Hadi Pranoto dan Muannas Menuju Damai
Siti Yona Hukmana • 24 September 2020 14:20
Jakarta: Pembuat obat herbal Hadi Pranoto dan Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid dalam proses berdamai. Mereka sepakat melakukan mediasi saat sidang perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
"Kemarin itu, di hadapan hakim, kita mediasi. Dalam mediasi tersebut menuju titik perdamaian," kata kuasa hukum Hadi, Tonin Singarimbun, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 24 September 2020.
Sidang perdata itu adalah gugatan Hadi terhadap Muannas terkait uji materiel atas pencemaran nama baik sebesar USD10 miliar atau setara Rp146 triliun. Tonin menyebut Hadi dan Muannas tidak mencari peperangan dalam kasus tersebut.
Tonin menyebut Hadi dan Muannas telah bertemu di Kafe Kopitiam Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Keduanya berdiskusi bagaimana agar masyarakat tidak terlukai. Pertemuan Hadi dan Muannas itu terekam gawai dan viral di media sosial.
"Karena masyarakat sudah terprovokasi juga, jadi menuju bagaiamana tidak gaduh lagi. Kalau tidak gaduh kan damai. Kita bercakap-cakap, kalau orang sudah sama-sama minum, minum air dingin lagi apa yang dicari ya selain damai," ungkap Tonin.
Namun, Tonin belum bisa memastikan terkait pencabutan laporan. Baik dari pihak Hadi maupun Muannas.
"Yang pasti damai dulu. Damai artinya tidak ada dendam, tidak ada kepentingan yang lain. Kalau cabut laporan perkara itu kan akibat hukumnya, dampaknya ke sana. Kalau sudah ada damai mau apa lagi," tutur Tonin.
Hadi, YouTuber Erdian Aji Prihartanto alias Anji, dan Muannas juga akan bertemu sebelum agenda persidangan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Selasa, 29 September 2020. Namun, keputusan sidang berada di tangan hakim.
"Jadi dampaknya pada laporan polisi itu sudah otomatis (dicabut)," ujarnya.
Baca: Hadi Pranoto Dicecar 48 Pertanyaan
Penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa Hadi pada Rabu, 23 September 2020. Tonin menyebut kliennya diperiksa terkait penemuan obat herbal dan penyebutan profesor.
"Kalau kata penyidik bisa sampai 100 pertanyaan lebih. Itu kan mau dikupas satu per satu apakah betul itu herbal atau obat, herbal itu sudah dikonsumsi di mana saja, yang konsumsi bagaimana meninggal atau hidup, kurang lebih begitu. Penjelasan herbal, karena bukan barang haram kita jelasin semua," ucap Tonin.
Namun, penyidik belum menanyakan soal harga rapid test sebesar Rp10 ribu-Rp20 ribu. Sedangkan panggilan profesor untuk Hadi dinilai tidak melekat. Panggilan itu hanya spontanitas dilakukan oleh masyarakat.
"Kan yang manggil prof itu banyak orang, tanya saja. Jadi kalau memang Mas Hadi profesor atau tidak, enggak relevan lagi, karena dia enggak pernah ngomong, enggak ada kepentingannya untuk klarifikasi itu, tanya saja lah prof itu profesor atau apa," jelas dia.
Muannas Alaidid melaporkan Hadi dan Anji ke Polda Metro Jaya, Senin malam, 3 Agustus 2020. Laporan ini buntut klaim Hadi yang mengaku telah menemukan obat covid-19 dalam wawancara di akun YouTube milik Anji.
Konten YouTube yang ditayangkan musisi Anji pada Sabtu, 1 Agustus 2020, menuai polemik. Pendapat Hadi ditentang oleh akademisi, ilmuwan, ikatan dokter Indonesia (IDI), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, influencer, hingga masyarakat luas.
Keduanya disangkakan melanggar Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) juncto Pasal 45a Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 dan atau Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Jakarta: Pembuat obat herbal
Hadi Pranoto dan Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid dalam proses berdamai. Mereka sepakat melakukan mediasi saat sidang perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
"Kemarin itu, di hadapan hakim, kita mediasi. Dalam mediasi tersebut menuju titik perdamaian," kata kuasa hukum Hadi, Tonin Singarimbun, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 24 September 2020.
Sidang perdata itu adalah gugatan Hadi terhadap Muannas terkait uji materiel atas pencemaran nama baik sebesar USD10 miliar atau setara Rp146 triliun. Tonin menyebut Hadi dan Muannas tidak mencari peperangan dalam kasus tersebut.
Tonin menyebut Hadi dan Muannas telah bertemu di Kafe Kopitiam Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Keduanya berdiskusi bagaimana agar masyarakat tidak terlukai. Pertemuan Hadi dan Muannas itu terekam gawai dan viral di media sosial.
"Karena masyarakat sudah terprovokasi juga, jadi menuju bagaiamana tidak gaduh lagi. Kalau tidak gaduh kan damai. Kita bercakap-cakap, kalau orang sudah sama-sama minum, minum air dingin lagi apa yang dicari ya selain damai," ungkap Tonin.