medcom.id, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menemukan makam fiktif dijual Rp7 juta per unit. Hal itu diketahui saat Djarot blusukan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak.
Dajrot mendadak mendatangi TPU Karet Bivak dan TPU Pasar Baru Barat. Padahal diwaktu yang sama ia dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Bambang DH. Banyaknya laporan makam fiktif membuat Djarot membatalkan pertemuan itu.
Djarot tiba di Karet Bivak sekira pukul 14.00 WIB. Djarot ditemani Kasudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat, Mujirin. Mereka pun duduk dan berbincang sejenak sebelum melihat kondisi pemakaman.
Baca: Modus Makam Fiktif di Jakarta
Kepada Djarot, Mujirin melaporkan baru ditemukan satu makam fiktif. Namun Djarot tidak percaya dan meminta penyelidikan terus dilakukan. Djarot yakin, masih ada makam fiktif di Karet Bivak.
"Saya tidak yakin cuma satu. Permainan ini sudah lama skali," kata Djarot di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).
Dari obrolan itu terungkap bahwa harga jual satu bidang pemakaman di Karet Bivak mencapai jutaan. "Kalau di sini pengakuan di atas Rp4 juta, sekarang Rp6-7 juta," kata Djarot.
Djarot pun beranjak dan mengelilingi makam. Djarot sempat menemukan makam tak bernisan. Tapi pihak UPT TPU Karet Bivak mengatakan, meski tak bernisan, makam itu bertuan dan terdata oleh UPT pemakaman.
Djarot berpesan kepada petugas makam bernama Karsono untuk bekerja jujur, karena urusan makam merupakan urusan akhirat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menggali makam yang diduga fiktif. Foto: MTVN/Intan Fauzi.
Namun Karsono menimpali Djarot dengan malu-malu. Djarot menangkap raut Karsono seperti sebuah keseganan. "Keliatan dia segan ini, nanti kalau ada apa-apa lapor. Jangan takut," ujar Djarot.
Djarot melanjutkan perjalanannya ke TPU Pasar Baru Barat, Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Di sana, Djarot menemukan dua makam yang diduga fiktif.
Lihat: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Temukan 230 Makam Fiktif
Di makam pertama, Djarot menemukan makam hanya dipasangi plang besi bertuliskan Nursanah binti Sairan, 55 tahun, Gang Buana. 6-8-2012. "Wah-wah ini pasti palsu ya," kata Djarot.
Akhirnya, Djarot meminta petugas penggali makam untuk meratakan makam itu. Djarot menegaskan kepada Kepala TPU Pasar Baru Barat, Sandra, untuk menghubungi semua ahli waris, memastikan kepemilikan makam.
Sebab, banyak ahli waris yang tidak memperpanjang izin penggunaan tanah makam (IPTM) kemudian dijadikan makam fiktif. Djarot mau pihak pemakaman tegas kepada pemilik makam.
"Berarti ibu tahu siapa yang jual? Kepada semua ahli waris yang punya makam, lapor ke kita. Pemilik, kemudian berani penipuan, tuntut mereka. Biar dia nyanyi," kata Djarot.
Djarot juga menemukan makam fiktif yang tidak terdata UPT TPU Pasar Baru Barat. Tapi seorang penggali makam sempat ngotot bahwa makam itu bertuan. Hanya saja, ahli warisnya tak memperpanjang kepemilikan makam.
"Aku mulai, ada atau enggak rangkanya, kamu mulai, laporin ya. Taruhan ada enggak?," tantang Djarot.
Penggali itu pun mengalah. Pembongkaran makam diawali oleh Djarot dan dilanjutkan oleh penggali makam itu.
medcom.id, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menemukan makam fiktif dijual Rp7 juta per unit. Hal itu diketahui saat Djarot blusukan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak.
Dajrot mendadak mendatangi TPU Karet Bivak dan TPU Pasar Baru Barat. Padahal diwaktu yang sama ia dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Bambang DH. Banyaknya laporan makam fiktif membuat Djarot membatalkan pertemuan itu.
Djarot tiba di Karet Bivak sekira pukul 14.00 WIB. Djarot ditemani Kasudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat, Mujirin. Mereka pun duduk dan berbincang sejenak sebelum melihat kondisi pemakaman.
Baca:
Modus Makam Fiktif di Jakarta
Kepada Djarot, Mujirin melaporkan baru ditemukan satu makam fiktif. Namun Djarot tidak percaya dan meminta penyelidikan terus dilakukan. Djarot yakin, masih ada makam fiktif di Karet Bivak.
"Saya tidak yakin cuma satu. Permainan ini sudah lama skali," kata Djarot di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).
Dari obrolan itu terungkap bahwa harga jual satu bidang pemakaman di Karet Bivak mencapai jutaan. "Kalau di sini pengakuan di atas Rp4 juta, sekarang Rp6-7 juta," kata Djarot.
Djarot pun beranjak dan mengelilingi makam. Djarot sempat menemukan makam tak bernisan. Tapi pihak UPT TPU Karet Bivak mengatakan, meski tak bernisan, makam itu bertuan dan terdata oleh UPT pemakaman.
Djarot berpesan kepada petugas makam bernama Karsono untuk bekerja jujur, karena urusan makam merupakan urusan akhirat.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menggali makam yang diduga fiktif. Foto: MTVN/Intan Fauzi.
Namun Karsono menimpali Djarot dengan malu-malu. Djarot menangkap raut Karsono seperti sebuah keseganan. "Keliatan dia segan ini, nanti kalau ada apa-apa lapor. Jangan takut," ujar Djarot.
Djarot melanjutkan perjalanannya ke TPU Pasar Baru Barat, Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Di sana, Djarot menemukan dua makam yang diduga fiktif.
Lihat:
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Temukan 230 Makam Fiktif
Di makam pertama, Djarot menemukan makam hanya dipasangi plang besi bertuliskan Nursanah binti Sairan, 55 tahun, Gang Buana. 6-8-2012. "Wah-wah ini pasti palsu ya," kata Djarot.
Akhirnya, Djarot meminta petugas penggali makam untuk meratakan makam itu. Djarot menegaskan kepada Kepala TPU Pasar Baru Barat, Sandra, untuk menghubungi semua ahli waris, memastikan kepemilikan makam.
Sebab, banyak ahli waris yang tidak memperpanjang izin penggunaan tanah makam (IPTM) kemudian dijadikan makam fiktif. Djarot mau pihak pemakaman tegas kepada pemilik makam.
"Berarti ibu tahu siapa yang jual? Kepada semua ahli waris yang punya makam, lapor ke kita. Pemilik, kemudian berani penipuan, tuntut mereka. Biar dia nyanyi," kata Djarot.
Djarot juga menemukan makam fiktif yang tidak terdata UPT TPU Pasar Baru Barat. Tapi seorang penggali makam sempat ngotot bahwa makam itu bertuan. Hanya saja, ahli warisnya tak memperpanjang kepemilikan makam.
"Aku mulai, ada atau enggak rangkanya, kamu mulai, laporin ya. Taruhan ada enggak?," tantang Djarot.
Penggali itu pun mengalah. Pembongkaran makam diawali oleh Djarot dan dilanjutkan oleh penggali makam itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)