Simpang Susun Semanggi di kawasan Semanggi, Jakarta. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.
Simpang Susun Semanggi di kawasan Semanggi, Jakarta. Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.

Perubahan setelah Simpang Susun Semanggi Beroperasi

Deny Irwanto • 18 Agustus 2017 13:26
medcom.id, Jakarta: Ruas Jalan di kawasan Semanggi kerap mengalami kemacetan saat pagi hari dan jam pulang kerja sekitar pukul 17.00 WIB. Simpang Susun Semanggi dinilai cukup efektif mengurai kemacetan di ruas ini.
 
Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, kemacetan di Semanggi disebabkan pertemuan kendaraan. Lokasi ini menjadi titik temu kendaraan dari Slipi ke Senayan dengan kendaraan dari Cawang ke Bendungan Hilir-Bundaran Hotel Indonesia dan seterusnya.
 
"Memang ini lokasi merupakan pertemuan dari Gatot Subroto dengan Sudirman-Thamrin, sehingga terjadi suatu kemacetan cukup signifikan juga, entah itu pagi hari, siang hari maupun sore hari," kata Budiyanto saat dikonfirmasi, Jumat 18 Agustus 2017.

Menurut dia, dengan adanya Simpang Susun Semanggi, mobil yang mengarah dari Slipi ke Senayan-Blok M bisa langsung melintas tanpa harus melewati jalur lama yang melingkar di bawah jalur Simpang Susun Semanggi. Namun, jalur lama tetap bisa digunakan mobil jika Simpang Susun Semanggi dalam keadaan padat.
 
Budiyanto mengklaim, dengan adanya Simpang Susun Semanggi ini juga bisa mengurangi kemacetan di kawasan tersebut hingga sekitar 30 persen. Dia pun senang pembangunan infrastruktur ini sukses.
 
"Ini langkah yang bagus juga sehingga mungkin sekarang arus lalu lintas yang dari barat mau ke Blok M bisa langsung mengambil akses jalan yang baru atau yang lama juga bisa. Mungkin arus dari Cawang mengarah Bundaran HI juga bisa langsung atau mungkin menggunakan alternatif jalur yang lama," jelas Budiyanto.
 
Baca: Pengamat: Simpang Susun Semanggi Hanya Menata Persimpangan
 
Anggaran proyek pembangunan jalan layang simpang susun Semanggi ini tak berasal dari APBD DKI. Dana bersumber dari salah satu perusahaan Jepang, PT Mouri, yang menyerahkan koefisien lantai bangunan (KLB) kepada DKI dalam bentuk infrastruktur jembatan senilai Rp360 miliar.
 
Jalan layang yang dibuat era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat itu telah diuji coba pada 28 Juli 2017. Presiden Joko Widodo kemudian meresmikannya pada 17 Agustus 2017, kemarin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan