Ilustrasi sidang di Pengadilan Tipikor/Medcom.id/Candra
Ilustrasi sidang di Pengadilan Tipikor/Medcom.id/Candra

Sidang Dugaan Rasuah Tol MBZ, Ahli Beberkan Hasil Uji Beban

Theofilus Ifan Sucipto • 07 Juni 2024 18:16
Jakarta: Sidang dugaan rasuah pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated atau Tol MBZ berlanjut. Dalam persidangan, ahli dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan  (KKJTJ), Iwan Zarkasi, membeberkan hasil uji beban.
 
Pembeberan itu dilakukan Iwan saat ditanya kuasa hukum terdakwa terkait aspek keamanan tol MBZ. Khususnya, jika dilewati kendaraan golongan I-V.
 
"Meski bukan wewenang kami, tapi kalau memenuhi uji dengan menggunakan 12 truk, berarti sudah memenuhi," kata Iwan dalam keterangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dikutip pada Jumat, 7 Juni 2024.

Ahli lainnya menguatkan keterangan Iwan. Anggota KKJTJ Bambang Suhendro memerinci pengujian beban di Tol MBZ.
 
Guru Besar Universitas Gadjah Mada itu mengatakan, uji beban dilakukan dengan menaikkan 12 unit truk secara bertahap. Setiap truk memuat pasir sehingga berat masing-masing truk sebesar 30 ton. Sehingga, total berat 12 truk adalah 360 ton.
 
Baca: Sidang Rasuah Jalan Tol Japek, Dirut JCC Pernah Tolak Klaim Rp1,4 T

"Berat satu truk 30 ton. Satu bentang 60 meter itu penuh 12 truk. Tapi memasukkan truk itu bertahap. Tahap pertama empat truk dulu lalu kami ukur respons lendutan dan kami posisikan truk berhenti di tengah" kata Bambang.
 
Dalam persidangan itu, saksi lain membeberkan terkait kelayakan Tol MBZ. Antara lain, Direktur PT Risen Engineering Consultants Josia Irwan Rastandi. Josia mengatakan lendutan atau garis vertikal penghubung jalan di Jalan Tol MBZ telah memenuhi hasil uji beban. Berdasarkan uji beban di Ruas Cikunir-Karawang Barat, hasil lendutan berada di angka 59. Secara teoritis, nilai maksimal lendutan di angka 65.
 
Secara umum, lendutan itu adalah garis vertikal antara titik terendah dengan garis datar penghubung ujung balok yang melengkung akibat dibebani. Josia mengatakan, nilai lendutan yang semakin kecil berarti lebih bagus lantaran bentuknya yang semakin kaku.
 
"Maksimal lendutan 65. Dari hasil uji, ada yang nilainya 59. Ini aman. Semakin angkanya kecil dari maksimal, maka lendutan lebih bagus karena lebih kaku," ujar Josia menjawab pertanyaan Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri.
 
Saksi lainnya, Direktur Pratama Daya Cahya Manunggal Budi Santoso mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengujian lendutan. Pengujian dilakukan terhadap lima jembatan di Toll MBZ. Hasilnya, kelima jembatan tersebut aman seluruhnya.
 
"Hasil uji lima jembatan terpenuhi semuanya. Jembatan sudah layak berdasarkan keilmuannya," kata Budi.
 
Pada sidang pekan lalu, Moh. Matorurrozak, Direktur Utama PT Aria Jasa Reksatama selaku konsultan pengendali mutu independen (PMI) telah memastikan, mutu beton Jalan Tol Jakarta Cikampek (Japek) II Elevated atau Toll MBZ sudah sesuai berdasarkan data yang diperoleh.
 
Dalam sidang sebelumnya, terungkap bahwa eks Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT JJC) Djoko Dwijono pernah menolak klaim senilai Rp 1,4 triliun dari KSO Waskita-Acset selaku kontraktor proyek tol Japek II.
 
Kejaksaan Agung telah menetapkan empat terdakwa dalam kasus ini yaitu; eks Direktur Utama PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono, Ketua Panitia Lelang PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) Yudhi Mahyudin, Direktur Operasional PT Bukaka Teknik Utama, Sofiah Balfas dan Staf Tenaga Ahli Jembatan PT LAPI Ganeshatama Consulting, Tony Budianto Sihite.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan