Jakarta: Pemerintah diminta mewaspadai pergerakan kelompok teroris berpaham takfiri. Kelompok tersebut membenci setiap orang yang setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Teroris takfiri ini kelompok radikal yang berpandangan bahwa pihak yang cinta NKRI alias yang berseberangan adalah musuh dan wajib diperangi," kata pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta saat dihubungi, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2019.
Menurut dia, kelompok ini cukup berbahaya. Mereka menyebarkan pemahamannya melalui media sosial. Kelompok radikal tersebut juga berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Stan menyebut SA alias Abu Rara, penusuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, juga masuk kelompok teroris takfiri. "Iya dia menyerang Pak Wiranto karena kebencian terhadap pemerintah, yang dianggap sebagai penghalang ideologi dan eksistensi mereka," ujar Stan.
Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat memerangi terorisme. Deteksi awal perilaku radikal ialah dari orang terdekat, terutama keluarga.
Pemerintah juga perlu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait deteksi dini ancaman terorisme. Dengan begitu, pemerintah dapat mencegah bibit radikal yang tumbuh di masyarakat.
"Kalau masyarakat bisa mempunyai kemampuan deteksi dini atas ancaman radikalisme dan terorisme maka pencegahan bisa dilakukan dengan baik," kata Stan.
Jakarta: Pemerintah diminta mewaspadai pergerakan kelompok teroris berpaham takfiri. Kelompok tersebut membenci setiap orang yang setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Teroris takfiri ini kelompok radikal yang berpandangan bahwa pihak yang cinta NKRI alias yang berseberangan adalah musuh dan wajib diperangi," kata pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta saat dihubungi, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2019.
Menurut dia, kelompok ini cukup berbahaya. Mereka menyebarkan pemahamannya melalui media sosial. Kelompok
radikal tersebut juga berafiliasi dengan
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Stan menyebut SA alias Abu Rara, penusuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, juga masuk kelompok teroris takfiri. "Iya dia menyerang Pak Wiranto karena kebencian terhadap pemerintah, yang dianggap sebagai penghalang ideologi dan eksistensi mereka," ujar Stan.
Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat memerangi terorisme. Deteksi awal perilaku radikal ialah dari orang terdekat, terutama keluarga.
Pemerintah juga perlu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait deteksi dini ancaman terorisme. Dengan begitu, pemerintah dapat mencegah bibit radikal yang tumbuh di masyarakat.
"Kalau masyarakat bisa mempunyai kemampuan deteksi dini atas ancaman radikalisme dan terorisme maka pencegahan bisa dilakukan dengan baik," kata Stan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)