Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

BNPT Sebut Terorisme Proksi untuk Menghancurkan Islam dan Negara

Antara • 23 Februari 2022 09:52
Jakarta: Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Ahmad Nurwakhid mengatakan terorisme merupakan proksi untuk menghancurkan citra Islam dan Indonesia. Dampak aksi teror yang mengatasnamakan agama memunculkan islamofobia untuk memperburuk citra Islam dan menentang ideologi negara.
 
"Perlu ditegaskan bahwa memang tidak ada kaitannya antara terorisme dan agama, karena tidak ada satu pun ajaran agama yang membenarkan terorisme. Tetapi, terorisme berkaitan dengan pemahaman yang menyimpang dari subtansi agama oleh oknum umat beragama," kata Nurwakhid dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu, 23 Februari 2022.
 
Nurwakhid mengatakan erorisme yang mengatasnamakan Islam adalah fitnah. Sebab, bertentangan dengan roh ajaran Islam rahmatan lil alamin.

Aksi dan narasi propaganda kelompok radikal, lanjut dia, sangat jauh dari nilai agama yang mengajarkan perdamaian dan persaudaraan. Kelompok radikal justru melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama, seperti mengadu domba sesama masyarakat, ajakan tidak percaya terhadap negara, bahkan saling mengafirkan sesama muslim.
 
"Tujuan kelompok ini sejatinya ingin membuat kegaduhan untuk menciptakan konflik," jelas dia.
 
Baca: Masyarakat Diminta Mewaspadai Rekrutmen Teroris yang Kian Terbuka
 
Selain sebagai fitnah terhadap Islam, menurut Nurwakhid, terorisme sebenarnya merupakan gerakan yang mempolitisasi agama dengan tujuan mengganti dasar dan ideologi negara. Mereka memperalat dalil agama untuk kepentingan nafsu politiknya dalam menentang perjanjian luhur dan konsensus nasional.
 
Di dalam sistem demokrasi, semua pihak mendapatkan ruang kebebasan untuk menyampaikan gagasan dan pemikiran yang berbeda. Namun, pandangan dan ideologi yang digagas serta diusung tidak boleh bertentangan dengan perjanjian yang disepakati bersama sebagai komitmen berbangsa dan bernegara.
 
"Mereka (radikal terorisme) adalah kelompok pembangkang atau bughot yang ingin mengganti dasar dan ideologi negara dengan mempolitisasi agama," ujar Ahmad Nurwakhid.
 
Dia meminta masyarakat menyadari terorisme sebagai virus yang lebih berbahaya dari covid-19. Penyebaran virus terorisme sangat mudah menular melalui mata dan telinga masyarakat yang terhasut narasi radikalisme.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan