Jakarta: Aktivitas di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, terganggu usai penembakan belasan warga. Gangguan terjadi karena warga yang kesal melakukan pemalangan jalan.
"Mereka melakukan pemalangan, tepat di Jalan Paros. Nah, akibat dari pemalangan ini lalu lintas macet, sudah barang tentu aktivitas masyarakat di wilayah itu terganggu," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Mohamad Roem Ohoirat saat dikonfirmasi, Rabu, 8 Desember 2021.
Meski begitu, Roem mengatakan situasi di wilayah tersebut aman. Polisi tengah berupaya melakukan pendekatan secara persuasif melibatkan pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat setempat.
"Agar bisa membuka akses jalan di daerah tersebut," kata Roem.
Penembakan terhadap belasan warga itu terjadi pada Selasa dini hari, 7 Desember 2021. Belasan warga terkena tembak peluru karet dan gas air mata saat upaya penjemputan paksa terduga pelaku perusakan tanaman dan pembakaran Kantor Desa Sepa.
Baca: Propam Usut Peristiwa Penembakan Belasan Warga di Maluku
Kericuhan itu terjadi lantaran anggota polisi dihadang dan tidak diperkenankan membawa terduga pelaku. Selain warga, tujuh anggota polisi juga mengalami luka-luka akibat pelemparan batu.
Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Maluku tengah melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP). Guna memastikan proses penjemputan paksa terduga pelaku sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Anggota yang melanggar aturan dipastikan akan ditindak tegas. Polisi tidak akan membela anggota yang bersalah. Total, sudah ada 33 anggota Polda Maluku dipecat dengan tidak hormat akibat melakukan pelanggaran sepanjang 2021.
Jakarta: Aktivitas di Desa Tamilouw, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, terganggu usai
penembakan belasan warga. Gangguan terjadi karena warga yang kesal melakukan pemalangan jalan.
"Mereka melakukan pemalangan, tepat di Jalan Paros. Nah, akibat dari pemalangan ini lalu lintas macet, sudah barang tentu aktivitas masyarakat di wilayah itu terganggu," kata Kabid Humas
Polda Maluku Kombes Mohamad Roem Ohoirat saat dikonfirmasi, Rabu, 8 Desember 2021.
Meski begitu, Roem mengatakan situasi di wilayah tersebut aman. Polisi tengah berupaya melakukan pendekatan secara persuasif melibatkan pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat setempat.
"Agar bisa membuka akses jalan di daerah tersebut," kata Roem.
Penembakan terhadap belasan warga itu terjadi pada Selasa dini hari, 7 Desember 2021. Belasan warga terkena tembak peluru karet dan gas air mata saat upaya penjemputan paksa terduga pelaku
perusakan tanaman dan pembakaran Kantor Desa Sepa.
Baca:
Propam Usut Peristiwa Penembakan Belasan Warga di Maluku
Kericuhan itu terjadi lantaran anggota polisi dihadang dan tidak diperkenankan membawa terduga pelaku. Selain warga, tujuh anggota polisi juga mengalami luka-luka akibat pelemparan batu.
Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Maluku tengah melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP). Guna memastikan proses penjemputan paksa terduga pelaku sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Anggota yang melanggar aturan dipastikan akan ditindak tegas. Polisi tidak akan membela anggota yang bersalah. Total, sudah ada 33 anggota Polda Maluku dipecat dengan tidak hormat akibat melakukan pelanggaran sepanjang 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)