Jakarta: Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri mengungkap kasus seks sesama jenis. Hampir ribuan botol obat perangsang atau poppers disita polisi.
"Jadi, ini obat digunakan untuk (seks) kaum tertentu yang sesama jenis," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin, 22 Juli 2024
Mukti mengatakan pihaknya menyita 959 botol dan 710 kotak obat perangsang dalam pengungkapan kasus ini. Obat perangsang ini digunakan untuk hubungan seksual sesama lelaki.
"Yang berhasil kita ungkap sebanyak 959 botol dan 710 kotak, obat perangsang ini digunakan oleh kelompok tertentu untuk melakukan hubungan seksual," ujar jenderal bintang satu itu.
Lebih lanjut, Mukti menyebut tiga pelaku ditangkap dalam kasus ini. Ketiganya berinisial RCL selaku importer poppers di Bekasi Utara, P selaku importer poppers di Banten, dan MS selaku rekan kerja P.
"Untuk kasus obat perangsang, nih kalau obat perangsang agak seru nih, ya tersangkanya 3, RCL, P, dan MS," ujar dia.
Selain itu, ada dua tersangka yang masuk daftar pencarian orang (DPO). Keduanya berinisial E dan L yang merupakan warga negara asing (WNA) selaku eksporter dari Tiongkok.
Sementara itu, Kepala Sub-Direktorat (Kasubdit) III Dittipidnarkoba Bareskrim Polri Kombes Suhermanto menuturkan awal mulanya para pelaku mengedarkan obat terlarang ini melalui marketplace dan media sosial. Setelah BPOM melarang peredaran obat bermuatan isobutil nitrit, para pelaku melakukan peredaran ilegal secara personal.
"Jadi cara peredarannya awalnya melalui market place, tapi setelah ada pelarangan dari BPOM, di market place Tokopedia, Shopee dan lain lain itu sudah di-block. Jadi mereka mengedarkan dari komunitas tertentu dan langsung chatting, dan ada juga media lainnya," tutur dia.
Jakarta: Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba)
Bareskrim Polri mengungkap kasus
seks sesama jenis. Hampir ribuan botol obat perangsang atau
poppers disita polisi.
"Jadi, ini obat digunakan untuk (seks) kaum tertentu yang sesama jenis," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim
Polri Brigjen Mukti Juharsa dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin, 22 Juli 2024
Mukti mengatakan pihaknya menyita 959 botol dan 710 kotak
obat perangsang dalam pengungkapan kasus ini. Obat perangsang ini digunakan untuk hubungan seksual sesama lelaki.
"Yang berhasil kita ungkap sebanyak 959 botol dan 710 kotak, obat perangsang ini digunakan oleh kelompok tertentu untuk melakukan hubungan seksual," ujar jenderal bintang satu itu.
Lebih lanjut, Mukti menyebut tiga pelaku ditangkap dalam kasus ini. Ketiganya berinisial RCL selaku importer
poppers di Bekasi Utara, P selaku importer poppers di Banten, dan MS selaku rekan kerja P.
"Untuk kasus obat perangsang, nih kalau obat perangsang agak seru nih, ya tersangkanya 3, RCL, P, dan MS," ujar dia.
Selain itu, ada dua tersangka yang masuk daftar pencarian orang (DPO). Keduanya berinisial E dan L yang merupakan warga negara asing (WNA) selaku eksporter dari Tiongkok.
Sementara itu, Kepala Sub-Direktorat (Kasubdit) III Dittipidnarkoba Bareskrim Polri Kombes Suhermanto menuturkan awal mulanya para pelaku mengedarkan
obat terlarang ini melalui
marketplace dan media sosial. Setelah BPOM melarang peredaran obat bermuatan isobutil nitrit, para pelaku melakukan peredaran ilegal secara personal.
"Jadi cara peredarannya awalnya melalui
market place, tapi setelah ada pelarangan dari BPOM, di
market place Tokopedia, Shopee dan lain lain itu sudah di-
block. Jadi mereka mengedarkan dari komunitas tertentu dan langsung
chatting, dan ada juga media lainnya," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)