Jakarta: Direktur Keuangan Sarana Jaya Bima Priyo Santosa mengatakan fasilitas pengelolaan aampah antara (FPSA) akan menuntuskan persoalan sampah di DKI Jakarta. Sebanyak dua FPSA direncanakan dibangun.
"Sampah ini hal yang urgent, important, bagi Jakarta. Kalau tidak ada penanganan itu (FPSA) mungkin tiga tahun atau empat tahun itu katanya Bantargebang bisa penuh. Kebayang ya, kalau Bantargebang penuh, Jakarta seperti apa," ujar Bima dalam diskusi virtual Balkoters Talk bertajuk 'Olah Sampah dengan Teknologi Ramah Lingkungan', Jumat, 15 Oktober 2021.
Bima menyebut pengerjaan proyek FPSA masih dalam tahap lelang untuk menentukan mitra penggarapnya. Sampai saat ini belum ditentukan lokasi untuk pembangunan dua FPSA sampai proses tender rampung.
"Kita berharap untuk nanti ada perkembangan yang signifikan di bulan November, sehingga kita berharap tahun depan ini sudah mulai aktivitas fisik dari project itu," jelasnya.
Ia yakin dua FPSA yang dibangun ini bakal memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di Ibu Kota. Terlebih nantinya, sistem yang dibuat akan ramah lingkungan dan menggunakan teknologi modern.
Baca: Kapasitas Kritis, Pemprov DKI Bangun 2 Pengolahan Sampah Baru di Bantargebang
Sementara itu, Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Enri Damanhuri menyarankan dua FPSA itu dibangun dengan pertimbangan matang sesuai dengan produksi sampah di ibu kota. Karena menggunakan teknologi modern, harus disesuaikan kapasitasnya agar pengelolaan berjalan maksimal.
"Seberapa besar teknologi itu mampu mengurangi sampah, berat atau volumenya, kemampuan reduksi yang utama. Karena pengolahan sampah sasarannya bukan bukan menghasilkan sesuatu, tapi mengurangi produksi sebanyak mungkin," tutur Enri.
Jakarta: Direktur Keuangan Sarana Jaya Bima Priyo Santosa mengatakan fasilitas
pengelolaan aampah antara (FPSA) akan menuntuskan persoalan sampah di
DKI Jakarta. Sebanyak dua FPSA direncanakan dibangun.
"Sampah ini hal yang
urgent, important, bagi Jakarta. Kalau tidak ada penanganan itu (FPSA) mungkin tiga tahun atau empat tahun itu katanya
Bantargebang bisa penuh. Kebayang ya, kalau Bantargebang penuh, Jakarta seperti apa," ujar Bima dalam diskusi virtual Balkoters Talk bertajuk 'Olah Sampah dengan Teknologi Ramah Lingkungan', Jumat, 15 Oktober 2021.
Bima menyebut pengerjaan proyek FPSA masih dalam tahap lelang untuk menentukan mitra penggarapnya. Sampai saat ini belum ditentukan lokasi untuk pembangunan dua FPSA sampai proses tender rampung.
"Kita berharap untuk nanti ada perkembangan yang signifikan di bulan November, sehingga kita berharap tahun depan ini sudah mulai aktivitas fisik dari
project itu," jelasnya.
Ia yakin dua FPSA yang dibangun ini bakal memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di Ibu Kota. Terlebih nantinya, sistem yang dibuat akan ramah lingkungan dan menggunakan teknologi modern.
Baca:
Kapasitas Kritis, Pemprov DKI Bangun 2 Pengolahan Sampah Baru di Bantargebang
Sementara itu, Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Enri Damanhuri menyarankan dua FPSA itu dibangun dengan pertimbangan matang sesuai dengan produksi sampah di ibu kota. Karena menggunakan teknologi modern, harus disesuaikan kapasitasnya agar pengelolaan berjalan maksimal.
"Seberapa besar teknologi itu mampu mengurangi sampah, berat atau volumenya, kemampuan reduksi yang utama. Karena pengolahan sampah sasarannya bukan bukan menghasilkan sesuatu, tapi mengurangi produksi sebanyak mungkin," tutur Enri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)