Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan--Antara/Rosa Pangabean
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan--Antara/Rosa Pangabean

Bersama Menkes, Gubernur Anies Sosialisasi Penanggulangan Difteri

Dian Ihsan Siregar • 11 Desember 2017 08:26
Jakarta: Menteri Kesehatan Nila Moeloek bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan sosialisasi program penanggulangan penyakit difteri bernama "Outbreak Response Immunization" (ORI). Kegiatan tersebut digelar secara serentak di SMA Negeri 33, Cengkareng, Jakarta Barat.
 
Kedatangan Anies dan Nila disambut dengan musik marawis dari para siswa SMA Negeri 33 Jakarta Barat. Program ORI dilakukan dengan kerja sama lintas sektor melibatkan diantaranya Diskominfomas, Dinas Sosial, RT, RW dan Kader Kesehatan.
 
Baca: Difteri di DKI Masuk Kejadian Luar Biasa

Sasaran ORI Jakarta Utara dan Jakarta Barat berjumlah 1.238.283 jiwa. ORI dilakukan di seluruh sekolah TK, PAUD, SD/MI, SMP/MTS serta perguruan tinggi.  
 
Selain itu juga dilakukan di fasilitas kesehatan, RSUD serta tempat lain seperti daycare, apartemen dan rusun.
 
Gubernur Anies menyatakan, dalam empat tahun terakhir ada 25 kasus difteri di Jakarta dan kegiatan ORI dimulai di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.  "Kita harapkan sebelum Asian Games, Jakarta sudah bebas dan aman dari difteri.  Kasus difteri banyak terjadi di wilayah Jakarta Utara pada usia -15 tahun," ujar Anies, seperti mengutip Antara, Senin, 11 Desember 2017.
 
Baca: 11 Provinsi Telah Laporkan Kejadian Wabah Difteri
 
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi menyatakan, sudah ada sebanyak 11 provinsi yang melaporkan kejadian luar biasa (KLB) difteri di kabupaten atau kota pada kurun waktu Oktober-November 2017.
 
"Provinsi yang melaporkan KLB adalah Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur," kata Oscar.
 
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae dan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak. Difteri memiliki masa inkubasi dua hari hingga lima hari dan akan menular selama dua minggu hingga empat minggu. Penyakit itu sangat menular dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat.
 
Gejala awal difteri bisa tidak spesifik seperti demam tidak tinggi, nafsu makan menurun, lesu, nyeri menelan dan nyeri tenggorokan, sekret hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah.
 
Namun begitu, bilang Oscar, difteri memiliki tanda khas berupa selaput putih keabu-abuan di tenggorokan atau hidung yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut dengan 'bull neck'.
 
Imunisasi, Oscar menyebutkan, masih merupakan cara yang ampuh untuk menangani difteri. Maka dari itu, dia berpesan, agar masyarakat tidak ragu mendatangi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi difteri.
 
"Kita harus cegah dengan imunisasi, tidak ada cara lain. Harus lengkap dan tuntas. Silakan datang ke fasilitas kesehatan, vaksinnya gratis," sebut Oscar.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan