Jakarta: Pelaku Bom Bali 1, Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman, disebut menguasai sejumlah wilayah sebagai target terorisme. Wilayah tersebut dinamai Mantiqi.
"Wilayahnya tidak hanya di Indonesia, tapi juga Malaysia dan Singapura," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 18 Desember 2020.
Argo mengatakan Zulkarnaen menguasai empat Mantiqi, yaitu Mantiqi I, Malaysia dan Singapura. Mantiqi II, Indonesia bagian barat.
Mantiqi III, Indonesia bagian Timur, dan Mantiqi IV, Australia. Zulkarnaen berperan sebagai Panglima Askari di jaringan Jemaah Islamiyah (JI) dalam struktur 1998.
(Baca: Penangkapan 21 Teroris Buka Jalan Memburu Pelaku Bom Bali 1)
"Di dalam struktur itu hampir lengkap, ada Amir-nya (pemimpin), ada bidang yang membawahi. Bidang pendidikan, sumber daya manusia, bidang ekonomi, juga bagian lain. Semua hampir sama seperti organisasi biasa," ungkap Argo.
Zulkarnaen memiliki kemampuan sebagai arsitek atau otak peristiwa teror bom. Dia memiliki kemampuan merencanakan rangkaian peristiwa pengeboman.
Argo menyebut Zulkarnaen ikut mempersiapkan Bom Bali 1 pada 2002, otak Bom Marriott pertama pada 2003, dan Bom Kedutaan Besar Australia pada 2004. Dia juga menjadi dalang Bom Bali 2 pada 2005.
Zulkarnaen, 57, ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di kediamannya, Gang Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Kamis, 10 Desember 2020. Dia dibekuk tanpa perlawanan.
Jakarta: Pelaku Bom Bali 1, Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman, disebut menguasai sejumlah wilayah sebagai target
terorisme. Wilayah tersebut dinamai Mantiqi.
"Wilayahnya tidak hanya di Indonesia, tapi juga Malaysia dan Singapura," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 18 Desember 2020.
Argo mengatakan Zulkarnaen menguasai empat Mantiqi, yaitu Mantiqi I, Malaysia dan Singapura. Mantiqi II, Indonesia bagian barat.
Mantiqi III, Indonesia bagian Timur, dan Mantiqi IV, Australia. Zulkarnaen berperan sebagai Panglima Askari di jaringan Jemaah Islamiyah (JI) dalam struktur 1998.
(Baca:
Penangkapan 21 Teroris Buka Jalan Memburu Pelaku Bom Bali 1)
"Di dalam struktur itu hampir lengkap, ada Amir-nya (pemimpin), ada bidang yang membawahi. Bidang pendidikan, sumber daya manusia, bidang ekonomi, juga bagian lain. Semua hampir sama seperti organisasi biasa," ungkap Argo.
Zulkarnaen memiliki kemampuan sebagai arsitek atau otak peristiwa teror bom. Dia memiliki kemampuan merencanakan rangkaian peristiwa pengeboman.
Argo menyebut Zulkarnaen ikut mempersiapkan Bom Bali 1 pada 2002, otak Bom Marriott pertama pada 2003, dan Bom Kedutaan Besar Australia pada 2004. Dia juga menjadi dalang Bom Bali 2 pada 2005.
Zulkarnaen, 57, ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di kediamannya, Gang Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Kamis, 10 Desember 2020. Dia dibekuk tanpa perlawanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)