Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengusut peristiwa dugaan puluhan warga Garut, Jawa Barat, yang mengaku dibaiat atau bersumpah menganut ajaran Negara Islam Indonesia (NII). NII yang dikenal dengan istilah Darul Islam merupakan kelompok dengan tujuan pembentukan negara Islam di Indonesia selama era Orde Lama.
"Kami sudah monitor kejadian ini, dan sedang mengumpulkan informasi yang lebih detail," kata Kabagbanops Densus 88 Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Kamis, 7 Oktober 2021.
Aswin belum memerinci rencana proses penyelidikan. Begitu juga data-data yang telah dikumpulkan Densus berkaitan dengan dugaan pembaiatan tersebut.
Aswin memastikan penyelidikan akan ditindaklanjuti sebagai bentuk upaya penegakkan hukum. Namun, hal itu harus didasari hasil temuan secara menyeluruh.
"Nanti ada tindak lanjut sesuai fakta hukum yang ditemukan," kata Aswin.
Baca: Densus 88: Kemenangan Taliban Berdampak kepada Indonesia
Sebelumnya, Lurah Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Suherman, mengatakan warga yang dibaiat salah satunya mendapat doktrin untuk menganggap pemerintah RI tagut. Hal itu diketahui dari pengakuan salah seorang anak kepada orang tuanya.
Anak itu mengaku dibaiat dan disyahadatkan kembali oleh seseorang. Total ada 59 orang yang dibaiat, terdiri dari orang tua dan anak-anak.
Gerakan NII merembet menjadi gerakan pemberontakan bersenjata. Kelompok ini dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Dia ditangkap dan dieksekusi pada 1962. Gerakan yang tidak diakui itu terpecah menjadi kelompok teroris di Indonesia, yakni Jemaah Islamiyah (JI).
Jakarta: Detasemen Khusus
(Densus) 88 Antiteror Polri mengusut peristiwa dugaan puluhan warga Garut, Jawa Barat, yang mengaku dibaiat atau bersumpah menganut ajaran Negara Islam Indonesia (NII). NII yang dikenal dengan istilah
Darul Islam merupakan kelompok dengan tujuan pembentukan negara Islam di Indonesia selama era Orde Lama.
"Kami sudah monitor kejadian ini, dan sedang mengumpulkan informasi yang lebih detail," kata Kabagbanops Densus 88 Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Kamis, 7 Oktober 2021.
Aswin belum memerinci rencana proses penyelidikan. Begitu juga data-data yang telah dikumpulkan Densus berkaitan dengan dugaan pembaiatan tersebut.
Aswin memastikan penyelidikan akan ditindaklanjuti sebagai bentuk upaya penegakkan hukum. Namun, hal itu harus didasari hasil temuan secara menyeluruh.
"Nanti ada tindak lanjut sesuai fakta hukum yang ditemukan," kata Aswin.
Baca:
Densus 88: Kemenangan Taliban Berdampak kepada Indonesia
Sebelumnya, Lurah Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Suherman, mengatakan warga yang dibaiat salah satunya mendapat doktrin untuk menganggap pemerintah RI tagut. Hal itu diketahui dari pengakuan salah seorang anak kepada orang tuanya.
Anak itu mengaku dibaiat dan disyahadatkan kembali oleh seseorang. Total ada 59 orang yang dibaiat, terdiri dari orang tua dan anak-anak.
Gerakan NII merembet menjadi gerakan pemberontakan bersenjata. Kelompok ini dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Dia ditangkap dan dieksekusi pada 1962. Gerakan yang tidak diakui itu terpecah menjadi kelompok
teroris di Indonesia, yakni Jemaah Islamiyah (JI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JMS)