Putri Candrawathi Klaim Brigadir J Membuka Paksa Bajunya di Magelang
Candra Yuri Nuralam • 17 Oktober 2022 21:06
Jakarta: Istri mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, mengaku mendapatkan pengalaman tidak mengenakkan dari Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Magelang. Kejadian tidak mengenakkan pertama terjadi di lantai satu rumah pribadi Sambo di Magelang pada 4 Juli 2022.
"Kondisi terdakwa Putri Candrawathi saat itu sedang sakit kepala dan tidak enak badan," kata kuasa hukum Putri, Febri Diansyah, saat membacakan eksepsi kliennya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 17 Oktober 2022.
Febri mengatakan saat itu Brigadir J mencoba untuk membopong Putri yang sedang selonjoran di sofa sambil menonton televisi. Upaya itu ditolak Putri dengan cara menepis tangan Brigadir J.
Saat itu, sopir sekaligus orang kepercayaan Sambo, Kuat Ma'ruf langsung memarahi Brigadir J. Pasalnya, tindakan Brigadir J dinilai sudah lancang.
"Kamu siapa!" tegur Kuat saat itu.
Brigadir J disebut kembali mencoba membopong Putri. Dia bahkan mengajak Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (E) untuk membantunya. Putri kembali menolak dan Kuat memarahi Brigadir J lagi.
"Enggak ada yang angkat-angkat Ibu (Putri)," ucap Kuat.
Brigadir J disebut kesal dengan perkataan Kuat. Dia langsung pergi keluar rumah saat itu.
Kejadian tidak mengenakkan juga disebut terjadi pada 7 Juli 2022. Saat itu, Bripka Ricky Rizal dan Bharada E sedang mengantarkan barang dan makanan ke Asrama SMA Taruna Nusantara tempat anak Putri dan Sambo bersekolah.
Kondisi rumah saat itu cuma ada Kuat, Brigadir J, asisten rumah tangga Susi, dan Putri. Putri tidur sekitar pukul 18.00 WIB.
Dia mengaku sempat terbangun karena mendengar pintu kaca kamarnya terbuka. Saat itu, dia melihat Brigadir J masuk tanpa izin.
"Tanpa mengucapkan kata apapun, Nofriansyah Yosua Hutabarat membuka secara paksa pakaian yang dikenakan oleh terdakwa Putri Candrawathi dan melakukan kekerasan seksual," ucap Febri.
Febri tidak memerinci lebih lanjut kekerasan seksual yang dialami kliennya. Brigadir J juga disebut sempat memegang kedua tangan Putri.
"Terdakwa Putri Candrawathi secara tidak berdaya hanya dapat menangis ketakutan dan dengan tenaga lemah berusaha memberontak," ujar Febri.
Tak lama setelah kejadian itu, Brigadir J mendengar ada suara orang naik ke lantai dua. Brigadir J disebut langsung panik dan mencoba memakaikan Putri baju yang sudah dibukanya.
"Sambil berkata 'tolong bu, tolong bu'," kata Febri.
Brigadir J juga disebut memaksa Putri untuk berdiri agar menghalau orang masuk ke dalam kamar. Permintaan itu ditolak dengan cara menahan badannya. Tubuh Putri lantas dibanting ke kasur dan memaksa Putri berdiri dengan ancaman.
"Awas kalau kamu bilang sama Ferdy Sambo, saya tembak kamu, Ferdy Sambo, dan anak-anak kamu!" kata Brigadir J saat itu.
Putri mengeklaim tidak bisa bangun saat itu. Namun, Brigadir J kembali membanting badannya ke kasur dan memaksanya untuk berdiri untuk keluar kamar.
Putri saat itu disebut sengaja menyenggol keranjang tumpukan baju yang terbuat dari plastik dan menendang pintu. Tujuannya agar ada suara yang bisa didengar oleh orang dari luar.
Di sisi lain, Kuat melihat Brigadir J mengendap-endap turun dari lantai dua. Pergerakan Brigadir J disebut sangat mencurigakan karena para ajudan dilarang naik ke lantai dua.
Kuat saat itu mencoba mendatangi Brigadir J. Namun, Brigadir J lari saat ketahuan oleh Kuat. Kuat juga memerintahkan Susi untuk memeriksa Putri.
"Kemudian Susi mendapati terdakwa Putri Candrawathi yang sudah dalam keadaan terlentang di depan kamar mandi dengan tidak berdaya dan hampir pingsan," ucap Febri.
Setelah itu, Kuat berjaga di lantai satu karena khawatir Brigadir J mencoba naik lagi. Tak lama setelahya Ricky dan Bharada E pulang usai mengantar makanan. Ricky dan Bharada E mendengar Putri sedang menangis di kamarnya.
Putri diam saat ditanya oleh Ricky saat itu. Menurut versi ini, Putri meminta Ricky memanggil Kuat dan memintanya agar tidak ribut dengan Brigadir J.
"Kuat Ma'ruf menyampaikan kepada terdakwa Putri Candrawathi 'Ibu (Putri) harus lapor Bapak (Sambo), supaya tidak jadi duri dalam rumah tangga ibu'," ucap Febri.
Jakarta: Istri mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, mengaku mendapatkan pengalaman tidak mengenakkan dari Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Magelang. Kejadian tidak mengenakkan pertama terjadi di lantai satu rumah pribadi Sambo di Magelang pada 4 Juli 2022.
"Kondisi terdakwa Putri Candrawathi saat itu sedang sakit kepala dan tidak enak badan," kata kuasa hukum Putri, Febri Diansyah, saat membacakan eksepsi kliennya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 17 Oktober 2022.
Febri mengatakan saat itu Brigadir J mencoba untuk membopong Putri yang sedang selonjoran di sofa sambil menonton televisi. Upaya itu ditolak Putri dengan cara menepis tangan Brigadir J.
Saat itu, sopir sekaligus orang kepercayaan Sambo, Kuat Ma'ruf langsung memarahi Brigadir J. Pasalnya, tindakan Brigadir J dinilai sudah lancang.
"Kamu siapa!" tegur Kuat saat itu.
Brigadir J disebut kembali mencoba membopong Putri. Dia bahkan mengajak Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (E) untuk membantunya. Putri kembali menolak dan Kuat memarahi Brigadir J lagi.
"Enggak ada yang angkat-angkat Ibu (Putri)," ucap Kuat.
Brigadir J disebut kesal dengan perkataan Kuat. Dia langsung pergi keluar rumah saat itu.
Kejadian tidak mengenakkan juga disebut terjadi pada 7 Juli 2022. Saat itu, Bripka Ricky Rizal dan Bharada E sedang mengantarkan barang dan makanan ke Asrama SMA Taruna Nusantara tempat anak Putri dan Sambo bersekolah.
Kondisi rumah saat itu cuma ada Kuat, Brigadir J, asisten rumah tangga Susi, dan Putri. Putri tidur sekitar pukul 18.00 WIB.
Dia mengaku sempat terbangun karena mendengar pintu kaca kamarnya terbuka. Saat itu, dia melihat Brigadir J masuk tanpa izin.
"Tanpa mengucapkan kata apapun, Nofriansyah Yosua Hutabarat membuka secara paksa pakaian yang dikenakan oleh terdakwa Putri Candrawathi dan melakukan kekerasan seksual," ucap Febri.
Febri tidak memerinci lebih lanjut kekerasan seksual yang dialami kliennya. Brigadir J juga disebut sempat memegang kedua tangan Putri.
"Terdakwa Putri Candrawathi secara tidak berdaya hanya dapat menangis ketakutan dan dengan tenaga lemah berusaha memberontak," ujar Febri.
Tak lama setelah kejadian itu, Brigadir J mendengar ada suara orang naik ke lantai dua. Brigadir J disebut langsung panik dan mencoba memakaikan Putri baju yang sudah dibukanya.
"Sambil berkata 'tolong bu, tolong bu'," kata Febri.
Brigadir J juga disebut memaksa Putri untuk berdiri agar menghalau orang masuk ke dalam kamar. Permintaan itu ditolak dengan cara menahan badannya. Tubuh Putri lantas dibanting ke kasur dan memaksa Putri berdiri dengan ancaman.
"Awas kalau kamu bilang sama Ferdy Sambo, saya tembak kamu, Ferdy Sambo, dan anak-anak kamu!" kata Brigadir J saat itu.
Putri mengeklaim tidak bisa bangun saat itu. Namun, Brigadir J kembali membanting badannya ke kasur dan memaksanya untuk berdiri untuk keluar kamar.
Putri saat itu disebut sengaja menyenggol keranjang tumpukan baju yang terbuat dari plastik dan menendang pintu. Tujuannya agar ada suara yang bisa didengar oleh orang dari luar.
Di sisi lain, Kuat melihat Brigadir J mengendap-endap turun dari lantai dua. Pergerakan Brigadir J disebut sangat mencurigakan karena para ajudan dilarang naik ke lantai dua.
Kuat saat itu mencoba mendatangi Brigadir J. Namun, Brigadir J lari saat ketahuan oleh Kuat. Kuat juga memerintahkan Susi untuk memeriksa Putri.
"Kemudian Susi mendapati terdakwa Putri Candrawathi yang sudah dalam keadaan terlentang di depan kamar mandi dengan tidak berdaya dan hampir pingsan," ucap Febri.
Setelah itu, Kuat berjaga di lantai satu karena khawatir Brigadir J mencoba naik lagi. Tak lama setelahya Ricky dan Bharada E pulang usai mengantar makanan. Ricky dan Bharada E mendengar Putri sedang menangis di kamarnya.
Putri diam saat ditanya oleh Ricky saat itu. Menurut versi ini, Putri meminta Ricky memanggil Kuat dan memintanya agar tidak ribut dengan Brigadir J.
"Kuat Ma'ruf menyampaikan kepada terdakwa Putri Candrawathi 'Ibu (Putri) harus lapor Bapak (Sambo), supaya tidak jadi duri dalam rumah tangga ibu'," ucap Febri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)