Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyikapi pernyataan Wali Kota (Walkot) Medan Bobby Afif Nasution yang mendorong polisi tegas terhadap pelaku begal hingga menembak mati. Kompolnas lebih setuju dengan tindakan tegas dan terukur terhadap pelaku kejahatan tersebut.
"Nah dalam konteks pelaksanaan tugas kepolisian, memberantas atau menindak kejahatan, seperti maraknya begal di Kota Medan ya tentu memang diperlukan tindakan tegas, tapi terukur," kata Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim kepada Medcom.id, Sabtu, 15 Juli 2023.
Soal dorongan menembak mati begal, dia mengaku perlu mendengar langsung dari Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution. Hal ini untuk memastikan dukungan tembak mati seperti apa yang dimaksud.
Sebab, kata Yusuf, bila berinteraksi dengan masyarakat Kota Medan sering terdengar kata-kata mati. Dia memaknai perkataan mati warga Medan dalam pergaulan dan interaksi sosial tidak bermakna mati yang dimaksud meninggal dunia.
"Sehingga apabila seandainya terucap kata "mati" dari Wali Kota Medan, bisa dipahami bukan dalam arti meninggal dunia, melainkan bisa dimaknai tindakan tegas," ucap Yusuf.
Kompolnas lebih mendorong polisi melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap pelaku kejahatan, termasuk begal. Menurut dia, ketegasan yang terukur apabila menuntut penggunaan kekuatan seperti senjata api.
Namun, dalam menindak kejahatan, Yusuf mengingatkan harus memenuhi standar profesionalisme. Sesuai yang diatur dalam Perkap Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Implementasi Prinsip-Prinsip HAM dan Perkap Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Kekuatan.
"Saya sebagai anggota Kompolnas, tetap mendorong profesionalisme penggunaan kekuatan senjata api untuk melindungi nyawa manusia, sehingga tindakan melumpuhkan kriminal menjadi pilihan utama," ungkap Yusuf.
Yusuf mengatakan upaya preventif terhadap terjadinya kriminalitas tetap harus dikedepankan kepolisian. Upaya itu disebut bisa dilakukan dengan mengintensifkan patroli dan memperbanyak CCTV di titik rawan kejahatan.
"Dan terus lakukan pembuntutan terhadap siapa pun yang telah patut dicurigai akan melakukan kejahatan atau bahkan telah menjadi sindikat kejahatan, seperti adanya jaringan begal," ujar anggota lembaga pengawas eksternal Polri itu.
Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution mendorong polisi menembak mati begal. Hal itu disampaikan dalam cuitan di Twitter beberapa waktu lalu.
Dia berkomentar karena geram dengan aksi begal yang marak terjadi di kotanya. "Kejahatan begal dan geng motor saat ini sudah sangat mengkhawatirkan masyarakat dan harus ditindak tegas. Apalagi para pelaku yang sudah melakukan aksi tersebut berulang kali. Untuk itu, saya harap pihak kepolisian lebih tegas untuk menindak para pelaku di lapangan walaupun harus ditembak mati," kata menantu Presiden Jokowi itu dalam cuitan di Twitter pribadinya seperti dilihat Medcom.id, Sabtu, 15 Juli 2023.
Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyikapi pernyataan Wali Kota (Walkot) Medan Bobby Afif Nasution yang mendorong
polisi tegas terhadap pelaku
begal hingga menembak mati.
Kompolnas lebih setuju dengan tindakan tegas dan terukur terhadap pelaku kejahatan tersebut.
"Nah dalam konteks pelaksanaan tugas kepolisian, memberantas atau menindak kejahatan, seperti maraknya begal di Kota Medan ya tentu memang diperlukan tindakan tegas, tapi terukur," kata Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim kepada Medcom.id, Sabtu, 15 Juli 2023.
Soal dorongan menembak mati begal, dia mengaku perlu mendengar langsung dari Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution. Hal ini untuk memastikan dukungan tembak mati seperti apa yang dimaksud.
Sebab, kata Yusuf, bila berinteraksi dengan masyarakat Kota Medan sering terdengar kata-kata mati. Dia memaknai perkataan mati warga Medan dalam pergaulan dan interaksi sosial tidak bermakna mati yang dimaksud meninggal dunia.
"Sehingga apabila seandainya terucap kata "mati" dari Wali Kota Medan, bisa dipahami bukan dalam arti meninggal dunia, melainkan bisa dimaknai tindakan tegas," ucap Yusuf.
Kompolnas lebih mendorong polisi melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap pelaku kejahatan, termasuk begal. Menurut dia, ketegasan yang terukur apabila menuntut penggunaan kekuatan seperti senjata api.
Namun, dalam menindak kejahatan, Yusuf mengingatkan harus memenuhi standar profesionalisme. Sesuai yang diatur dalam Perkap Nomor 8 Tahun 2009 Tentang Implementasi Prinsip-Prinsip HAM dan Perkap Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Kekuatan.
"Saya sebagai anggota Kompolnas, tetap mendorong profesionalisme penggunaan kekuatan senjata api untuk melindungi nyawa manusia, sehingga tindakan melumpuhkan kriminal menjadi pilihan utama," ungkap Yusuf.
Yusuf mengatakan upaya preventif terhadap terjadinya kriminalitas tetap harus dikedepankan kepolisian. Upaya itu disebut bisa dilakukan dengan mengintensifkan patroli dan memperbanyak CCTV di titik rawan kejahatan.
"Dan terus lakukan pembuntutan terhadap siapa pun yang telah patut dicurigai akan melakukan kejahatan atau bahkan telah menjadi sindikat kejahatan, seperti adanya jaringan begal," ujar anggota lembaga pengawas eksternal Polri itu.
Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution mendorong polisi menembak mati begal. Hal itu disampaikan dalam cuitan di Twitter beberapa waktu lalu.
Dia berkomentar karena geram dengan aksi begal yang marak terjadi di kotanya. "Kejahatan begal dan geng motor saat ini sudah sangat mengkhawatirkan masyarakat dan harus ditindak tegas. Apalagi para pelaku yang sudah melakukan aksi tersebut berulang kali. Untuk itu, saya harap pihak kepolisian lebih tegas untuk menindak para pelaku di lapangan walaupun harus ditembak mati," kata menantu Presiden Jokowi itu dalam cuitan di Twitter pribadinya seperti dilihat
Medcom.id, Sabtu, 15 Juli 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)