Jakarta: Indonesia Police Watch (IPW) membongkar ada 421 anggota masuk dalam Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Merah Putih yang diketuai eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Ratusan anggota itu disebut polisi elite.
"Satgassus ini adalah polisi elite, karena 421 orang untuk SK/Sprin (Surat Keputusan/Surat Perintah) Satgassus yang terakhir ini adalah orang-orang yang dipilih berdasarkan kedekatan antara pimpinan," kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam webinar, Senin, 5 September 2022.
Dalam Satgassus itu terdapat sejumlah Kapolda di beberapa wilayah menjadi penasihat dan Sambo sebagai ketua. Mereka memilih anggota Satgassus berdasarkan petimbangan personal. Tak ada parameter dalam perekrutan anggota Satgassus.
"Contohnya semua yang terlibat dalam kasus Duren Tiga (penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J) adalah anggota Satgassus dan nyaris tujuh orang yang terkena obstruction of justice ini adalah anggota Satgassus yang sekarang diproses," ungkap Sugeng.
Sugeng menjelaskan anggota Satgassus disebut polisi elite karena setelah bergabung mereka menjadi istimewa dalam kepentingan promosi jabatan dan pendidikan. Anggota yang masuk Satgassus Merah Putih mudah mendapatkan kesempatan pendidikan lebih lanjut.
Seperti anggota berpangkat Kombes bisa mudah ikut Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) untuk mendapatkan pangkat jenderal. Begitu pula yang AKBP, bisa mudah ikut Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) untuk naik jabatan menjadi Kombes.
Sugeng mencontohkan AKP Irfan Widyanto, peraih Adhi Makayasa pada 2010. Irfan adalah satu-satunya penyidik Bareskrim Polri yang menjadi tersangka obstruction of justice kasus Brigadir J. Dia Kasubdit 1 di bawah Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi.
"Ini menjadi pertanyaan aneh mengapa kemudian dia bisa ikut padahal yang melakukan penyelidikan olah tempat kejadian perkara (TKP) adalah Polres Jakarta Selatan (Jaksel) atau Polda Metro Jaya. Ini membuka satu praktek relasi hubungan, dalam Satgassus itu sifatnya personal relasi kuasa yang terjadi itu basisnya kepentingan," ujar Sugeng.
Menurut Sugeng, AKP Irfan dihubungi Irjen Ferdy Sambo untuk datang olah TKP penembakan Brigadir J di rumah dinasnya, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Seharusnya, yang dihubungi adalah Brigjen Andi Rian selaku atasan Irfan di Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum).
"Tapi, atasannya juga tidak tahu. Sehingga, tidak terseret. Jadi personal sekali. Karena ini polisi elite, ada demoralisasi terjadi di kalangan polisi yang bukan anggota Satgassus," ucap Sugeng.
Sugeng menyebut selain polisi elite, kehadiran Satgassus juga membuat tumpang tindih kewenangan. Sebab, penyelidikan dan penyidikan sejatinya kewenangan satuan kerja dari reserse. Di samping itu, Satgassus juga disebut tidak memiliki dasar legalitas yang kuat.
Sugeng mencontohkan tumpang tindih kewenangan itu dirasakan dengan kehadiran Irjen Ferdy Sambo. Dia menjadi Kadiv Propam Polri sekaligus Ketua Satgassus Merah Putih. Hal itu disebut menimbulkan konflik kepentingan yang sangat besar dan juga terjadi pemusatan kekuasaan.
Sambo tiga kali menjabat sebagai Ketua Satgassus sejak Kapolri dijabat oleh Idham Azis. Jabatan Satgassus membuat Sambo memilki kewenangan besar menangani perkara-perkara yang menjadi atensi Kapolri.
"Konflik interest yang besar tentunya bisa terllihat dari tugas kewenangan daripada Kadiv Propam yaitu sebagai pengawal disiplin dan etika dari anggota Polri. Bagaimana kalau Satgassus tersebut melakukan pelanggaran dalam tugas penyelidikan dan penyidikan, jadi antara mereka ini saling menjaga," ungkap Sugeng.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membubarkan Satgassus Polri yang dipimpin Irjen Ferdy Sambo. Pembubaran itu menyusul ditetapkannya Ferdy sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
"Artinya sudah tidak ada lagi satgassus Polri," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis, 11 Agustus 2022.
Namun, Dedi tak membeberkan alasan pembubaran Satgassus yang dibentuk Kapolri terdahulu Tito Karnavian Itu. Tito membentuk Satgassus demi menjaga stabilitas keamanan atas menguatnya gerakan-gerakan radikal.
Jakarta: Indonesia Police Watch (IPW) membongkar ada 421 anggota masuk dalam Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Merah Putih yang diketuai eks Kadiv Propam Polri Irjen
Ferdy Sambo. Ratusan anggota itu disebut polisi elite.
"Satgassus ini adalah polisi elite, karena 421 orang untuk SK/Sprin (Surat Keputusan/Surat Perintah) Satgassus yang terakhir ini adalah orang-orang yang dipilih berdasarkan kedekatan antara pimpinan," kata Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dalam webinar, Senin, 5 September 2022.
Dalam Satgassus itu terdapat sejumlah Kapolda di beberapa wilayah menjadi penasihat dan Sambo sebagai ketua. Mereka memilih anggota Satgassus berdasarkan petimbangan personal. Tak ada parameter dalam perekrutan anggota Satgassus.
"Contohnya semua yang terlibat dalam kasus Duren Tiga (penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias
Brigadir J) adalah anggota Satgassus dan nyaris tujuh orang yang terkena
obstruction of justice ini adalah anggota Satgassus yang sekarang diproses," ungkap Sugeng.
Sugeng menjelaskan anggota Satgassus disebut polisi elite karena setelah bergabung mereka menjadi istimewa dalam kepentingan promosi jabatan dan pendidikan. Anggota yang masuk Satgassus Merah Putih mudah mendapatkan kesempatan pendidikan lebih lanjut.
Seperti anggota berpangkat Kombes bisa mudah ikut Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) untuk mendapatkan pangkat jenderal. Begitu pula yang AKBP, bisa mudah ikut Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) untuk naik jabatan menjadi Kombes.
Sugeng mencontohkan AKP Irfan Widyanto, peraih Adhi Makayasa pada 2010. Irfan adalah satu-satunya penyidik Bareskrim Polri yang menjadi tersangka
obstruction of justice kasus Brigadir J. Dia Kasubdit 1 di bawah Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi.
"Ini menjadi pertanyaan aneh mengapa kemudian dia bisa ikut padahal yang melakukan penyelidikan olah tempat kejadian perkara (TKP) adalah Polres Jakarta Selatan (Jaksel) atau Polda Metro Jaya. Ini membuka satu praktek relasi hubungan, dalam Satgassus itu sifatnya personal relasi kuasa yang terjadi itu basisnya kepentingan," ujar Sugeng.
Menurut Sugeng, AKP Irfan dihubungi Irjen Ferdy Sambo untuk datang olah TKP penembakan Brigadir J di rumah dinasnya, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Seharusnya, yang dihubungi adalah Brigjen Andi Rian selaku atasan Irfan di Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum).
"Tapi, atasannya juga tidak tahu. Sehingga, tidak terseret. Jadi personal sekali. Karena ini polisi elite, ada demoralisasi terjadi di kalangan polisi yang bukan anggota Satgassus," ucap Sugeng.
Sugeng menyebut selain polisi elite, kehadiran Satgassus juga membuat tumpang tindih kewenangan. Sebab, penyelidikan dan penyidikan sejatinya kewenangan satuan kerja dari reserse. Di samping itu, Satgassus juga disebut tidak memiliki dasar legalitas yang kuat.
Sugeng mencontohkan tumpang tindih kewenangan itu dirasakan dengan kehadiran Irjen Ferdy Sambo. Dia menjadi Kadiv Propam
Polri sekaligus Ketua Satgassus Merah Putih. Hal itu disebut menimbulkan konflik kepentingan yang sangat besar dan juga terjadi pemusatan kekuasaan.
Sambo tiga kali menjabat sebagai Ketua Satgassus sejak Kapolri dijabat oleh Idham Azis. Jabatan Satgassus membuat Sambo memilki kewenangan besar menangani perkara-perkara yang menjadi atensi Kapolri.
"Konflik
interest yang besar tentunya bisa terllihat dari tugas kewenangan daripada Kadiv Propam yaitu sebagai pengawal disiplin dan etika dari anggota Polri. Bagaimana kalau Satgassus tersebut melakukan pelanggaran dalam tugas penyelidikan dan penyidikan, jadi antara mereka ini saling menjaga," ungkap Sugeng.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membubarkan Satgassus Polri yang dipimpin Irjen Ferdy Sambo. Pembubaran itu menyusul ditetapkannya Ferdy sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
"Artinya sudah tidak ada lagi satgassus Polri," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis, 11 Agustus 2022.
Namun, Dedi tak membeberkan alasan pembubaran Satgassus yang dibentuk Kapolri terdahulu Tito Karnavian Itu. Tito membentuk Satgassus demi menjaga stabilitas keamanan atas menguatnya gerakan-gerakan radikal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)