medcom.id, Jakarta: Masifnya upaya kepolisian menguak penipuan yang dilakukan biro perjalanan haji dan umrah First Travel membuat korban kasus yang sama iri. Mereka berharap pengungkapan kasus serupa yang melibatkan travel lain juga diperlakukan setara.
Hal itu diungkapkan Septi Indiyah Rahayu. Dia adalah kuasa hukum calon jemaah umrah yang menjadi korban biro perjalanan PT Hidayah Hasyid Oetama (H2O). Septi bersama belasan korban melaporkan PT H2O ke Bareskrim Polri.
"Masih ada 500 calon peserta umrah dan 200 calon haji yang gagal diberangkatkan H2O sepanjang 2014-2016. Pihak travel beralasan investasinya macet," ujar Septi di gedung siaga Bareskrim Polri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu 6 September 2017.
Menurutnya, PT H2O telah menipu jemaah dengan menawarkan program haji dan umrah berbiaya murah. Untuk ibadah haji, PT H2O mematok harga Rp54 juta untuk dua orang. Biaya perjalanan umrah dipatok lebih murah lagi, yakni Rp8 juta per orang dengan maksimal tiga orang.
PT H2O memakai skema investasi berjangka waktu dua hingga tiga tahun. Namun, belakangan pemberangkatan mengalami kendala. Dalihnya, investasi sedang macet.
Baca: Kantor Basmalah Travel Sepi
Sebelumnya, bos PT H2O Ermanto sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Dan dia sudah ditahan di LP Cipinang sejak 2016. "Tapi, kepolisian tak menindaklanjuti kasus ini. Tak segencar yang dilakukan ke First Travel. Makanya kami datang ke sini (Bareskrim)," katanya.
Ia berharap aset PT H2O juga disita dan kepolisian mengusahakan pengembalian ganti rugi. "Kami minta Bareskrim menjerat pelaku dengan TPPU (tindak pidana pencucian uang)," kata dia.
Septi mengaku telah menginventarisasi perusahaan pihak ketiga yang diduga ikut mengelola dana PT H2O. Beberapa di antaranya adalah perusahaan yang bergerak di bisnis sarang burung Walet dan bisnis kargo.
"Kami juga sudah melakukan tracking aset. Kami melihat aset H20 banyak dikelola perusahaan investasi," beber Septi.
Dengan adanya upaya penyitaan aset, kata Septi, jemaah berharap kerugian mereka bisa diganti.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/ObzWEW1k" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Masifnya upaya kepolisian menguak penipuan yang dilakukan biro perjalanan haji dan umrah First Travel membuat korban kasus yang sama iri. Mereka berharap pengungkapan kasus serupa yang melibatkan travel lain juga diperlakukan setara.
Hal itu diungkapkan Septi Indiyah Rahayu. Dia adalah kuasa hukum calon jemaah umrah yang menjadi korban biro perjalanan PT Hidayah Hasyid Oetama (H2O). Septi bersama belasan korban melaporkan PT H2O ke Bareskrim Polri.
"Masih ada 500 calon peserta umrah dan 200 calon haji yang gagal diberangkatkan H2O sepanjang 2014-2016. Pihak travel beralasan investasinya macet," ujar Septi di gedung siaga Bareskrim Polri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu 6 September 2017.
Menurutnya, PT H2O telah menipu jemaah dengan menawarkan program haji dan umrah berbiaya murah. Untuk ibadah haji, PT H2O mematok harga Rp54 juta untuk dua orang. Biaya perjalanan umrah dipatok lebih murah lagi, yakni Rp8 juta per orang dengan maksimal tiga orang.
PT H2O memakai skema investasi berjangka waktu dua hingga tiga tahun. Namun, belakangan pemberangkatan mengalami kendala. Dalihnya, investasi sedang macet.
Baca: Kantor Basmalah Travel Sepi
Sebelumnya, bos PT H2O Ermanto sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Dan dia sudah ditahan di LP Cipinang sejak 2016. "Tapi, kepolisian tak menindaklanjuti kasus ini. Tak segencar yang dilakukan ke First Travel. Makanya kami datang ke sini (Bareskrim)," katanya.
Ia berharap aset PT H2O juga disita dan kepolisian mengusahakan pengembalian ganti rugi. "Kami minta Bareskrim menjerat pelaku dengan TPPU (tindak pidana pencucian uang)," kata dia.
Septi mengaku telah menginventarisasi perusahaan pihak ketiga yang diduga ikut mengelola dana PT H2O. Beberapa di antaranya adalah perusahaan yang bergerak di bisnis sarang burung Walet dan bisnis kargo.
"Kami juga sudah melakukan
tracking aset. Kami melihat aset H20 banyak dikelola perusahaan investasi," beber Septi.
Dengan adanya upaya penyitaan aset, kata Septi, jemaah berharap kerugian mereka bisa diganti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)