"Jadi senjata anak muda untuk menghadapi itu adalah kritis setiap menerima informasi dari media apa pun itu," kata Ketua Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 8 Mei 2021.
Dia meminta generasi muda tak gampang terpengaruh ajakan jihad apabila tafsirnya mengarah pada peperangan. Makna jihad sejatinya ialah bersungguh-sungguh.
Baca: BNPT: Strategi Komunikasi Diperlukan untuk Kalahkan Terorisme Berkedok Agama
Syauqillah mengatakan dalam konteks Indonesia sebagai negara damai, bentuk jihad ialah menjaga kedamaian. Bersungguh-sungguh menolong sesama juga salah satu bentuk jihad.
“Jadi teror bukan jihad, apalagi dalam ajaran agama Islam ada intinya, yaitu menjaga kehidupan," kata dia.
Menurut Syauqillah, membunuh seorang manusia bisa diartikan membunuh kehidupan. Pasalnya, seorang manusia bisa saja memiliki banyak keturunan yang diputus bila terbunuh.
"Jadi, melakukan teror yang membunuh orang jelas menyalahi inti dari ajaran agama," kata Syauqillah.
Di sisi lain, dia menyebut terorisme bukan berasal dari ajaran agama mana pun. Namun, banyak pelaku menyalahgunakan agama dalam melancarkan aksinya.
"Kalau di Indonesia misalnya mayoritas bergama muslim, di India dan Myanmar itu Hindu dan Budha. Dan kalau kita tengok ke negara-negara lain memang terorisme itu tidak dimonopoli atau milik agama agama tertentu," ujar Syauqillah dalam program BKNP PDIP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id