Jakarta: Kemunculan anggota Polri yang bermasalah dan viral di media sosial dinilai mesti dievaluasi. Salah satunya dengan mendorong pelatihan bagi anggota untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Itu pasti penting, pelatihan peningkatan pelayanan itu harus. Itu suatu yang tidak bisa dielakkan lagi," kata peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto kepada Medcom.id, Sabtu, 18 Desember 2021.
Menurut Bambang, kasus yang merusak citra Polri terus bermunculan karena tindakan anggota di kalangan bawah. Sementara itu, Polri sejatinya memiliki tugas untuk mengayomi serta melayani masyarakat dan menjadi penegak hukum.
Baca: Arogansi Polisi Muncul Karena Perbedaan Persepsi di Kalangan Anggota
Namun, melatih pelayanan kepada masyarakat belum cukup. Diperlukan juga pengawasan dari pihak eksternal.
Kehadiran Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga dinilai belum cukup. Pihak eskternal yang dipercaya untuk mengawasi Polri perlu dihadirkan.
"Saluran pengawasan eksternal ini yang tidak ada sampai sekarang. Polri ini akhirnya merasa benar sendiri," ujar Bambang.
Bambang menilai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sejatinya terus menggaungkan mengenai tugas dan fungsi Polri yang sesuai koridor. Namun, hal itu juga perlu didukung dengan dialog bersama masyarakat yang bertujuan mengembalikan citra Polri.
"Membangun partisipasi masyarakat salah satunya dengan mengajak dialog pihak eksternal untuk membangun kepolisian. Karena kepolisian bagian dari masyarakat," ucap Bambang.
Baca: Geram Banyak Kritik di Media Sosial, Kapolri Minta Anggotanya Evaluasi Menyeluruh
Jakarta: Kemunculan anggota
Polri yang bermasalah dan viral di
media sosial dinilai mesti dievaluasi. Salah satunya dengan mendorong pelatihan bagi anggota untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Itu pasti penting, pelatihan peningkatan pelayanan itu harus. Itu suatu yang tidak bisa dielakkan lagi," kata peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto kepada
Medcom.id, Sabtu, 18 Desember 2021.
Menurut Bambang, kasus yang merusak citra Polri terus bermunculan karena tindakan anggota di kalangan bawah. Sementara itu, Polri sejatinya memiliki tugas untuk mengayomi serta melayani masyarakat dan menjadi penegak hukum.
Baca:
Arogansi Polisi Muncul Karena Perbedaan Persepsi di Kalangan Anggota
Namun, melatih pelayanan kepada masyarakat belum cukup. Diperlukan juga pengawasan dari pihak eksternal.
Kehadiran Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga dinilai belum cukup. Pihak eskternal yang dipercaya untuk mengawasi Polri perlu dihadirkan.
"Saluran pengawasan eksternal ini yang tidak ada sampai sekarang. Polri ini akhirnya merasa benar sendiri," ujar Bambang.
Bambang menilai
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sejatinya terus menggaungkan mengenai tugas dan fungsi Polri yang sesuai koridor. Namun, hal itu juga perlu didukung dengan dialog bersama masyarakat yang bertujuan mengembalikan citra Polri.
"Membangun partisipasi masyarakat salah satunya dengan mengajak dialog pihak eksternal untuk membangun kepolisian. Karena kepolisian bagian dari masyarakat," ucap Bambang.
Baca:
Geram Banyak Kritik di Media Sosial, Kapolri Minta Anggotanya Evaluasi Menyeluruh Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)