Ferdy Sambo ke Brigadir J Versi Eksepsi Istrinya: Kamu Kenapa Tega Kurang Ajar ke Ibu?
Candra Yuri Nuralam • 17 Oktober 2022 22:33
Jakarta: Terjadi keributan antara istri mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, dengan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J) dan sopir sekaligus orang kepercayaan Sambo, Kuat Ma'ruf, di Magelang pada 7 Juli 2022. Putri menyebut Brigadir J mencoba membuka bajunya secara paksa dan membanting tubuhnya ke kasur beberapa kali.
Setelah itu terjadi, Kuat mengejar Brigadir J yang terlihat mengendap-endap dari lantai dua rumah di Magelang. Kuat juga memerintahkan asisten rumah tangga Susi untuk mengecek kamar Putri dan melihat majikannya sudah terlentang tidak berdaya di dekat kamar mandi.
"Setelah itu Kuat Ma'ruf berjaga-jaga di depan tangga lantai satu untuk mencegah jika Nofriansyah Yosua Hutabarat kembali naik secara tiba-tiba ke kamar terdakwa Putri Candrawathi," kata kuasa hukum Putri, Febri Diansyah, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 17 Oktober 2022.
Tak lama setelah kejadian itu, Bripka Ricky Rizal dan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (E) pulang ke rumah. Keduanya merasakan adanya konflik yang terjadi di ruamh itu.
Ricky bahkan melihat Putri menangis. Saat itu, Ricky diminta memanggil Kuat dan memastikan dia tidak berantem dengan Brigadir J. Setelah memanggil Kuat, Putri meminta Ricky memanggil Brigadir J.
Ricky bertanya dulu kejadian yang terjadi kepada Brigadir J. Saat itu, Brigadir J menyebut tidak mengetahui apapun, Kuat tiba-tiba marah dengannya. Setelah pembicaraan itu, Brigadir J menghadap Putri. Ricky tidak masuk ke kamar.
"Putri Candrawathi mengatakan kepada Nofriansyah Yosua Hutabarat 'saya mengampuni perbuatanmu yang keji terhadap saya tapi saya minta kamu untuk resign'," ucap Febri.
Putri kemudian mengadu telah menerima tindakan kurang ajar dari Brigadir J kepada Sambo melalui sambungan telepon saat tengah malam. Dia berbicara sambil menangis saat itu dan meminta segera pulang ke Jakarta. Namun, Putri tidak mau menjelaskan kejadiannya melalui sambungan telepon.
Putri berdalih keselamatannya terancam jika menjelaskan kejadiannya saat itu. Sambo diminta diam dan menunggu sampai rombongannya tiba di Jakarta.
Setibanya di Jakarta, Putri menjelaskan kekerasan seksual yang dialaminya di Magelang kepada Sambo. Dia menangis karena merasa martabat dan harga dirinya sudah direndahkan Brigadir J.
Sambo kemudian memanggil Ricky untuk memberikan informasi terkait kejadian di Magelang. Saat itu, Ricky mengaku hanya mengetahui ada keributan tanpa mengetahui penyebab pastinya.
Sambo kemudian memanggil Kuat. Kuat langsung menceritakan adanya pelecehan seksual yang menimpa Putri. Brigadir J disebut sebagai pelaku oleh Kuat.
Sambo yang marah berupaya memberikan pelajaran kepada Brigadir J. Ricky menolak membantu saat itu. Namun, Bharada E menyetujui permintaan Sambo.
Setelah itu, Sambo meminta Ricky mengantarkan Putri untuk menjalani isolasi mandiri di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Saat itu, Brigadir J ikut ke rumah dinas.
"Terdakwa Putri Candrawathi tidak mengetahui dan tidak pernah meminta Nofriansyah Yosua Hutabarat untuk ikut ke rumah Duren Tiga," ucap Febri.
Di sisi lain, Sambo mau bermain badminton dengan salah satu mantan petinggi Mabes Polri di Depok. Namun, saat melewati rumah dinas, dia meminta berhenti sebentar.
Sambo buru-buru masuk rumah itu. Saking buru-burunya, Sambo sampai menjatuhnya senjata yang dibawanya.
Saat di dalam rumah, Sambo memanggil Bharada E dan Kuat untuk turun. Dilanjutkan dengan memangggil Ricky dan Brigadir J masuk ke dalam rumah. Sambo langsung menanyakan kejadian di Magelang kepada Brigadir J.
"Kamu kenapa tega kurang ajar ke Ibu (Putri)?" ucap Sambo saat itu.
Brigadir J mengaku tidak mengetahui maksud Sambo. Jawabannya seakan tidak paham dengan kejadian di Magelang. "Kurang ajar apa komandan?" ucap Brigadir J.
Sambo kemudian menekankan Brigadir J sudah melakukan tindakan kurang ajar. Brigadir J dalam jawabannya masih terlihat bingung.
Sambo menilai jawaban Brigadir J menantangnya. Dia kemudian meminta Bharada E untuk memberikan pelajaran.
"Hajar Chad," ucap Sambo.
Bharada E malah melesatkan tembakan kepada Brigadir J. Sambo disebut saat itu kaget dan panik karena perintahnya bukan menembak.
Kemudian, Sambo spontan mengambil senjata Brigadir J dan menembakkan pelurunya ke arah berlawanan dari posisi Bharada E berdiri. Setelahnya, Sambo mengembalikan senjata itu ke samping tubuh Brigadir J.
"Aksi spontan Ferdy Sambo melakukan penembakan ke dinding karena Ferdy Sambo berpikir untuk melindungi dan menyelamatkan Richard Eliezer Pudihang Lumiu dari tuduhan pembunuhan," ucap Febri.
Sambo juga disebut meminta dipanggilkan ambulans agar Brigadir J mendapatkan pertolongan medis. Namun, nyawa Brigadir J tidak tertolong.
Jakarta: Terjadi keributan antara istri mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, dengan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J) dan sopir sekaligus orang kepercayaan Sambo, Kuat Ma'ruf, di Magelang pada 7 Juli 2022. Putri menyebut Brigadir J mencoba membuka bajunya secara paksa dan membanting tubuhnya ke kasur beberapa kali.
Setelah itu terjadi, Kuat mengejar Brigadir J yang terlihat mengendap-endap dari lantai dua rumah di Magelang. Kuat juga memerintahkan asisten rumah tangga Susi untuk mengecek kamar Putri dan melihat majikannya sudah terlentang tidak berdaya di dekat kamar mandi.
"Setelah itu Kuat Ma'ruf berjaga-jaga di depan tangga lantai satu untuk mencegah jika Nofriansyah Yosua Hutabarat kembali naik secara tiba-tiba ke kamar terdakwa Putri Candrawathi," kata kuasa hukum Putri, Febri Diansyah, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 17 Oktober 2022.
Tak lama setelah kejadian itu, Bripka Ricky Rizal dan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (E) pulang ke rumah. Keduanya merasakan adanya konflik yang terjadi di ruamh itu.
Ricky bahkan melihat Putri menangis. Saat itu, Ricky diminta memanggil Kuat dan memastikan dia tidak berantem dengan Brigadir J. Setelah memanggil Kuat, Putri meminta Ricky memanggil Brigadir J.
Ricky bertanya dulu kejadian yang terjadi kepada Brigadir J. Saat itu, Brigadir J menyebut tidak mengetahui apapun, Kuat tiba-tiba marah dengannya. Setelah pembicaraan itu, Brigadir J menghadap Putri. Ricky tidak masuk ke kamar.
"Putri Candrawathi mengatakan kepada Nofriansyah Yosua Hutabarat 'saya mengampuni perbuatanmu yang keji terhadap saya tapi saya minta kamu untuk resign'," ucap Febri.
Putri kemudian mengadu telah menerima tindakan kurang ajar dari Brigadir J kepada Sambo melalui sambungan telepon saat tengah malam. Dia berbicara sambil menangis saat itu dan meminta segera pulang ke Jakarta. Namun, Putri tidak mau menjelaskan kejadiannya melalui sambungan telepon.
Putri berdalih keselamatannya terancam jika menjelaskan kejadiannya saat itu. Sambo diminta diam dan menunggu sampai rombongannya tiba di Jakarta.
Setibanya di Jakarta, Putri menjelaskan kekerasan seksual yang dialaminya di Magelang kepada Sambo. Dia menangis karena merasa martabat dan harga dirinya sudah direndahkan Brigadir J.
Sambo kemudian memanggil Ricky untuk memberikan informasi terkait kejadian di Magelang. Saat itu, Ricky mengaku hanya mengetahui ada keributan tanpa mengetahui penyebab pastinya.
Sambo kemudian memanggil Kuat. Kuat langsung menceritakan adanya pelecehan seksual yang menimpa Putri. Brigadir J disebut sebagai pelaku oleh Kuat.
Sambo yang marah berupaya memberikan pelajaran kepada Brigadir J. Ricky menolak membantu saat itu. Namun, Bharada E menyetujui permintaan Sambo.
Setelah itu, Sambo meminta Ricky mengantarkan Putri untuk menjalani isolasi mandiri di rumah dinas di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Saat itu, Brigadir J ikut ke rumah dinas.
"Terdakwa Putri Candrawathi tidak mengetahui dan tidak pernah meminta Nofriansyah Yosua Hutabarat untuk ikut ke rumah Duren Tiga," ucap Febri.
Di sisi lain, Sambo mau bermain badminton dengan salah satu mantan petinggi Mabes Polri di Depok. Namun, saat melewati rumah dinas, dia meminta berhenti sebentar.
Sambo buru-buru masuk rumah itu. Saking buru-burunya, Sambo sampai menjatuhnya senjata yang dibawanya.
Saat di dalam rumah, Sambo memanggil Bharada E dan Kuat untuk turun. Dilanjutkan dengan memangggil Ricky dan Brigadir J masuk ke dalam rumah. Sambo langsung menanyakan kejadian di Magelang kepada Brigadir J.
"Kamu kenapa tega kurang ajar ke Ibu (Putri)?" ucap Sambo saat itu.
Brigadir J mengaku tidak mengetahui maksud Sambo. Jawabannya seakan tidak paham dengan kejadian di Magelang. "Kurang ajar apa komandan?" ucap Brigadir J.
Sambo kemudian menekankan Brigadir J sudah melakukan tindakan kurang ajar. Brigadir J dalam jawabannya masih terlihat bingung.
Sambo menilai jawaban Brigadir J menantangnya. Dia kemudian meminta Bharada E untuk memberikan pelajaran.
"Hajar Chad," ucap Sambo.
Bharada E malah melesatkan tembakan kepada Brigadir J. Sambo disebut saat itu kaget dan panik karena perintahnya bukan menembak.
Kemudian, Sambo spontan mengambil senjata Brigadir J dan menembakkan pelurunya ke arah berlawanan dari posisi Bharada E berdiri. Setelahnya, Sambo mengembalikan senjata itu ke samping tubuh Brigadir J.
"Aksi spontan Ferdy Sambo melakukan penembakan ke dinding karena Ferdy Sambo berpikir untuk melindungi dan menyelamatkan Richard Eliezer Pudihang Lumiu dari tuduhan pembunuhan," ucap Febri.
Sambo juga disebut meminta dipanggilkan ambulans agar Brigadir J mendapatkan pertolongan medis. Namun, nyawa Brigadir J tidak tertolong. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)