Jakarta: Amnesty International Indonesia menagih pengusutan kasus penyiksaan pada seorang terduga perusuh di Kampung Bali, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Mei 2019. Kepolisian mengaku menyiksa terduga pelaku sehari setelah kerusuhan di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Dari pengakuan polisi bahwa video viral itu memang dilakukan aparat Brimob. Itu harus dilakukan investigasinya. Sudah sebulan lebih, tapi publik belum menerima hasilnya," kata Peneliti Amnesty International Indonesia Papang Hidayat, di Kantor Amnesty Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juni 2019.
Papang menunggu pihak kepolisian mengungkap pelaku penyiksaan itu. Pasalnya, polisi berjanji akan mengungkap oknum yang telah menyalahi prosedur tetap kepolisian.
Amnesty menganggap insiden Kampung Bali menjadi bagian persoalan. Sebab kemunculan insiden ini membuktikan kegagalan Indonesia dalam membuat terang praktik penyiksaan.
(Baca juga: Polisi Klarifikasi Video Brimob Aniaya Pria di Kampung Bali)
"Pertama adalah penyiksaan bukan bagian dari tindak pidana dalam sistem kita. Kedua, mekanisme sistem investigasi dugaan penyiksaan itu harus dilakukan independen. Bukan dari institusi yang melakukan. Itu pekerjaan rumah buat pemerintah saat ini," tandas dia.
Oknum Brimob menyiksa seorang terduga pelaku kerusuhan berinisial A alias Andri Bibir. Andri Bibir disebut menyiapkan batu untuk melakukan kerusuhan dan penyerangan terhadap petugas.
Video penganiayaan terhadap Andri Bibir oleh sejumlah anggota Brimob pertama kali diunggah oleh akun Twitter Putra Melayu @ardi_riau. Video berdurasi 37 detik itu diunggah pada Jumat, 24 Mei 2019 pukul 00.17 WIB.
Keterangan pada video menyebutkan, 'pakaian yang kau pakai, senjata yang kau tenteng, rotan yang kau pakai untuk memukul, itu semua dibeli dari uang rakyat, yang dikumpulkan dari pajak, ke mana hati nurani mu wahai aparat berseragam uang rakyat?'
Berkaitan video yang viral di Twitter tersebut, Polisi berjanji melakukan pendalaman. Ini lantaran telah membuat gaduh di masyarakat.
Jakarta: Amnesty International Indonesia menagih pengusutan kasus penyiksaan pada seorang terduga perusuh di Kampung Bali, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Mei 2019. Kepolisian mengaku menyiksa terduga pelaku sehari setelah kerusuhan di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Dari pengakuan polisi bahwa video viral itu memang dilakukan aparat Brimob. Itu harus dilakukan investigasinya. Sudah sebulan lebih, tapi publik belum menerima hasilnya," kata Peneliti Amnesty International Indonesia Papang Hidayat, di Kantor Amnesty Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juni 2019.
Papang menunggu pihak kepolisian mengungkap pelaku penyiksaan itu. Pasalnya, polisi berjanji akan mengungkap oknum yang telah menyalahi prosedur tetap kepolisian.
Amnesty menganggap insiden Kampung Bali menjadi bagian persoalan. Sebab kemunculan insiden ini membuktikan kegagalan Indonesia dalam membuat terang praktik penyiksaan.
(Baca juga:
Polisi Klarifikasi Video Brimob Aniaya Pria di Kampung Bali)
"Pertama adalah penyiksaan bukan bagian dari tindak pidana dalam sistem kita. Kedua, mekanisme sistem investigasi dugaan penyiksaan itu harus dilakukan independen. Bukan dari institusi yang melakukan. Itu pekerjaan rumah buat pemerintah saat ini," tandas dia.
Oknum Brimob menyiksa seorang terduga pelaku kerusuhan berinisial A alias Andri Bibir. Andri Bibir disebut menyiapkan batu untuk melakukan kerusuhan dan penyerangan terhadap petugas.
Video penganiayaan terhadap Andri Bibir oleh sejumlah anggota Brimob pertama kali diunggah oleh akun Twitter Putra Melayu @ardi_riau. Video berdurasi 37 detik itu diunggah pada Jumat, 24 Mei 2019 pukul 00.17 WIB.
Keterangan pada video menyebutkan, 'pakaian yang kau pakai, senjata yang kau tenteng, rotan yang kau pakai untuk memukul, itu semua dibeli dari uang rakyat, yang dikumpulkan dari pajak, ke mana hati nurani mu wahai aparat berseragam uang rakyat?'
Berkaitan video yang viral di Twitter tersebut, Polisi berjanji melakukan pendalaman. Ini lantaran telah membuat gaduh di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)