Jakarta: Taufik Bulaga alias Upik Lawanga, teroris asal Lampung jaringan Jemaah Islamiyah (JI), dijuluki profesor oleh rekannya. Julukan itu disematkan lantaran Upik memiliki keahlian teroris tinggi hasil berguru dari teroris asal Malaysia, Dr Azahari bin Husin.
“Karena keahlian terornya, Upik Lawanga ini dijuluki sebagai profesor oleh rekannya dan merupakan aset JI,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, saat dihubungi, Rabu, 16 Desember 2020.
Ahmad mengatakan Upik menyerap banyak ilmu dari Dr Azahari. Mulai keahlian merakit bom berdaya ledak tinggi (high explosive), senjata api, hingga kemampuan militer.
Upik juga menjadi dalang beberapa teror bom seperti Bom Tentena, Bom GOR Poso, dan Bom Pasar Sentral. Dia juga terlibat dalam sejumlah teror lain selama 2004 hingga 2006.
Baca: Teroris Otak Bom Bali Juga Dalang di Balik Kerusuhan Poso
Setelah 18 tahun buron, Upik ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Seputih Banyak, Lampung Tengah, Senin, 23 November 2020 pukul 14.35 WIB. Polri menyita delapan bilah senjata tajam, satu senjata api rakitan, satu senjata angin, satu busur silang (crossbow), satu panah, 13 peluru, serta satu bungker kedalaman 12 meter.
“Bungker dibuat JI untuk menyimpan alat peledak komponen bom dalam melakukan tindak pidana terorisme,” terang Ahmad.
Sebanyak 23 teroris yang tergabung dalam JI dipindahkan dari Lampung ke Jakarta. Dua orang di antaranya masuk daftar pencarian orang (DPO), Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dan Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman.
Jakarta: Taufik Bulaga alias Upik Lawanga,
teroris asal Lampung jaringan Jemaah Islamiyah (JI), dijuluki profesor oleh rekannya. Julukan itu disematkan lantaran Upik memiliki keahlian teroris tinggi hasil berguru dari teroris asal Malaysia, Dr Azahari bin Husin.
“Karena keahlian terornya, Upik Lawanga ini dijuluki sebagai profesor oleh rekannya dan merupakan aset JI,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, saat dihubungi, Rabu, 16 Desember 2020.
Ahmad mengatakan Upik menyerap banyak ilmu dari Dr Azahari. Mulai keahlian merakit bom berdaya ledak tinggi (
high explosive), senjata api, hingga kemampuan militer.
Upik juga menjadi dalang beberapa teror bom seperti Bom Tentena, Bom GOR Poso, dan Bom Pasar Sentral. Dia juga terlibat dalam sejumlah teror lain selama 2004 hingga 2006.
Baca:
Teroris Otak Bom Bali Juga Dalang di Balik Kerusuhan Poso
Setelah 18 tahun buron, Upik ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Seputih Banyak, Lampung Tengah, Senin, 23 November 2020 pukul 14.35 WIB. Polri menyita delapan bilah senjata tajam, satu senjata api rakitan, satu senjata angin, satu busur silang (
crossbow), satu panah, 13 peluru, serta satu bungker kedalaman 12 meter.
“Bungker dibuat JI untuk menyimpan alat peledak komponen bom dalam melakukan tindak pidana terorisme,” terang Ahmad.
Sebanyak 23 teroris yang tergabung dalam JI dipindahkan dari Lampung ke Jakarta. Dua orang di antaranya masuk daftar pencarian orang (DPO), Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dan Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)