba-coba lebih di daerah saja. Kalau susah ya masih di rumah sendiri. Kalau di Jakarta dan hidup susah malah luntang-lantung," pungkasnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Edison Sianturi mengatakan arus urbanisasi ke Jakarta sudah tidak terbendung. Untuk itu Disdukcapil mengimbau para pendatang memiliki keterampilan khusus sebelum ke Jakarta.
"Untuk mendapatkan KTP Jakarta, harus ada jaminan pekerjaan dan tempat tinggal, loh," kata Edison.
BPS DKI Jakarta mencatat, pada 2015 Jakarta dihuni 10.177.924 jiwa. Sementara Disdukcapil mengatakan, saat ini ada 7,3 juta penduduk Jakarta ber-KTP DKI. Selisih angka sekitar 2.877.924 itu belum bisa dipastikan sebagai pendatang.
medcom.id, Jakarta: Pesona Jakarta tidak ada habisnya. Meski banyak yang gagal, namun tak menciutkan nyali para pendatang untuk mengadu nasib.
Menurut salah seorang warga Jakarta, Mina, tak ada yang salah pendatang baru ke Jakarta. Asal, mereka memiliki pekerjaan, keahlian, dan tempat tinggal.
"Kalau belum ada kerjaan lebih baik enggak usah. Terus juga tempat tinggalnya bagaimana?" kata Mina kepada
Metrotvnews.com di Gambir, Jakarta Pusat, Jumat 30 Juni 2017.
Tanggapan lain datang dari warga Jakarta lainnya, Kiki Riskaningsih. Wanita berusia 36 tahun ini justru menyarankan pendatang baru memanfaatkan kearifan lokal di daerah masing-masing.
Baca: Jakarta Bisa Jadi Kewalahan Menghadapi Pendatang Baru
Ia menuturkan, memanfaatkan kearifan lokal bisa menjadi peluang bisnis besar. Lagi pula, pembangunan di daerah sudah berkembang.
"Seharusnya mereka menguatkan kemampuan daerah. Misalnya bisnis batik atau pariwisata," ujar wanita yang biasa dipanggil Kiki.
Dia menyarankan warga daerah untuk tidak asal coba. Dia mengaku tak pernah menyarankan teman atau saudaranya mengadu nasib di Jakarta.
"Kalau hanya coba-coba lebih di daerah saja. Kalau susah ya masih di rumah sendiri. Kalau di Jakarta dan hidup susah malah luntang-lantung," pungkasnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Edison Sianturi mengatakan arus urbanisasi ke Jakarta sudah tidak terbendung. Untuk itu Disdukcapil mengimbau para pendatang memiliki keterampilan khusus sebelum ke Jakarta.
"Untuk mendapatkan KTP Jakarta, harus ada jaminan pekerjaan dan tempat tinggal, loh," kata Edison.
BPS DKI Jakarta mencatat, pada 2015 Jakarta dihuni 10.177.924 jiwa. Sementara Disdukcapil mengatakan, saat ini ada 7,3 juta penduduk Jakarta ber-KTP DKI. Selisih angka sekitar 2.877.924 itu belum bisa dipastikan sebagai pendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)